SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. KOK GAK JELAS GINI SIH?
Nggapleki cak Jo itu, mosok aku dikatain halu lah, bipo lah, narsistik lah.. Bakol sego goreng nggateli kok!
Tadi memang bener aku liat ada orang yang lagi berdiri sambil bawa cangkul dan obor, tapi ketika fokus aku alihkan untuk bayar nasi goreng, eh ndadak orang aneh itu udah nggak ada di dekat sampah-sampah.
Terus terang masalah ini bikin aku ngantok, apalagi setelah makan nasi goreng.
“Hmm masih jam 20.30, tapi aku udah ngantuk nemen”
Lebih baik aku kunci dulu pagar depan kosan, soale kosan kosong, cumak tinggal aku ae yang ada disini.
Hari ini hari jumat malam, biasanya teman kosanku pada pulang ke rumah masing-masing. Yah biasa mereka anak mama yang nggak bisa terlalu lama pergi dari rumahnya.
Lha aku, apa aku nggak pulang?
Gak!.... aku kan anak cul culan, wis diculkan dan bisa carik makan sendiri, jadi ya belum atau nggak kangen sama suasana rumah.
Kalok kata cak Jo tadi aku ini koyok anak buangan, wis dibuwak sama orang tuaku, yancok kok cak Jo iku.
Malah kalau aku pulang, orang tuaku bilang gini…lapo koen kok moleh iku, bapak karo ibumu sik mblenger ndelok raimu, minggato sek le, ngkok nek bapak ibumu wis kangen, koen moleho.
Adiku malah bilang gini. Mas nggak usah pulang dulu, soale kamarnya mas tak buat kandang garangan. Opo gak nggateli adiku ini.
Tapi nggak papa, masio gitu aku sayang sama keluargaku hihihihi. Disini aku bisa dapat uang dari jualan barang-barang lawasanku. Nggak cuma lawas, aku juga jualan pakaian dan sepatu import meskipun itu bekas pakai.
“Tak ngunci pagar kosan sik ah”
Kubukak pintu kamar kosan, jarak antara kamarku ke pagar depan mungkin sekitar lima belas meteran, tapi nggak tau nek kondisi kosan sepi gini aku ya agak merinding kalok harus ke depan.
Bukanya apa se, cuma kan di dekat pagar itu ada pohon sukun yang lumayan tinggi, dan kalau malam gini pas lewat di bawahnya seperti aku dipaksa untuk mendongak keatas gitu, tapi aku sebisa mungkin nggak ndangak, ya takut ae nek pas ndangak tau tau ada yang gelantungan diatas.
“Chok sepine rek”
“Nuwun sewu mbah, kulo bade ngunci pager njih”
Hehehe ada baiknya kita sapa siapapun yang ada di atas pohon sukun itu, siapa tau ada mahluk di atas yang tugasnya menjaga kosan ini hehehe.
“Hufff akhirnya sampai juga di kamarku hihihi, saiki saatnya turoook ena ena”
Tapi tadi waktu aku di depan rasanya ada yang janggal, kok sepi nemen ya, nggak ada suara mobil atau motor. Suara musik koploan cak Jo yang biasanya diputar keras juga nggak kedengeran.
Padahal lho saiki masih jam 20.30 an kan, eh tapi kok sepi ya di luar sana. Sik sik apa jam dindingku yang nggak cocok ya.
“EH YANCOK!”
“Kok jamnya udah berubah jadi jam 23.45, lhooo opo tadi aku salah liat ta?”
Ancuk, merinding rek.
Kok jamnya bisa berubah gitu, tapi aku yakin tadi aku pasti salah lihat, yakin wis tadi mungkin mataku lagi nggak awas.
Cuma setahuku di jalan depan kosan ini nggak pernah sepi meskipun tengah malampun, tapi tadi waktu aku ke depan rasanya kayak nggak ada kehidupan sama sekali.
Juga aku kok merasa ada yang sedang mengawasi, tetapi tadi aku tolah-toleh di luar kamar, nggak ada orang sama sekali.
Sekarang aku malah nggak ngantuk blas, malah mataku melek koyok motone koceng, yancok ogh!
Suasana sangat hening di sekitar kosan, apalagi ditambah penghuninya pada pulang kampong semua.
“Eh sik……Yangkrek, suara opo iku?”
Koyoke dari kamar sebelah,
Aku terdiam dan berusaha mempertajam indera pendengaranku, aku berusaha menangkap suara yang tadi sempat kudengar.
Ya, samar-samar aku dengar suara seperti ada aktifitas dikamar yang dihuni temenku yang biasa aku panggil Celenk.
Koyok suara orang yang lagi nyangkul sesuatu “crak crak crak” tapi suaranya lemah sekali. Tapi aku yakin suara itu berasal dari kamarnya celenk.
Nggateli cok, aku kok tambah merinding ngene…..
Eh suara itu kok makin lama makin jelas ya, tadi sih suara itu hanya samar saja, tapi sekarang wis nggak samar lagi, ada orang di kamar sebelah..
Waduh jangan-jangan itu maleng.
Eh tak nyetel musik ajalah, tak bikin volumenya keras, siapa tau malengnya pergi. Kebetulan aku punya seperangkat alat solat.
Bukan, eh seperangkat pemutar musik blutut yang aku beli bekas dari temanku yang butuh uwang buat beli EM kapsul, gara-gara pacarnya wis telat seminggu.
CLAP!
“YANCOK, LESTREKNYA MATEK!”
“Nggateli cuk apes temen aku!”
Apes-apes, pas kondisi gini kok tiba-tiba listrik mati.
Sik kalok nggak salah aku nyimpen lilin di pojokan, bekas dulu temenku si celeng cobak-cobak ngepet.
Aku ambil korek api yang selalu ada di tempat yang aku sudah hapal, meskipun dalam keadaan gelap sekalipun.
Ya, aku punya tempat persembunyian untuk rokok dan korek ku, biasalah biar temen-temenku nggak kurang ajar kebiasaan asal ambil rokok aja.
“Agh akhirnya lilin sudah ketemu juga”
Sik, tapi kok tak pegang-pegang bentuk lilinya kok aneh ya, kok permukaan lilinnya berkerut kayak wortel gini, dan eh…. ini panjang lilinya nggak normal.
Tak raba-raba ini panjang lilinya mungkin sekitar 30 centian, dan bentuknya ini berkerut kayak wortel gitu. Ujung lilinya juga nggak ada sumbunya.
Eh terus diameter lilin ini kok lebar juga. Tapi perasaan aku nggak nyimpen lilin china warne merah yang diameternya agak lebar dari pada lilin biasa
Asyu!, opo sing tak pegang ini?
Kunyalakan korek apiku agar aku bisa tau lilin jenis apa yang sedang aku pegang ini. Ketika api dari korek sudah nyala.
“NGGUATELI CYIOOOOK…. INI KONTILA KONTILAAN!”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣