setelah tiga tahun menjalani rumah tangga bersama dengan Amran, Zahira tetap tidak bisa membuat lelaki itu mencintainya. Amran selalu memperlakukan Zahira dengan sangat kejam. Seakan Zahira adalah barang yang tidak berguna.
sebaik apapun hal yang sudah Zahira lakukan, selalu saja tidak bernilai dan kurang di mata Amran.
" aku ingin bercerai!" ucap Zahira dengan lugas. meskipun tanganya mengepal kuat, namun semua itu adalah refleksi dirinya agar kuat dan tidak goyah dengan rayuan Amran.
" memangnya kau bisa apa setelah bercerai dariku?" Amran selalu bisa menghina Zahira dan melukai harga diri wanita itu.
Amran membuang wanita itu dan Zahira bertekad untuk tidak memberikan kesempatan bagi Amran. Lelaki yang tidak bisa lepas dari hutang budinya pada wanita lain, tidak akan Zahira pikirkan lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" cabut berkas perceraian maka akan aku berikan biola mu" lanjut Amran sambil berjalan mendekat.
Zahira mendengus lalu tersenyum mengejek. matanya menatap lurus ke arah wajah Amran. Zahira melihat di ujung pelipis lelaki itu terdapat bekas luka akibat pertengkaran mereka beberapa waktu yang lalu.
Namun hatinya tidak melunak sama sekali. Dia merasa Amran memang pantas mendapatkan nya.
" Amran, apa yang sedang kamu coba pertahankan dari pernikahan kita. Malam ini saja kamu berani membawa kekasih mu kemari. Bukankah itu artinya kita seharusnya berpisah?" Nadanya begitu mengejek. Apa yang lelaki itu katakan sama sekali tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan.
" aku nggak membawanya, dia datang sendiri" jelas Amran cepat. Dia tidak mau ada kesalahpahaman lagi. Namun sayangnya penjelasan nya terkesan berbohong di mata Zahira.
" aku sudah menduga. Kamu nggak akan pernah mau mengaku bersalah Amran. Apa yang kamu inginkan selalu kamu paksa terjadi. Bukan begitu? "
" Aku akan mengirimnya ke luar negeri. Dia tidak akan bisa mengganggumu atau mengganggu keluarga Malik lagi"
Bagi Amran Penjelasan ini di rasa cukup untuk menenangkan pikiran Zahira.
Zahira yang mendengar nya merasa sedikit terkejut sekaligus tidak terima, namun dengan pintar dia menyembunyikan nya. " tapi aku tidak peduli Amran. Saat ini aku sudah tidak peduli lagi mau apapun yang kalian lakukan. Dia sudah menghina harga diriku. Setelah apa yang dia lakukan pada ku dan keluarga ku, kamu masih tidak bisa menghukumnya bukan? Kamu pikir mengirimkan ke luar negeri menjadi penyelesaian atas semua masalah yang dia timbulkan. . . Kali ini aku tidak akan memaksa mu melakukan keadilan tapi aku mohon, .. kita .. harus berpisah"
Nafasnya bergemuruh serta suara yang tidak stabil. Sekali lagi di depannya Zahira kehilangan kontrol atas dirinya dan meluapkan segala emosi nya. Dia juga masih terus bersikukuh melanjutkan perceraian.
Terkadang hal ini benar-benar membuat Amran frustrasi. Bukankah dia sudah menjauhkan Amel dari rumah tangga mereka. apalagi yang Zahira inginkan.
" aku katakan untuk yang terakhir kalinya. Keputusan ku tidak akan berubah. Kita tidak akan berpisah Zahira. Kau akan selamanya menjadi nyonya Renaldi!"
keduanya terdiam, saling melemparkan pandangan dengan tatapan saling menusuk. Amran berusaha menahan diri agar tidak kembali mengulang perbuatan kejamnya. Zahira juga menguatkan hati agar tidak gentar meminta perceraian.
Padahal menurut Zahira mudah sekali bagi Amran untuk menceraikannya. Sejak awal lelaki itu sudah memiliki alasan agar rumah tangga mereka selesai.
Amran juga memiliki cara untuk bisa mengambil kembali hati Zahira. Dengan kekuasaannya Amran bisa dengan mudah membantunya membersihkan harga dirinya di media bisnis, atau menyelesaikan kasus pelaporan yang keluarga Wijaya layangkan.
Tapi Amran tidak melakukan apapun. Dia berdalih telah melakukan segalanya tapi nyatanya nol besar. Dia hanya berdiam diri melihat keluarga Malik di injak-injak seperti ini. Kesabaran Zahira benar -benar hampir habis jika terus meladeni Amran yang tak merasa bersalah.
" aku tetap akan melanjutkan perkara perceraian kita" ucap Zahira tegas.
Zahira berjalan mendekati pintu. Dia akan mencari biolanya di tempat lain. Biola pemberian mendiang ayahnya jelas sangat berarti baginya.
Dia sudah kehilangan cinta nya untuk Amran. jangan sampai terjadi juga untuk cinta pertama nya.
" Zahira ! Kita belum selesai! " pintu terbuka dan di sana terlihat pelayan yang menunduk. Dia menunggu sejak tadi.
" tu tuan... Nona Amel .. Dia.. " pelayan itu bukannya tidak memahami situasi. Tetapi Amel di kenal wanita yang nekat. Wanita itu bersikukuh ingin bertemu dengan Amran jika tidak dia akan terus berteriak.
Zahira menoleh sejenak ke arah Amran lalu melanjutkan pencariannya ke ruangan lainnya.
Amran kesal sekali, dia mau tak mau pergi ke ruang kerjanya. Karena di sanalah Amel terkunci.
Setelah terbuka, Amran langsung masuk dan berkata dengan tatapan nyalang " apa lagi yang kamu inginkan? Besok adalah hari keberangkatan mu kenapa masih belum bersiap?"
Di bentak seperti itu, Amel yang sejak tadi tidak terima kini langsung menangis.
" saya mohon pak saya tidak mau pergi, hiks. Saya ingin berbicara dengan Nona Zahira. Saya akan meminta maaf..."
Amran memejamkan matanya sambil menarik nafas panjang. " sudah ku katakan semuanya tidak ada hubungannya dengan Zahira. Ini murni keputusan ku sendiri. Jadi lebih baik, sekarang kamu pulang. atau aku malah melakukan hal buruk lainnya"
Amel belum pernah melihat Amran semarah ini. Amel tak ingin bersitegang dan malah membuat hubungan nya dengan Amran rusak.
Wanita itu dengan di bantu pelayan serta sopir dari keluarga Wijaya meninggalkan Villa Renaldi dengan perasaan sedih.
Sesaat setelahnya Amran pergi mencari keberadaan Zahira. Sayangnya pelayan mengatakan jika wanita itu telah pergi beberapa saat yang lalu tanpa membawa biola.
Amran tidak heran karena sebenarnya dialah yang menyembunyikan benda itu. Dia paham seberapa besar nilai biola itu bagi Zahira. Maka sebab itu benda itu akan menjari alat tukar yang cukup bagus untuk hubungan mereka.
...
keesokan harinya sekitar pukul 7 pagi keluarga Wijaya mendapatkan informasi jika petugas kepolisian menangkap salah satu anak buahnya.
Dari pengacara mereka, menjelaskan jika tuan Amran sudah membuat laporan atas kasus pencemaran nama baik dan UU IT.
Nyonya Wijaya sontak langsung lemas. kekalahan keluarga Wijaya sudah di depan mata. Dia harus segera melakukan sesuatu.
Dengan langkah cepat dia masuk ke kamar Amel. putrinya harus membuat kesepakatan sebelum mereka pergi.
" Amel.. Tolong keluarga Wijaya Amel... Tolonglah ibumu... "
cuma istrinya aja kelewat bego, mau²nya di manfaatin sm laki modelan kek gt
na'udzubillah...