NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fajarina

Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.

Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.

Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

wanita ular

WINA MEMILIH pergi dari ruangan dimana Aruna dirawat. Meninggalkan Fahri dan cewek itu berdua saja di sana. Tidak apa-apa pikirnya. Dia tidak perlu takut membiarkan mereka berbicara empat mata kali ini.

Fahri perlahan berjalan melangkah mendekati Aruna. Matanya sendu menatap pada cewek yang sangat berarti baginya itu. Dia dapat melihat kesedihan di balik tatapan mata cewek itu.

Fahri duduk di dekat Aruna. Tapi cewek itu justru memalingkan mukanya. Membuatnya hanya bisa melihat rambut belakang cewek itu. Padahal dia tidak tahu kalau saat ini Aruna sedang menangis.

“Apa kamu sudah makan?” tanya Fahri melirik mangkuk bubur yang masih belum tersentuh di atas meja.

“Tidak usah basa-basi. Langsung saja katakan apa yang ingin kamu sampaikan,” balas Aruna mengusap air matanya.

“Aku hanya ingin meminta maaf padamu.”

“Minta maaf? Untuk apa?” heran Aruna dengan nada suara kesal.

“Untuk semua rasa sakit yang kamu rasakan karena aku.”

“Tidak perlu meminta maaf. Salahku karena miliki perasaan padamu. Seharusnya aku sadar diri. Aku tidak pantas denganmu,” ujar Aruna mendengus getir.

“Kamu pantas dengan siapapun Aruna. Jangan menganggap rendah dirimu seperti itu.”

“Aku pantas dengan siapapun kecuali dirimu kan? Karena Wina yang lebih layak bersamamu. Benar begitu?” tukas Aruna akhirnya menoleh menatap dengan senyuman getir pada cowok itu.

“Sekarang aku tanya. Jika kamu merasa aku pantas bersama denganmu. Kenapa kamu memilih bertunangan dengannya? Sementara itu aku di sini menanti kepastian yang tidak jelas apakah kita berdua ini memiliki hubungan yang lebih atau Cuma sekedar sahabat.”

“Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya Aruna. Percaya padaku,” ungkap Fahri yang membuat Wina yang sedang menguping pembicaraan mereka berdua hanya bisa tersenyum masam.

“Kalau begitu batalkan saja pertunangan kalian,” pinta Aruna mengenggam tangan milik cowok itu.

Fahri tampak memikirkan sesuatu. Ada hal yang tidak dapat dia katakan pada cewek itu. Dengan berat hati perlahan dia menarik tangannya dari rangkulan tangan milik Aruna.

“Maaf tapi aku tidak bisa melakukannya,” ucap Fahri dengan kepala tertunduk tidak sanggup menatap langsung mata Aruna.

Wina yang menyaksikan itu seketika tersenyum sinis. Melihat wajah Aruna yang seperti akan menangis membuat senyumnya semakin melebar. Ini adalah tanda kemenangannya.

“Tapi kenapa?” tanya Aruna pelan.

Fahri diam tidak membalas. Membuat air mata perlahan mengalir di pipi Aruna. Dengan suara bergetar dia menyuruh cowok itu untuk keluar dari kamar rawatnya.

“Aku ingin kamu tahu Aruna. Tidak ada cewek lain yang aku suka selain dirimu,” ucap Fahri seraya memeluk erat Aruna meski hanya berlangsung sesaat karena cewek itu yang segera mendorongnya menjauh.

“Berhenti bicara omong kosong dan pergi dari sini Fahri!” kesal Aruna dengan nada suara meninggi.

“Baiklah aku akan pergi,” balas Fahri tersenyum miris menatap Aruna dan perlahan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu.

Saat keluar dari sana dia bertemu dengan Wina. Dia memandang dingin pada cewek itu dengan tangan terkepal. “Apa kamu sudah puas sekarang?”

“Sedikit. Setidaknya kamu dapat bertemu denganya ‘kan? Sekarang ayo pulang,” sahut Wina mendengus geli.

Setelah itu beberapa orang pengawal pribadi langsung membekap kedua lengan Fahri agar cowok itu tidak kabur. Mereka buru-buru membawa cowok itu menuju parkiran diikuti oleh Wina di belakang mereka.

*****

Hari ini adalah hari dimana pernikahan Fahri dan Wina berlangsung. Bagi Wina saat ini adalah momen paling membahagiakan untuknya. Tapi sebaliknya untuk Aruna.

Perasaannya benar-benar hancur sekarang. Ini adalah akhir dari kisahnya bersama Fahri. Cowok yang selama ini berada di hatinya.

Dia harus rela melepaskan Fahri untuk bersama dengan Wina.

Meski begitu tetap saja hatinya tidak dapat berbohong. Kalau sebenarnya dia tak ingin jika Fahri menikah bersama Wina. Hatinya kecilnya berkata kalau seharusnya dia yang saat ini bersanding bersama cowok yang menjadi sahabatnya dari kecil itu.

Kali ini kenyataan benar-benar mempermainkan Aruna. Rasanya dia ingin marah pada seseorang. Tapi siapa yang harus disalahkan? Bukankah itu dirinya sendiri? Karena telah memiliki perasaan untuk Fahri.

Tak terasa air matanya mengalir begitu saja di pipinya. Menatap sendu pada pemandangan kota pagi itu. Meski mendapat undangan di acara pernikahan Fahri dan Wina. Aruna lebih memilih untuk tidak datang.

Mengetahui kabar pernikahan mereka saja sudah membuat hatinya remuk. Apalagi jika harus menyaksikan langsung. Aruna tidak ingin mengundang perhatian di acara itu. Akan lebih baik jika begini.

Aruna tersenyum kecil dengan wajah yang masih berlinang air mata. Kalau dipikir-pikir lucu juga. Dia masih tidak menyangka. Fahri yang dia kenal sedari kecil. Kini sudah menikah saja.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Jika saja dia tidak memiliki perasaan pada cowok itu. Mungkin saja hari ini dia juga ikut berbahagia bersama mereka.

Lagi-lagi yang harus disalahkan adalah perasaannya. Kenapa Aruna harus memiliki perasaan untuk Fahri? Seharusnya dia tidak memiliki perasaan ini.

Aruna meremas dadanya yang sesak. Dia terduduk bersandar pada dinding gedung pencakar langit itu. Tempat dimana dulu Fahri pernah mengajaknya setelah acara kelulusan sekolah menengah atas mereka.

Aruna menangis sejadi-jadinya di sana. Berteriak sekeras yang dia mau. Melampiaskan rasa sakitnya. Saat dia menatap langit yang berselimut awan gelap. Perlahan rintik hujan mulai berjatuhan.

Rintik hujan menyatu bersama air matanya yang masih terus mengalir di pipinya. Suara gemuruh terasa begitu jelas di atas ketinggian gedung itu. Tak beberapa lama terlihat cahaya kilat yang menyambar.

Bukannya bergegas pergi. Aruna justru menikmati apa yang sedang terjadi saat itu. Entah kenapa mendengar suara gemuruh dan menatap kilatan petir itu membuatnya sedikit tenang.

Cukup lama Aruna berada di sana, di tengah derasnya hujan. Bibirnya terlihat bergetar karena kedinginan. Seorang petugas kebersihan yang melihat keberadaan Aruna di luar buru-buru meminta dia untuk masuk ke dalam gedung.

Petugas itu memberikan Aruna handuk untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Kemudian Aruna disuruh untuk duduk. Petugas itu bertannya alasan kenapa dia berada di luar dengan keadaan hujan lebat seperti itu. Tapi Aruna hanya diam tidak menjawab.

Saat petugas itu hendak beranjak pergi. Aruna mengucapkan terima kasih karena telah memberinya handuk. Petugas itu pun balas tersenyum dan melangkah pergi dari sana.

Samar-samar Aruna mendengar suara sepatu yang sedang berlari ke arahnya. Saat menoleh dia melihat Arsyad yang datang. Kenapa Arsyad ada di sini pikirnya? Bagaimana cowok itu tahu dia sedang berada di tempat ini?

padahal seharusnya pria itu tidak tau keberadaannya sekarang, tapi entah bagaimana Arsyad bisa menemukannya juga sekarang.

1
Jihat Purnamasari
Biasa
Jihat Purnamasari
Buruk
Anonymous
.
Yuri Lowell
Bersemangat membaca lagi! 💪
🦩NEYRA 🐚
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Valito.C
Dahsyat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!