Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Squishy Bakpao
Malam menjelang pagi, mereka masih tidur sambil berpelukan hingga jam lima pagi perlahan Ray membuka matanya dan melihat rambut hitam Kimberly yang memeluk dirinya seperti memeluk guling.
Kimberly menjadikan dada Ray sebagai bantalnya, tangan kirinya memeluk pinggang Ray sedangkan kaki kirinya memeluk kaki Ray.
'Kamu sangat percaya kalau aku tidak akan melukaimu, terima kasih karena kamu mempercayaiku.' Ucap Ray dalam hati.
"Eugghhhh..."
Pluk
Tanpa sadar Kimberly melenguh bersamaan tangan kirinya yang awalnya memeluk pinggang Ray kini bergerak pindah ke wortel import milik Ray.
Baru kali ini wortel import milik Ray di sentuh seorang gadis dan gadis itu adalah Kimberly. Hal itu membuat Ray sangat terkejut karena sentuhan Kimberly membuat wortel importnya mulai menegang.
'Aduh Kimberly, kenapa adik kecilku kamu pegang?' Tanya Ray sambil mengarahkan tangannya ke tangan Kimberly agar tidak memegang wortel importnya.
Mimpi Kimberly
Kimberly duduk di kursi makan bersama neneknya, setelah selesai makan dan minum neneknya memberikan sesuatu ke Kimberly.
Mata Kimberly berbinar bahagia karena neneknya memberikan mainan SQUISHY BAKPAO.
"Nenek lucu sekali mainannya." Ucap Kimberly sambil menekan perlahan squishy bakpao.
Setelah menekan squishy bakpao, Kimberly melepaskannya dan squishy bakpao kembali ke bentuk semula. Neneknya hanya tersenyum melihat cucu kesayangannya menyukai mainan yang dibelinya.
"Terima kasih Nek, Kimberly suka." Ucap Kimberly.
Kimberly kembali menekan squishy bakpao dengan perlahan dan terkadang mengusapnya berulang kali.
Dunia Nyata
Ketika Ray ingin menarik tangan Kimberly agar tidak menyentuh wortel importnya mendadak tangan Kimberly menekan wortel importnya seperti memijat dan terkadang membelainya membuat mata Ray merem melek akibat ulah Kimberly.
Ray membiarkan Kimberly melakukannya karena sejujurnya dirinya sangat menikmatinya sekaligus ingin merasakan hubungan suami istri namun Ray berusaha menahannya.
Ray berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara merdunya. Hingga tanpa sadar Ray mengulurkan tangannya ke arah salah satu gunung kembar milik Kimberly.
Ray kemudian masuk ke dalam pakaian Kimberly kemudian menyentuhnya sambil memejamkan matanya menikmati pijatan Kimberly.
'Pas di tanganku.' Ucap Ray sambil memainkan salah satu gunung kembar tersebut sekaligus menikmati pijatan tangan mungil Kimberly.
Hingga beberapa saat, Ray tanpa sadar melenguh bersamaan keluar lahar milik Ray. Tanda dirinya mendapatkan pelepasan untuk pertama kalinya bersamaan Kimberly membuka matanya.
Kimberly sangat terkejut ketika dirinya memainkan wortel import milik seorang pria terlebih tangannya basah membuat Kimberly menarik tangannya kemudian memundurkan tubuhnya lalu memeriksa pakaiannya.
Kimberly menghembuskan nafasnya dengan lega karena masih utuh terlebih bagian privasinya tidak sakit.
"Kak Ray, kenapa Kak Ray ada di sini?" Tanya Kimberly dengan wajah sangat terkejut dengan apa yang dilakukannya.
'Aduh, apa kata Kak Ray ya? Kalau Aku memainkan adik kecilnya? Apa jangan-jangan ketika Aku bermimpi main squishy bakpao dan tanpa sadar memainkan adik kecilnya? Aduh Kimberly menaruh dimana wajahmu?' Tanya Kimberly yang ingin menyembunyikan dirinya di goa yang paling terdalam untuk menutupi rasa malunya.
"Inikan kamarku, makanya Aku tidur di sini." Jawab Ray dengan santai.
Kimberly hanya terdiam namun matanya menatap sekeliling kamar dan benar kalau dirinya berada di kamar Ray.
"Ini kenapa tanganku lengket?" Tanya Kimberly bingung sambil menatap tangan kirinya.
"Kakak juga tidak tahu." Jawab Ray pura-pura tidak tahu.
Kimberly terdiam hingga dirinya baru tersadar kalau dirinya tadi memainkan wortel import milik Ray. Besar kemungkinan kalau tangannya yang menyebabkan lengket itu berasal dari isi wortel import milik Ray membuat Kimberly memerah menahan rasa malu dan langsung turun dari ranjang.
"Mau kemana?" Tanya Ray yang melihat Kimberly berlari ke arah pintu kamarnya.
"Mau mandi." Jawab Kimberly berbohong.
Brak
Kimberly tanpa sadar membanting pintu saking dirinya sangat malu sedangkan Ray yang melihat Kimberly membanting pintu hanya tersenyum.
Biasanya Ray akan marah dan menghukum orang yang membanting pintu di antaranya memaki, menyiksanya dan lain sebagainya.
"Kimberly sangat imut jika malu." Ucap Ray.
Ray tahu kalau Kimberly tersadar sudah menyentuh wortel importnya karena itulah Kimberly berlari meninggalkan kamarnya. Ray menarik topengnya dan terlihat wajah Ray yang sangat tampan.
Ray merentangkan ke dua tangannya ke atas sambil tersenyum bahagia karena dirinya bisa memiliki Kimberly. Terlebih sebentar lagi dirinya akan menikah dengan gadis yang sangat dicintainya.
"Kimberly aku sangat mencintaimu." Ucap Ray sambil masih tersenyum bahagia.
Ray turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket sekaligus sisa lahar yang tadi keluar dari wortel importnya.
Di ruangan yang berbeda di mana Kimberly menutup pintu kamarnya kemudian menyenderkan tubuhnya di pintu. Kimberly men lap tangannya yang terkena lahar milik Ray ke pakaiannya.
"Aduh mimpi, kenapa kamu mimpi main squishy bakpao?" Tanya Kimberly pada dirinya sendiri sambil menutupi wajahnya dengan menggunakan ke dua tangannya.
Setelah beberapa saat Kimberly berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Hingga lima belas menit kemudian Kimberly sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.
Kimberly hanya memakai bedak dan lipstik kemudian menatap ke arah cermin untuk melihat apakah ada yang kurang atau tidak.
"Ternyata aku cantik juga." Ucap Kimberly narsis sambil mengambil minyak wangi kemudian menyemprotkan ke tubuhnya.
"Sempurna, sekarang Aku mau keluar kamar." Ucap Kimberly sambil berjalan ke arah pintu kamarnya.
"Tapi Aku sangat malu ketemu Ray, apa yang harus Aku lakukan?" Tanya Kimberly sambil menyandarkan tubuhnya di pintu.
Tok Tok Tok
Ceklek
Kimberly terdiam beberapa saat hingga terdengar suara ketukan pintu membuat Kimberly membalikkan badannya lalu membuka pintu kamarnya dengan perlahan.
Kimberly melihat Ray duduk di kursi roda sambil menatap dirinya membuat wajah Kimberly merona merah.
Grep
Bruk
"Kenapa belum keluar kamar? Apakah kamu sakit?" Tanya Ray dengan wajah kuatir sambil menarik tangan Kimberly.
Kimberly yang belum ada persiapan jatuh di pangkuan Ray membuat Kimberly refleks memeluk leher Ray agar tidak terjatuh.
Deg
Deg
Jantung ke duanya berdetak kencang ketika tubuh mereka menempel walau masih ada penghalang yaitu pakaian mereka.
"Aku baik-baik saja, lepaskan pelukannya." Pinta Kimberly sambil melepaskan pelukannya dan turun dari pangkuan Ray.
Ray yang memeluk pinggang Kimberly dengan terpaksa melepaskan pelukannya.
"Tapi kenapa wajahmu memerah? Apakah kamu sakit?" Tanya Ray sambil memegang kening Kimberly.
"Aku tidak apa-apa, mungkin karena hawanya panas makanya wajahku memerah. Oh ya maaf Aku ingin sarapan." Ucap Kimberly sambil menarik tangan Ray.
"Apakah kamu marah padaku?" Tanya Ray tanpa menjawab ucapan Kimberly.
"Aku tidak marah hanya saja setelah sarapan Aku ingin pergi." Jawab Kimberly.
"Pergi kemana?" Tanya Ray dengan wajah kecewa.
"Pergi ke mansion orang tuaku untuk mengambil barang-barangku." Jawab Kimberly menjelaskan yang melihat perubahan wajah Ray.
"Bukankah semua keperluanmu sudah Aku belikan? Apa ada yang kurang?" Tanya Ray penasaran.
"Semua sudah lebih dari cukup dan Aku tidak ingin serakah meminta sesuatu ke Kak Ray." Jawab Kimberly.
"Aku ingin pulang karena ada beberapa barang yang ingin Aku bawa seperti beberapa piala, buku-buku kuliah dan barang lainnya." Sambung Kimberly.
"Baik, tapi kamu harus di antar Alexander." Ucap Ray.
"Kak Alexander?" Tanya Kimberly ulang.
"Benar sekali, Aku lebih percaya kalau Alexander yang mengantarmu ke mansion orang tuamu." Jawab Ray.