NovelToon NovelToon
CHANCE Memanfaatkan Waktu

CHANCE Memanfaatkan Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕



Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?



DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Mungkinkah Cinta

Tasya mengedarkan pandangannya saat berada di kamar Alexander. Kamar khas laki-laki dengan berbagai macam poster.

Dari atlet basket favorit sampai band musik favorit lelaki itu terpasang di dinding kamar Alexander.

Di rak buku banyak sekali koleksi buku Alexander. Ternyata cowok berwajah dingin dan kaku itu menyukai novel Romance. Ada juga novel bergenre fantasi tinggi dengan bahasa Inggris.

Tasya berjalan perlahan menelusuri kamar Alexander. Ia ingin tau seperti apa Alexander yang sebenarnya.

Padahal Tasya dan Alexander sudah saling mengenal dari kecil. Mereka selalu sekolah di tempat yang sama kecuali saat Middle school. Tasya di cendrawasih dan Alexander di Alexandra.

Tasya mengambil foto berfigura kayu di samping laptop Alexander.

Tasya pikir dirinya akan menemukan foto Alexander bersama Bianca di kamar ini. Ternyata itu foto mereka. Foto setelah mereka melakukan pemberkatan.

Cklek!

Mata Tasya dan Alexander saling bertemu. Alexander menatap sesuatu yang berada di tangan Tasya. Foto pernikahan mereka.

"Sudah puas room tournya?"

Entah itu pertanyaan atau sindiran. Yang pasti Tasya sulit menjawab. Ia salah fokus dengan penampilan Alexander yang santai.

Kaos polo dengan celana bahan selutut. Memperlihatkan bulu tangan Alexander yang lebat berwarna kuning keemasan di tubuhnya yang kuning langsat.

'Ganteng banget!'

"Sya!"

"Hah?!"

"Lo melamun? Kenapa?"

"Ah ... Enggak. Ini ... Gue ... Kapan Lo cetak foto ini? Sorry gue penasaran sama isi dalam kamar Lo. Jadi gue--"

Ucapan Tasya yang gugup terpotong oleh Alexander.

"It's okey ... Gue langsung minta Boldi untuk cetak foto itu setelah kita pulang dari pemberkatan."

Tasya mengangguk.

"Apa yang bikin Lo penasaran sama isi kamar gue?" tanya Alexander yang tidak melepas tatapannya dari Tasya.

Tasya membalas tatapan Alexander. "Semuanya ... Gue penasaran apa aja yang Lo suka."

"Elo!"

"Excuse me?"

"Gue suka Lo."

"Sejak kapan?"

"Sejak kita bersembunyi di dalam lemari."

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa gue? Maksud gue, kenapa Lo sakitin Bianca dan menyukai gue."

"Gue nggak pernah menyakiti dia. Dia yang menyakiti gue. Gue lepasin dia bukan karena menginginkan Lo. Tapi, gue memang ingin menyingkirkan dia."

Tasya masih menyelami manik mata suaminya. Mencari kebohongan dari setiap kalimat yang Alexander lontarkan.

"Apa perlu alasan kenapa gue suka sama Lo? Bukankah cinta nggak butuh alasan."

'Cinta ... Apa bener jatuh cinta bisa secepat ini?'

"Perasaan Lo masih terjebak dengan Lukas? gue bakal tunggu hati Lo buat gue. Gue sabar kok orangnya. Tapi, gue nggak akan kasih Lo kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Lukas."

"Kenapa?"

"Karena Lo istri gue! Lo istri Alexander Melviano. Eleanor Tasya Melviano."

"Bukan ... Maksud gue, kenapa Lo bisa suka sama gue? Bukannya Lo benci banget sama gue? Gue evil queen. Gue problematik. Gue--"

Cup

Alexander mencium bibir merah muda Tasya. Melumatnya dan mengecupnya berkali-kali dengan lembut.

"Karena Lo Tasya. Gue suka sama Lo karena Lo Tasya."

Alexander membingkai wajah Tasya dengan kedua tangannya. Mengelus pelan wajah Tasya yang memerah.

Alexander menjauhkan tubuhnya dari Tasya. Memejamkan matanya sebentar lalu mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Gue nggak akan ambil itu sebelum Lo cinta sama gue. Tentu saja dengan izin lo."

Tasya mengangguk. "Terima kasih, Xander. Lo pengertian dan bisa menahan itu."

Alexander terkekeh. "Siapa bilang. Gue laki-laki biasa yang normal kok, Sya. Kalau liat baju Lo nggak terkancing sempurna. Gue tetep horni!"

Tasya segera menundukkan kepalanya menatap seragam bagian depannya sudah terlepas dua kancing.

"XANDER!" pekik Tasya kesal.

...💕💕💕💕💕...

"Mih ... Emang ada ya ... Orang yang tiba-tiba benci sama kita, terus dia bisa tiba-tiba cinta sama kita?"

Maretha membelai lembut rambut putrinya yang saat ini sedang dalam pangkuannya. Ternyata sentuhan tangan Maretha mampu membuat hati Tasya tenang.

Di kehidupan pertamanya. Tasya tidak pernah bermanja-manja seperti ini pada Maretha. Jangankan bermanja-manja. Menyapa wanita itu saja tidak pernah.

"Ada ... Hati manusia ada yang bisa cepat berubah. Ada juga yang kokoh dengan perasaan yang dia miliki. Tergantung seberapa banyak sakit yang di terima dan seberapa banyak cinta yang ia dapatkan."

"Mih ... Tasya salah nggak sih berpikir begini, setiap orang yang baik selalu memiliki alasan atas kebaikannya. Entah untuk menguntungkan dirinya, mendapatkan apa yang dia inginkan atau karena ingin pengakuan bahwa dia adalah orang baik."

Maretha tersenyum. Pandangannya berpindah ke sudut lain. "Kamu tau Tasya. Tidak ada satupun orang terlahir baik ataupun jahat. Menjadi baik atau jahat itu pilihan. Pilihan dari terbentuknya kita di lingkungan. Apakah lingkungan itu menjadikan kita jahat atau baik."

'Aku pun menginginkan sesuatu atas kebaikan yang aku lakukan.'

"Apa salah jika kita menginginkan sesuatu atas apa yang kita lakukan, Mih?"

"Jika kita berbuat baik karena menginginkan sesuatu yang mulia dan tidak menyakiti orang lain. Mami rasa boleh. Ingat Tasya. Menjadi baik atau jahat itu pilihan. Kalau kamu bisa berbuat baik kenapa harus memilih menjadi jahat?!"

"Mih ... Tasya minta maaf sudah mengecewakan Mami dan Papi."

Tasya terisak dalam pangkuan Maretha. Bahunya bergetar hebat. Maretha mengelus bahu Tasya. Menenangkan putrinya.

"Mengecewakan apa, Sayang?"

Tasya bangun lalu menatap sang ibundanya. Ia mengusap kasar air mata yang mengalir di wajahnya.

"Pernikahan Tasya dan Xander. Kami nggak melakukan hal yang melanggar norma agama, Mih."

Maretha tersenyum tipis. "Lalu mengapa kalian bisa berada di rumah Bik Parti?"

Tasya menunduk dalam. "Tasya tadinya cuma mau main ke rumah Bik Parti. Silaturahmi sama Nana."

Maretha mencari kebohongan dari ucapan putrinya. Tidak mungkin Tasya bisa sedekat itu dengan Nana -- anak pembantunya.

"Tasya nggak lagi bohongin Mami, kan? Bukannya kalian tidak dekat? Kamu dan Nana."

"Tasya merasa bersalah sama Nana. Tasya pernah berbuat kasar sama Nana, Mih!"

"Lalu kenapa kamu dan Alexandra di dalam kamar Badrun ... Tanpa baju?"

"Gerah, Mih. Tapi Tasya pakai baju Mih. Alexander juga pakai celana. Tadinya Tasya di kamar Nana. Xander tidur di luar, Mih. Tasya gerah terus keluar dan nggak sengaja peluk Xander pas tidur. Pas paginya, Badrun suruh kita pindah ke kamarnya. Ehh ... di grebek warga."

"Jadi ... Salah paham?"

Tasya mengangguk.

"Terus ... Bagaimana?"

"Bagaimana apanya, Mih?"

"Bagaimana kamu dan Xander."

"Suami istri, Mih."

Maretha terkekeh geli. "Mami tau, Sayang. Maksud Mami, perasaan kamu ke Xander."

Tasya terdiam. 'Bagaimana?'

"Tasya ... Tasya nggak tau, Mih!"

"Kamu masih berhubungan dengan Lukas?" Selidik Maretha.

"Kami hanya teman."

"Pertemanan antara laki-laki dan perempuan itu pasti melibatkan perasaan, Sayang. Kamu akhiri. Minimal jaga jarak dengan Lukas. Untuk menghormati perasaan suami kamu."

"Suami..."

Tasya masih asing dengan sebutan suami-istri.

"Alexander Melviano suami kamu. Apa kalian ingin tinggal bersama supaya terbiasa?"

"Enggak Mih! Aku nggak mau meninggalkan Mami dan Papi!"

"Alexa baik banget loh sama kamu. Dia senang kalau kamu mau tinggal sama mereka."

"Mih ... Tasya masih mau sama Mami ... Sama Papi..." ucap Tasya lirih.

"Tapi kamu sudah menjadi Eleanor Tasya Melviano. Istri Alexander Melviano."

Tangis Tasya akhirnya pecah. Ia belum bisa terima jika dirinya sudah menjadi istri dari seorang laki-laki yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Tasya.

Alexander ... Alexander ... Bagaimana bisa orang yang paling Tasya benci dan hindari di kehidupan pertamanya sekarang menjadi suaminya.

TBC...

1
Casillas Marko
🌹 untuk author agar semangat up
Casillas Marko
lanjut kak author
Casillas Marko
lanjut thor
Casillas Marko
Thor ... keren bangett sih selalu di kasih visual
Casillas Marko
keren ... banyak pesan moral di sini! rekomendasi banget buat pembaca
samara betric
gede bgt dong
samara betric
Thor.... please lah keren banget kalau udah berkaya. Shasa dan Adrian aja belum kelar bapernya udah di timpa sampa Alex dan tasya
Pena dua jempol: happy reading kak Sam ... selamat merasakan kebaperan /Sob/ tapi karya ku yang ini nggak akan buat kak Sam menyiapkan tissue
total 1 replies
samara betric
gak Alex ...... gak Tasya ....... ngakak kalau udah ngomong
samara betric
nangis bisa colab ya... alex ... Alex...
samara betric
khas orang kabupaten banget klw bercanda /Facepalm/ ngakak
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar👍👌
anggita: sama". fokus saja dulu ke novelmu. semoga makin banyak pembacanya yah🙏.
Pena dua jempol: terima kasih kak Anggita. sukses juga untuk novelnya. aku bakal sering mampir 🫰🏾
total 1 replies
anggita
like👍☝iklan.
anggita
nama anaknya Prince dan Princes 👏👌
anggita
bayinya nangis tuh👶
anggita
gambar visual tokoh"nya keren👍
samara betric
uugghhh mantap dapat salam tempel pasti
samara betric
pena dua jempol kalau buat cerita selalu bikin baperrrrr 💐❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ cerita terthebezzz
Fa🍁
semangat!! kuy kuy cerita nya sangat menarik.
Pena dua jempol: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!