NovelToon NovelToon
It'S Always Been You

It'S Always Been You

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:730
Nilai: 5
Nama Author: timio

"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"

Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A Normal Day In Holy Accessories

Keesokan harinya Joon Young berdiri didepan pintu masuk gedung Holy, perusahaan aksesoris tempat Tania bekerja. Ia hanya celingak celinguk melihat orang yang lalu lalang didepan mobilnya.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?", tanya seorang satpam.

"Saya ingin bertemu seseorang, namanya Tania."

"Hmm maaf mas, di perusahaan ini yang namanya Tania ada tujuh, yang mana ya mas?"

"Mwo? Daebak... tujuh. Saya hanya tahu namanya Tania pak. Aduh bagaimana ya?." ia setengah mati mengingat nama belakang Tania tapi tetap saya ia lupa.

"Gini aja mas, sebentar lagi jam pulang kerja. Mas tunggu aja disini. Ntar juga orangnya keluar kalo emang dia kerja hari ini."

"Oh, baik. Terima kasih." syukur Joon Young membungkukkan badannya.

Kurang lebih 20 menit kemudian jam pulang kerja pun tiba. Satu persatu karyawan keluar bahkan pak satpam berdiri di sampingnya menunjukkan Tania Tania yang sedang lewat, Joon Young membuka matanya lebar-lebar tapi tak satupun diantara mereka ada Tania yang dicarinya.

"Baru enam orang mas. Satu nya belum keluar", seru pak satpam dan raut wajah Joon Young sudah terlihat cemas.

"Is there another exit in this building?"

"Hah?"

"The exit, apa ya bahasanya?"

"Saya ngga bisa bahasa enggres mas."

"Ahh pintu pak, pintu keluar lain."

Kemudian keduanya terdiam karena mendengar suara teriakan yang aneh dari pintu masuk gedung, bukan teriakan ketakutan, apalagi teriakan setan. Lebih ke arah teriakan yang dibuat-buat. Suara yang sama sekali tidak asing bagi Joon Young, tapi notasinya berbeda dan terdengar gusar, muncullah Tania yang mabuk dipapah oleh seorang pria tinggi bertato tapi berwajah bayi.

"Tania yang itu mas? Yakin?", ragu satpam. Dijawab senyum sumringah dari Joon Young.

Wanita cantik yang acak-acakkan itu dipapah seseorang dengan susah payah.

"Coba lu pikir deh Kel, gua kurang baik apa coba? Segala jenis makalah penyakit, kelainan jantung, syaraf, dan sebagainya udah gua donasiin buat dia, bisa dibilang dia selesai koas dan sekarang udah di tahap paling akhir buat dia itu karena bantuan gua." dumelnya.

"Lu kesurupan apa sih. Bisa-bisanya lu mabuk di kantor untung semua orang udah pulang, kalo ketahuan atasan habis lu." kesal Khael sambil menepuk-nepuk pipi Tania yang merah.

"Gua salah apa sih sampai mereka segitunya jahatin gua. Hiks... sakit hati gua Kel..", tangisnya.

"What's going on?", tanya Joon Young mendekat hendak menyentuh Tania.

Sapp.. Khael langsung menarik Tania menjauh.

"Dia mabuk. Kamu siapa?", selidik Khael.

"Aigoo... uri Joon Youngi."

Deg

Tania menempelkan kedua tangannya di pipi mulus Joon Young dengan senyum lebarnya. Bau alkohol bercampur aroma manis napas Tania membuat darah pria yang berjarak hanya beberapa centi darinya berdesir.

"Gwenchana?"

"Oh gwencaha. Kel ... kenalin nih oppa kesayangan gua, Joon BTS heheh...", serunya sambil berusaha berdiri tegak dan sudah di rangkul Joon Young agar gadis gila itu tidak jatuh.

"Saya Joon Young. Kami berteman." mengulurkan tangannya.

"Khael." jawab nya sambil menjabat tangan Joon Young. Melihat respon Tania pada pria ini sepertinya mereka memang dekat dan tidak ada salahnya ia menitipkan gadis gila ini.

"Umm mas Joon, saya ngga tahu alamat dia dimana. Boleh anterin dia ngga? Saya ada urusan mendadak nih."

"Oh iya tentu. Terima kasih sudah menjaga Tania."

"Ok mas, kalo gitu saya pamit."

Khael segera pergi melesat entah kemana. Sekarang Joon Young bingung, mengapa ia dengan mudahnya meng iya kan pemintaan Khael disaat ia juga tidak tahu alamat Tania dimana.

Apakah ia hanya terbawa suasana ketika ia mendengar Tania mengatakan Uri Joon Youngi dan Oppa kesayangan. Ahh.. hatinya berdebar tadi. Ucapan orang mabuk adalah ucapan paling jujur kan?

"Taniaya..."

"Hmm?"

"Alamat kamu dimana?"

"Ngga tahu mas."

Joon Youngah?"

"Oh? Wae?"

"Do not ever hurt any girl in your life, that's too creepy." ringisnya

"Arasso ahjumma. Aku tidak punya pilihan lain selain bawa kamu ke apartemenku." seru Joon Young sambil menjalankan mobilnya.

🌼🌼

Ia membaringkan Tania ditempat tidurnya, ada rasa nyaman dan lucu ketika ia nekad membawa seorang gadis ke apartemennya bahkan Jenny aka Tania terdahulu selalu ia ajak ke tempat terbuka, museum date, river date, cinema date, tapi kenapa dengan Tania yang ini ia hanya ingin berdua saya?

Aneh.

Ia merapikan poni Tania yang berantakan, dan menyugar surai gadis itu ke belakang.

"Gwenchana Taniaya, gwenchana..."

Pagi pun menyapa, seorang gadis gila yang mabuk di kantornya semalam itu merasa seluruh kepalanya sakit, bahkan untuk mengangkatnya saja terasa berat, matanya masih menutup, hidungnya mengendus aroma ruangan yang berbeda dari biasanya, atmosfir nya juga berbeda. Suasananya juga sangat tenang, seperti di ruangan yang kedap suara.

Deng.... matanya terbuka sempurna dan sontak terduduk.

"Gua dimana anjir? Astaga aduh... kenapa gua ngga ingat apa apa, ya ampun." panik luar biasa.

"Pakaian gua masih lengkap berarti gua ngga kenapa napa, aohh Tania gila."

Ada aroma yang sangat menggoda masuk ke hidungnya meski samar, ia yakin itu makanan yang baru saja matang.

"Kriuukk..." perutnya seketika menyatakan keinginannya.

Akhirnya ia memberanikan diri untuk turun dari tempat tidur dan mengikuti aroma itu. Dengan gaya mengendap-endap ia keluar ruangan dan meneliti setiap inci ruangan, tidak ada foto atau apapun sebagai identitas pemilik rumah itu. Aroma makanan semakin kuat seiring jauh langkahnya menyusuri ruangan dan suara wajah yang di gesek juga terdengar semakin nyaring. Terlihat pria tinggi dengan celemeknya dan yakin betul ia kenal.

"Joon Young...?", serunya meyakinkan.

" Good morning trouble maker."

"Kenapa aku bisa disini Joon Youngah?"

"Kita bicarakan itu nanti, ayo sarapan dulu."

Tania mendekat dan duduk dengan ragu, dimana beberapa macam makanan sudah terhidang dihadapannya. Rasanya aneh dan canggung tiba-tiba ia berada di rumah orang lain tanpa ia tahu sebabnya.

"Makan ini dulu, you drunk last night. Don't worry, it's not drugs." memberi sebutir obat dengan penegasan agar Tania tidak ragu.

Selesai sarapan Joon Young mencuci piring melarang Tania melakukannya, dan akhirnya Tania memilih berkeliling dan berhenti di balkon yang langsung menyuguhkan sibuknya aktifitas kota, karena apart Joon Young berada di lantai 10.

"Tempat kamu bagus ya."

"Really? Tania, kamu sebaiknya kembali ke kamarku."

"Kenapa?"

"Kamu perlu mandi, ganti pakaian, sudah aku siapkan. Semoga cocok." serunya menyudahi kegiatan wastafelnya.

"Jung Joon Young, ini sebenernya ada apa. Aku bingung tau ngga. Aku inget minum di kantor, masih inget sampai disitu, aku sama Khael, tapi kenapa bangun-bangun aku udah disini?."

"Benar-benar tidak ingat atau kamu malu?", tanya Joon Young. Tania mulai bengong, otaknya penuh dengan pikiran yang tidak-tidak.

Gua ngapain semalam anjir?

Gua ngga aneh-aneh kan?

Aduh dewaa..

Gua ngga ngajakin dia tidur kan?

Aohhh ... kenapa otak gua ngga ingat apa apa.

Tania menatap Joon Young lalu menggeleng kepalanya pertanda ia tidak ingat apapun.

"Kemarin sore, aku tunggu kamu didepan perusahaan kamu, tempat kamu bekerja. Aku menemukan kamu mabuk. Khael asks me to take you home, aku tidak tahu alamat kamu, kamu juga ketika ditanya bilangnya tidak tahu. I have no choice, I take you here."

"Baguslah, aku udah mikir aneh-aneh tadi. Aku kira ngelakuin hal aneh ke kamu."

"Kamu punya masalah apa Tania. kamu sebut masalah jantung, penyakit dalam, dokter toraks itu ya?".

Deg

Tania tertegun.

"Aku ngomongin itu Joon? Astaga, aku kayaknya ngga boleh deket-deket alkohol lagi deh. Itu juga minumnya ngga sengaja, si Khael gila mindahin alkohol itu ke tumblernya, aku kira itu air biasa, aku tenggak aja karena buru-buru mau pulang dan ... aohhh....." Tania memijit pelipisnya.

"Can I come with you Taniaya?".

Pertanyaan itu membuatnya tertegun dan hanyut. Nada suara yang lembut yang menyita perhatiannya sejak kemarin, sejak berkenalan lebih tepatnya dan terkadang membuatnya lupa akan sakit hatinya.

"Bisakah aku mendekat Taniaya? Boleh ku obati luka hatimu itu?".

Deg

"Let's dating." seru Joon Young yakin.

Tania hanya diam menatap Joon Young dengan bingung, otaknya masih belum bisa memproses apa yang sedang terjadi. Perlahan ia melangkah masuk kembali ke kamar Joon Young dan mengunci pintu.

"Wihh apaan nih? Gua mimpi ngga sih? Apa sih yang sebenernya terjadi?", bingungnya. Seraya mencari ponselnya.

Tidak ada gunanya juga ia meminta penjelasan pada Khael, netranya menangkap dress pendek selutut berwarna navy dengan pita sebagai variasi di lehernya. Ia melihat pantulan dirinya di cermin memang agak acak-acakan setelah sisa mabuk semalam, ia memang benar butuh mandi.

🌼🌼

Untunglah ia selalu membawa pouch make up travel di tasnya, setidaknya entah kemana pun Joon Young membawanya nanti ia tidak terlalu busuk untuk di pandang. Setidaknya wajahnya tidak terlalu kusam dan bibirnya tidak pucat. Ia poles dengan riasan tipis. Ia melihat pantulannya di cermin, gaun navy itu cocok sekali di badannya.

Tok tok tok

"Have you done yet?"

(Udah siap belum?)

"Sebentar."

"Hurry up."

Klek ... Tania keluar dari kamar itu dan melangkah dengan ragu. Joon Young terperangah.

"Yeppo da...", lirihnya.

"Beneran? Cocok ngga sih? Aku ngga biasa pake dress sebenernya."

"No, cantik. Benar-benar cantik." Joon Young mendekat.

"Punya siapa ini?"

"Adikku."

"Dimana dia? Korea?", tanya Tania sekaligus dijawabnya dan Joon Young pun mengangguk dengan senyum tipis.

"Let's dating Tania."

"Kenapa harus Joon Youngah?"

"Karena kamu cantik, sangat cantik." puji Joon Young mendekat.

"Hah? Masih ada alesan yang lebih ngga masuk akal lagi?".

"No. Karena kamu Tania. Itu saja." ucap Joon Young mendekat, masih menatap dengan terpesona.

Hayo siapa yang di tatap begini sama mas Joon?

Aku ... aku... aku.. 😖😖😖😭

.

.

vote, like ,subscribe yaw yeorobundeul

.

.

.

Tbc ... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!