Aku Pelarianmu

Pagi hari Roy menjemputku tepat waktu, kami berangkat sangat pagi sehingga aku tak sempat sarapan, mamanya Roy sudah menunggu katanya mau sarapan bareng.

Seperti biasa aku disambut hangat oleh keluarga Roy, mama memperlakukanku seperti anak-anaknya. Setelah sarapan pagi, kami berangkat ke butik langganan ka Arini. Tak memakan waktu lama untuk fitting ,ukuran model dan warnanya sudah sesuai dengan badanku. Kak Arini memang pandai memilih, kecuali Jasnya Roy masih ada yang perlu di permak ukurannya agak kebesaran. Tapi itu bukan masalah besar, dalam sehari bisa diselesaikan.

Setelah fix dengan baju, kami menuju gedung acara. Akad dan Resepsi akan dilaksanakan di hari dan jam yang sama, jadi setelah Akad langsung dilanjutkan dengan Resepsi.

Tampak para kru sedang mengerjakan dekor bagian tengah, untuk tempat Akad terletak di bagian sisi sayap sebelah kanan gedung yang sudah selsai dekor dan tertata apik. Mereka tinggal merampungkan dekor bagian tengahnya saja untuk lokasi resepsi.

Mama bernafas lega melihat perkembangannya, sepertinya dia sangat puas. Kak Arini masih memberi arahan kepada mereka untuk mengubah beberapa letak meja dan kursi, dia terlihat sangat exited dalam mempersiapkan segala hal. Sepertinya mama sudah menyerahkan dan mempercayakan semuanya kepada kak Arini.

Kami tak sempat keluar untuk makan siang, jadi Roy memesan makan siang kami untuk di antarkan ke gedung. Sekalian dia mentraktir para kru yang tengah sibuk mengerjakan pekerjaan mereka sebagai rasa terimakasihnya karena puas dengan pekerjaan mereka.

Menjelang sore kami pulang, lebih dulu mama dan kak Arini diantar ke rumah mama. Sepertinya kak Arini akan menginap di rumah mama menjelang acara pernikahan minggu depan.

"Roy, aku singgah ke rumahnya Cecil boleh ga?" tanyaku saat kami berdua dalam mobil setelah mengantarkan mama dan ka Arini.

" iya boleh, nanti pulang kamu telpon aku jemput" jawab Roy memperbolehkanku. Mungkin dia ingin memberi waktu untukku bertemu sahabatku sebelum menikah.

" ga perlu dijemput, aku bisa pulang sendiri. Kan lebih dekat jaraknya ke rumahku dari pada kamu" aku ingin meringankan beban Roy

" loh? Kenapa? Gpp kok Dar, aku cuti juga ini. Atau jangan bilang kamu masih mau main lama sama Cecil ya ?" tanya Roy sambil senyum-senyum, sepertinya dia mengerti.

" Jangan nakal ya" lanjutnya sambil mengusap kepalaku

" yess, makasih yah. Aku ga bakalan nakal kok, kan kamu tau aku " jawabku sambil senyum-senyum

"sesenang itu ya? Ya udah kamu nikmati masa lajangmu sekarang sebelum aku kurung kamu di rumah hahaha....... " Roy sambil tertawa meledekku

" Oh ya jangan lupa kabarin ibu ya, jangan sampai mereka di rumah khawatir. Aku jemput kamu pagi- pagi buta, terus aku ga antar pulang. Nanti aku yang disalahin."

" udah, tadi pagi aku udah ijin sama ayah dan ibu, sekalian aku ijin nginap boleh ya?" sambil mengatupkan kedua tangaku.

" ga , ga boleh. Enak aja, kamu itu harusnya dua minggu sebelum nikah harus sudah dipingit. Udah bagus loh aku ijinin kamu ke rumahnya Cecil " kata Roy sambil cengar cengir.

Plak

Aku menjitak bahu Roy karena merasa jengkel diledek seperti itu.

Aku mengambil HP dari dalam tas, ku hubungi Cecil via Chat. Terlihat online WA langsung di Read dan dibalas.

Oke. Aku tunggu ya.

Balasan chat dari Cecil. Lima belas menit perjalanan kami tiba di depan rumah Cecil, pagarnya sudah terbuka pintu depan rumahnya juga terbuka dia tampak berdiri di depan teras menunggu kedatanganku dan Roy. Setelah memarkirkan mobilnya, Roy ikut masuk ke rumah Cecil.

" hai Cecil imut, titip calon istri ya. Kangen katanya sama kamu. Padahal baru kemarin kalian bersama di kampus" canda Roy ke Cecil ketika kami tiba di hadapan Cecil

" ya udah kalo dia kangen, kamu pulang gih. Kami mau puas-puasin berdua, wee " jawab cecil

" hehe kalian ini.... "Aku tertawa melihat tingkah mereka.

" ya udah , aku pulang ya Dar " pamit Roy

Setelah Roy berlalu, Cecil menatapku sambil bercanda.

" Kok ga salim sama calon suami? "

Aku mengernyitkan keningku dan membalas

" belum waktunya, nanti setelah halal" jawabku enteng

" ya udah yuk masuk, kebetulan mama kemarin nginap di sini. Isi dapurku banyak. Makan- makan.

" ga ga, aku diet enak aja aku mau dibikin gendut di pesta pernikahanku." tangkisku

" yee, sehari doank kok, ga bakalan bikin tambah berat kamu lima kilo juga" jawab Cecil lagi. Sambil menggandeng tanganku masuk.

Kami tidak kemana-mana hanya menghabiskan waktu sambil nonton drama favorit Cecil. Tiba-tiba Cecil teringat sesuatu dan beralih menatapku serius.

" Dar, kemarin sepulang dari kampus Roy ada ngomong sesuatu ga? " tanya Cecil tampak serius.

" ga ada " jawabku

" tapi ada yang aneh loh aku tanya ke Roy kenapa dia ga bertegur sapa denga Eko katanya sih ga ada apa-apa" lanjutku lagi

"loh kamu ga tau? Roy ga cerita? Tentang hubungan mereka belakangan ini?" Cecil melanjutkan sambil menghentikan sebentar film yang kami tonton.

" ada masalah? " tanyaku

Cecil terdiam, dia sepertinya bingung mau menjelaskan. Aku semakin mendesak Cecil untuk menceritakan apa sebenarnya yang terjadi antara mereka karena kemarin akupun sudah sedikit curiga dengan interaksi antara Roy dan Eko.

" kamu sih jarang banget ngumpul, jadinya kudet nih " jawab Cecil

"apa tu Kudet? "Tanyaku

"Kurang Update? Jawab Cecil

" hahaha, kamu ada-ada aja "

" serius kamu ga tau masalah antara Roy dan Eko?" lanjut Cecil ke mode serius lagi

" emang kamu pernah cerita? Kan kamu tau sesibuk apa aku " jawabku lagi

" sebenarnya, ini ada hubungannya sama aku juga sih. Kamu ingat waktu kita habis ospek, teruk kak Eko ngotot banget minta kamu gabung ke organisasi?"

" iya ingat, itu pertama kalinya kita kenalan sama Eko "

" maaf ya, sebenarnya diam-diam aku mendaftarkan kamu di organisasi. Tapi ketahuan sama kak Roy, terus dianya salah paham. Dia mengira kalo kak Eko yang mendaftarkan kamu tanpa ijin kamu. Mereka sempat berseteru memanas sampe-sampe mereka adu jotos di kampus. Entah apa motivasi kak Roy sehingga dia melarang kamu untuk organisasi "

"kak eko menantang emangnya kamu siapanya Dara? Pacar? ayahnya? " Cecil melanjutkan

" hah kok masalah besar begini ga kamu ceritain ke aku sih? " tanyaku ke Cecil

" sebenarnya sih begitu, tapi mereka berdua melarang aku. Dan untungnya kamu semakin sibuk sejak itu, ketemu kak Roy maupun kak Eko hanya sekedar bertegur sapa doank. Makanya dari awal kuliah sampe mau lulus kamu ga tau apa-apa. Aku aja heran sama kak Roy, katanya dia sahabat kamu, kok masalah sebesar ini dia ga pernah ngomong ke kamu. Aku pikir ada sesuatu diantara kalian seakan kamu menjauh dan ka Roy juga. Walaupun kita ga se Fakultas seenggaknya kita sekampus. " panjang lebar Cecil menceritakan.

Aku terdiam cukup lama mencerna apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka. Apakah aku terlalu lama menarik diri dari kehidupan Roy sehingga dia tak.pernah cerita ke aku. Aku yamg menganggap diriku sebagai sahabat tapi tak tau apa-apa tentang Roy.

" Dan sekarang sudah waktunya kamu tau tentang masalah ini, siapa tau aja ada hubungannya dengan kamu " lanjut Cecil semakin membuatku bingung