***^^ Cerita ini adalah kisah nyata. Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Di tengah malam saat hujan deras, Yulia terbangun merasakan perutnya demo meminta untuk di isi. Ia berjalan menuruni anak tangga bermaksud untuk membuat makanan tanpa membangunkan pembantunya.
Ia melangkah menuju dapur lalu membuka sebuah lemari kecil dan mengeluarkan 2 bungkus Mie kuah bakso dari dalamnya. dia juga tak lupa mengambil sedikit daging dan sedikit sayuran beserta beberapa bawang bombai dari dalam kulkasnya.
Yulia memotong bawang bombai, sayuran beserta mencincang daging itu dengan lihai setelah itu ia memasukkannya ke dalam sebuah panci bersamaan dengan Mie baksonya lalu memasaknya. Ia juga mengambil sebuah mangkuk beserta garpu yang ia taruh di atas meja, tak lupa segelas air putih juga sudah ada di sana.
Setelah beberapa menit Mie kuah ala-ala buatan Yulia pun sudah jadi, ia duduk di meja makan dan bermaksud untuk menikmati makanannya. Namun sebelum makanan itu masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba lampu di rumah itu mati.
** Dab...!!!
" Aduh..Kok mati sih ? Mana gak bawa Hp lagi." Yulia bertanya pada dirinya sendiri sembari melangkah dan meraba-raba di sekitarnya, dengan maksud mencari sesuatu yang bisa di gunakan sebagai penerang.
Di saat tengah asyik meraba-raba,, tiba-tiba kedua telapak tangannya menyentuh sesuatu. sesuatu yang berotot dan keras. serta..seperti ada buah kecil mungil yang tumbuh di kanan dan kirinya.
" Wah...sejak kapan ada patung manekin disini ? " ucapnya dalam hati.
Sedangkan Angga, ? Ia mati-matian menahan gejolak yang siap meledak tak kala tangan dari seseorang begitu berani menyentuh dan meraba tubuh telanjangnya, Karna saat ini ia hanya mengenakan boxer tanpa atasan.
Sedangkan Yulia ? Ia masih asyik meraba sesuatu itu yang ia anggap sebagai patung manekin, bahkan tangannya mulai menjalar kebawah dan kebawah hingga sebuah tangan besar mencekal kedua pergelangan tangannya.
** Greb.!!
" Sudah Puas merabaku hem...? " Suara berat seorang Pria berbisik tepat di telinganya, bahkan deru nafasnya mengenai daun telinga Yulia yang membuat sekujur tubuhnya meremang seketika.
" A..angga...Maaf Mamah tidak tau. " Yulia menjawab sembari mencoba melepaskan pergelangan tangannya, namun sang pria tidak mau melepaskannya. Lalu tiba-tiba..
** Byar...!!!!
Lampu seketika menyala membuat keduanya shock dan terkejut sembari saling melemparkan pandangan, Bagaimana tidak ? Yulia saat ini tengah melihat dengan jelas tubuh bagian atas milik Angga yang ter'ekspos begitu saja. Dada bidangnya, Roti sobeknya, serta...jakunnya yang naik turun tampak menggoda di matanya.
Sedangkan Angga ? Dia dengan susah payah meneguk air liurnya. Bahkan matanya tidak lepas dari keindahan yang ada di depan matanya, Wanita yang saat ini tengah berdiri tepat di depannya hanya mengenakan gaun tidur tanpa lengan dengan dada rendah yang panjangnya hanya sebatas paha, dan sialnya lagi wanita itu tidak mengenakan Bra sehingga terlihat dengan jelas bentuk buah kelapa yang sangat pas untuk ukuran tangannya.
" Shit...!! Kenapa dia berpakaian seperti ini ? Apakah dia sengaja ingin menggodaku di rumah ini ? Sial !!! " Batin Angga memaki dalam hati.
" A..angga kamu ng..ngapain, kok ke dapur malam-malam ? Tanya Yulia dengan gugup.
" Aku lapar " Jawabnya singkat.
" Oh...Yaudah ayo kita makan bersama, kebetulan Mamah baru selesai masak. Mamah juga lapar tadi. " Ucapnya seketika berubah menjadi antusias. Ia juga menarik tangan Angga untuk mendudukkannya di meja makan.
tanpa dia sadari di saat Ia tengah menarik tangan Angga, tanpa sengaja tangan Angga menyenggol aset berharganya yang tanpa penutup di dalamnya yang membuat Angga seketika memejamkan matanya lantaran menahan rasa yang bergejolak pada tubuhnya. namun..Yulia tidak menyadarinya sama sekali.
" Ah sial...apakah dia ini memang sengaja melakukannya. ?! " Angga membatin kembali dengan perasaan dongkol, tanpa ia sadari bahwa ada sesuatu yang telah tumbuh di dalam lubuk hatinya yang terdalam.
Yulia mengambil sebuah Mangkok beserta sendok dan garpunya, kemudian dia membagi makakanan nya menjadi 2 bagian lalu ia berikan kepada Angga.
" Makanlah...ini tadi masih utuh belum aku sentuh. Jadi aman...itu bukan sisa dari mulutku. " Ucapnya semabari tertawa.
" Tidak masalah juga jika ini bekas mulutmu, Asal kau tidak mepunyai penyakit yang bisa menular. " Jawab Angga sembari bangkit dari duduknya.
" Loh..kamu mau kemana ? Gak jadi makan ?" Tanya Yulia di saat melihat Angga yang bangkit dari kursinya.
" Tunggu dulu sebentar. " Jawabnya sembari berlalu masuk dalam kamarnya.
sedangkan Yulia yang melihat kepergian Angga hanya diam sembari mengaduk makanannya.
" Jika di lihat-lihat Angga baik juga, meskipun sifat dingin dan cueknya tidak bisa hilang...semoga aku bisa menjadi ibu yang baik untuknya. Dan semoga pernikahanku sama mas Rama juga langgeng. Meskipun ada banyak rintangannya." Ucapnya dalam hati
setelah beberapa saat Angga pun kembali dengan sebuah selimut di tangannya.
" Apakah dia kedinginan ? Sampai membawa selimut segala. " Yulia membatin sembari menatap heran ke arah sang anak tiri.
Yulia mengira bahwa selimut itu akan di gunakan oleh Angga sendiri. Namun ternyata dugaannya salah. Angga berjalan ke arahnya dan memakaikan selimut itu untuk menutupi bagian bahu dan dadanya. Sehingga ia pun sadar jika saat ini ia telah salah memakai pakaian.
" Pakailah !!.Di luar hujan, " Ucap Angga dengan wajah datarnya.Sedangkan Yulia wajahnya mendadak pucat pasi.
" Astaga...kenapa aku baru sadar jika dari tadi aku memakai pakaian yang terbuka. dia pasti sudah melihat...!! bagaimana ini. Aku malu sekali. " Ia berkata dalam hati sembari menundukkan kepala dan mengeratkan selimutnya.
Sedangkan Angga yang melihat perubahan dari wajah sang ibu tiri, seakan mengerti apa yang tengah ada di pikiran ibu tirinya saat ini.
" Mah...Makanlah makananmu, tidak perlu berpikir yang tidak-tidak. Percayalah...Angga tidak pernah berpikir yang tidak-tidak tentang Mamah. " Ucap Angga dengan lembut sembari menatap bola mata hitam milik ibu tirinya.
" I..iya. Maaf Angga, Mamah tidak bermaksud tidak sopan dengan berpakaian seperti ini di depanmu. Tadi mamah kira gak ada orang, makanya mamah berani berpakaian seperti ini. " Yulia menjawab masih dengan menundukkan kepalanya.
" Angga mengerti mah,,Ayo kita makan dulu " Ucap Angga sembari mulai menyuapkan sendok ke dalam mulutnya setelah melihat anggukan kepala dari ibu tirinya.
Mereka berdua mulai makan dalam diam. namun..tatapan mata Angga tertuju pada rambut hitam panjang milik sang ibu tiri yang tergerai dan terlihat sangat mengganggu. Terlihat ibu tirinya itu makan sembari sesekali menyibakkan rambutnya ke belakang.
Angga melirik ke sebuah karet gelang yang tak jauh dari jangkauannya. Angga mengambil karet gelang itu, Kemudian berdiri lalu berjalan ke belakang punggung ibunya.
Sedangkan Yulia yang melihat Angga berjalan dan berhenti di balik punggung nya pun bertanya dengan heran.
" Angga..kamu mau apa ? " Tanyanya sembari menoleh tepat di depan wajah Angga.
" Hanya ingin mengikat rambut indahmu agar tidak menganggu sang pemilik yang sedang makan." Ucap Angga sembari menghembuskan aroma mint tepat ke bibir ibu tirinya.
Angga mulia memegang rambut indah nan lembut milik ibu tirinya, dengan pelan ia mulai mengikatnya dengan asal sembari matanya terus menatap ke dalam manik bola mata ibu tirinya.
Hingga tatapan Angga mulai berpindah ke bibir pink alami milik sang ibu tiri, sedangkan sang ibu tiri hanya diam terpaku seakan seluruh tubuhnya tak bisa di gerakkan. Ia melihat dengan jelas wajah Angga yang kini semakin dekat dengannya sehingga ia bisa merasakan aroma mint milik Angga menyapu seluruh wajahnya. dan tiba-tiba...