Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapuh
"Apa lagi?,kamu masih mau disini mempertontonkan tubuhmu pada pria belang di tempat ini?",tanya Dave.
"Ti-tidak a-aku--
"Lihatlah semua pria menatapmu lapar",ujar Dave.
Juwita memperhatikan sekelilingnya dan benar saja banyak pria yang menatapnya lapar padanya.Gadis itu bergidik ngeri lalu berjalan lebih dulu dari Dave untuk keluar dari Club' itu.
"Vans... aku pergi dulu",ujar Dave pada temannya yang merupakan orang kepercayaannya untuk mengelola tempat malam ini.
Dave memiliki beberapa club' malam,dan kedatangannya kesini bukanlah untuk bersenang-senang dengan wanita karena ia bukan pria yang suka bermain wanita.Kedatanganya kesini hanya mengecek tempat usahanya ini.
"Ya Dave...",jawab Vans melambaikan tangannya yang sedang duduk bersama wanita cantik.
Dave mengikuti Juwita yang lebih dulu keluar dari tempat itu.Pria itu menemukan Juwita yang berdiri di dekat pintu masuk menunggunya.
"Ayo...",ujar Dave mendahului Juwita.
Juwita mengikuti langkah lebar pria itu menuju mobilnya.Gadis itu sedikit kewalahan menyamakan langkah mereka.
Juwita memasuki mobil Dave setelah pria itu menyuruhnya masuk dan duduk sebelah kemudi.Juwita yang memakai rok pendek membuat pahanya terekspos.Meski gadis itupun berusaha menurunkan roknya tapi usahanya sia sia.
Dave memasuki mobilnya dan duduk dibalik kemudi.Pria itu mengerutkan keningnya saat melihat Juwita bergerak gelisah.
"Kamu baik baik saja?",tanya Dave.
"I-iya...",jawab Juwita gelagapan.
Dave yang menyadari gerak tubuh gadis itu mendesis pelan."Buka jas itu lalu tutupi pahamu itu!",ujar Dave.
Juwita segera membuka jas milik Dave yang membungkus tubuhnya lalu menutupi pahanya yang terbuka.Meski baju dibagian dadanya memiliki potong dada rendah hingga memperlihatkan belahan asetnya.
"Shitt...",umpat Dave memalingkan wajahnya.
"Sekali lagi aku melihatmu berpakaian seperti itu maka akan aku pastikan aku merobek pakaiannmu itu",ujar Dave menatap lurus ke depan.
Juwita tak menjawab,ia sungguh malu saat ini.Malu?, kenapa baru sekarang ia merasa malu tadi saat di tempat hiburan itu ia tak sedikitpun merasa malu karena tubuhnya telah ditatap banyak orang.Tapi kenapa saat bersamaan Dave rasa malu itu muncul.Dave melajukan mobilnya menuju Mansionnya.Disini Juwita akan aman karena mansionnya ini banyak pengawalnya yang berjaga.
"P-pak... ngomong ngomong kekasihmu sangat cantik",ujar Juwita membuka suara.
"Kekasih?",beo Dave.
"Iya tadi dia mendatangiku ke ruanganmu Pak,dan memintaku untuk menjauhimu",ujar Juwita.
"Karena itu kamu pergi?",tanya Dave.
"Ya...aku tak ingin dianggap pelakor",jawab Juwita.
Dave tak lagi menjawab karena ia akan mengecek cctv ruangannya nanti setibanya di Mansion.Dan dia tidak memberikan klarifikasi pada Juwita tentang siapa wanita yang mengaku sebagai kekasihnya itu.Baginya itu tidak perlu karena Juwita bukan siapa siapanya.
Juwita merengut kesal melihat wajah datar dan dingin Dave.Ia berharap Dave mengatakan jika itu tidak benar tapi apa ini, pria itu diam saja.
Sekarang ia tak mempedulikan Dave memiliki kekasih atau tidak.Ia membutuhkan Dave untuk tempat berlindung dari orang orang Papanya yang ia yakin saat ini masih mencarinya.
Sesampainya di Mansion keduanya turun dari mobil disambut oleh pengawal yang berjejer menunggu kedatangan mereka, lebih tepatnya kedatangan Dave.
"Kak Zaki saja tidak memiliki Mansion seluas ini,tapi dia yang hanya memegang anak perusahaan memiliki dua mansion yang sangat luas",batin Juwita.
Juwita tak tau saja jika kekayaan pria itu bukan dari gaji yang Zaki berikan.Tapi dari bisnis ilegal pria itu.Dave memiliki gudang persenjataan terbesar di Asia tenggara dan itu satu satu perusahaan legal yang ia tekuni.Sedangkan yang ilegal ia juga melakukan transaksi jual beli organ tubuh manusia di bawah tanah sana.Organ tubuh itu ia dapat dari musuh musuhnya yang berhasil ia tangkap.Dan ada lagi sederet usaha lainnya yang menambah pundi pundi uangnya.
Bekerja pada Zaki adalah bentuk balas budinya.Sebenarnya yang mengajarkan ia berbisnis ia adalah mendiang Tuan Mubarak,Kakek Zaki yang merupakan ketua mafia yang paling ditakuti.
"Bik...layani dia selama dia berada disini",ujar Dave pada salah satu pelayannya.
"Baik Tuan...", angguk pelayan itu dengan kepala tertunduk.
"Kamu masuklah ke kamar itu.Itu adalah kamar Daveena,ada pakaian miliknya disana.Pakailah,aku rasa cocok dengan tubuhmu",ujar Dave menunjuk sebuah kamar pada Juwita.
"Baik Pak, terima--
"Bik tunjukkan dimana kamar tamunya",sela Dave lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya berada meninggalkan Juwita.
Juwita memasuki kamar dengan pintu yang tinggi itu dengan langkah pelan.Aroma Vanilla menusuk hidungnya.Kamar itu luas dengan tempat tidur berukuran size.Di dinding kamar terdapat foto Daveena kecil dan juga foto gadis itu saat berlibur di Paris.Dan juga ada foto gadis itu bersama Dave yang tampak tersenyum tipis merangkul sang adik.
Juwita menyunggingkan senyumannya saat melihat foto Dave.Gadis itu teringat tujuannya ke kamar ini adalah mengambil pakaian milik Daveena untuk ia pakai.
Juwita membuka pintu lemari besar itu dan ia kembali terkejut saat melihat pakaian yang berjejer rapi dan tentunya harganya sangat fantastis untuk satu buah baju.Gadis itu mencari piyama untuk ia pakai.Dan akhirnya ketemu,Juwita kembali menutup lemari itu dan melangkah keluar kamar dimana pelayan telah menunggunya.
***
Sementara itu di kamarnya Dave sedang mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.Pria dingin itu meremas ponselnya saat membaca pesan yang dikirim oleh orang kepercayaannya.
"Setelah 20 tahun kalian baru mencari keberadaan kami?, kemana saja kalian selama ini disaat adikku membutuhkan ASI",gumam Dave dengan mata yang memerah.
"Argh...tak perlu lagi kalian datang karena kami sudah bahagia", cicit Dave dan air mata jatuh di pelupuk matanya.Dibalik wajah tegas dan dinginnya ia juga memiliki hati yang sangat rapuh.
Dave mengacak rambutnya frustasi,dia tidak akan memaafkan orang yang sudah mencampakkannya dan adiknya meski itu orang yang telah melahirkannya.Ia sangat membenci wanita yang bergelar ibu yang dengan tega meninggalkannya di tengah keramaian dunia yang begitu kejam ini.
Dave mengusap wajahnya kasar lalu membuang nafas berat.Bayangan masa lalu yang berusaha ia kubur kembali hadir.Pria itu memukul samsak yang ada dikamarnya untuk meluapkan emosinya.Hanya alat itu yang menjadi sasarannya jika emosinya tak stabil.