Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Malam ini adalah malam yang spesial untuk keluarga Bagas karena Bagas kini sudah bisa melihat kembali. Tak banyak yang tahu hal ini, hanya kedua orang tua Bagas dan Ayah Naira.
Yah, pak Cipto sudah tahu kalau Bagas sudah berhasil mengobati mata nya.
Beberapa hari sebelum berangkat, Bagas mencari Pak Cipto di kantor nya, dan menceritakan semua nya, ia juga meminta Pak Cipto untuk tidak cerita pada Naira, Karena Bagas sendiri yang akan memberi tahu.
Maksud ke datangan Bagas untuk menitipkan Naira kalau-kalau ia akan lama di rumah sakit. sekaligus memberitahu kabar ia memutuskan untuk operasi mata.
Pak Cipto sangat senang saat ia berdiri di pintu dan melihat Bagas sudah sehat. Namun ia masih diam seolah tidak tahu apa-apa.
•••
Di meja makan, semua tampak asik mengobrol, Kecuali 4 anak muda itu, semua tampak diam tak ada yang berbicara.
"Mas, ini kue nya enak, ayo buka mulut." Ucap Naira mengarahkan makanan ke mulut Bagas. Bagas pun membuka dan memakan nya.
Pak Cipto yang melihat Putri nya sudah tidak lagi canggung dengan suami nya pun merasa senang bercampur terharu.
"Wah, Naira dan Bagas sekarang sudah semakin romantis ya, kapan kalian akan pergi bulan madu?." Ucap Amira.
"Iya Jeng, Mereka makin romantis sekarang." Saut Bu Citra.
Bu Amira menyengir, sebenarnya ia hanya basa basi saja.
"Iya Bagas, kapan kalian akan liburan?." Tanya Pak Cipto.
"Minggu depan aku masih harus ke luar kota lagi pa." Jawab Bagas. Pak Cipto pun mengerti maksud Bagas, kalau ia masih harus kembali bertemu dengan dokter.
Sementara Naira yang mendengar tak percaya dengan apa yang ia dengar. Lagi?, ia akan kembali di tinggal lagi ke luar kota, entah berapa lama Bagas baru akan kembali.
"Mas Bagas mau ke luar kota lagi?." Tanya Naira.
"Hm."
Naira menghela nafas berat, ia sedih ketika mendengar Ia akan kembali di tinggal. Vika yang melihat perubahan wajah Naira yang agak murung pun tersenyum sinis.
"Berat banget ya buat kak Naira, masih pengantin baru udah sering si tinggal aja." Ucap Vika.
Pak Cipto agak tidak suka dengan ucapan Vika, begitu juga dengan Bu Citra dan Pak Anwar yang merasa Ucapan Vika bisa membuat Naira sedih.
Vika lalu mengambil Kue dan juga tak mau kalah, ia juga menyuapi Elang yang tampak diam mematung kesal menatap Naira begitu perhatian dengan Bagas.
Bagas melihat apa yang di lakukan Vika, ia pun lansung menolak suapan kedua dari Naira. Naira heran, namun ia berfikir Bagas tidak suka dengan rasa kue itu.
Namun Naira tak lagi perduli, Karena ia juga kesal karena Bagas terus meninggalkan nya dan tidak memberikan kabar sama sekali.
•••
Setelah makan malam bersama. semua tampak duduk di taman, karena Pak Anwar dan Bu Citra juga mengajak untuk bakar-bakar.
Naira duduk di anak tangga melihat ke arah orang tua mereka, meski pandangan nya ke depan, pikiran Naira entah melayang kemana.
Bagas berdiri di belakang Naira, melihat Naira tampak diam, ia hanya melihat Naira melihat ke arah depan. " Apa dia menatap mantan nya itu?." Batin Bagas saat melihat di sana juga ada Elang dan Vika yang duduk berdua.
Naira membuang nafas membuang kesesakan di hati nya. Ia lalu berdiri dengan kasar nya, lalu berbalik untuk masuk ke dalam rumah.
ketidak pekaan Bagas tak menyadari kalau Naira sedang marah pada nya, mengira Naira tengah kesal karena melihat Elang dekat dengan Vika.
Bagas pun agak kesal. apa lagi saat Naira berbalik dan berhadapan dengan nya, Naira menatap nya kesal lalu masuk tanpa mengatakan apa pun.
"Nona Naira seperti nya sedang marah dengan Anda Bos." Ucap Ken menghampiri Bagas.
"Kenapa?." Tanya Bagas.
Ken membalas dengan mengangkat kedua bahu nya, karena ia pun tidak tahu alasan nya.