Kamila gadis yatim piatu mencintai Adzando sahabatnya dalam diam, hingga suatu malam keduanya terlibat dalam sebuah insiden.
Adzando seorang artis muda berbakat.
Tampan, kaya, dan populer. Itulah kata-kata yang tepat disematkan untuknya.
"Apapun yang kamu dengar dan kamu lihat, tolong percayalah padaku. Aku pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Kumohon bersabarlah."
Karena skandal yang menimpanya, Adzando harus kehilangan karier yang ia bangun dengan susah payah, juga cintanya yang pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku, Do. Aku harus pergi. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai."
"Mila... Kamu di mana? Aku tidak akan berhenti mencarimu, aku pasti akan menemukanmu!"
Kerinduan yang sangat mendalam di antara keduanya, membuat mereka berharap bahwa suatu hari nanti bisa bertemu kembali dan bersatu.
Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Mari baca kisahnya hanya di sini ↙️
"Merindu Jodoh"
Kisah ini hanya kehaluan author semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02
...*...
Sesampainya di apartemen miliknya, Zando segera membersihkan diri. Pemuda itu mencoba kembali mengingat apa yang telah dilakukannya pada Kamila sahabatnya.
"Kenapa aku sampai tidak terkendali, sih? Untung Kamila, bagaimana kalau ternyata itu gadis lain?"
"Hahhh... tidak-tidak! Meskipun itu Kamila, ataupun gadis lain, tidak seharusnya aku melakukannya. Bagaimana aku harus menjelaskan semua ini pada Mama dan Papa?"
Zando termenung di bawah guyuran air shower, yang terus mengucur menerpa tubuhnya. Dia memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Namun apapun itu dia tetap pada keputusannya menikahi Kamila.
Zando segera menyudahi mandinya, lantas keluar dari kamar mandi. Lalu memilih pakaian dan memakainya. Kemudian buru-buru keluar dari kamar, sebab ia berniat pergi ke kantor agensi untuk mengurus masalahnya.
Akan tetapi, baru ia akan membuka pintu, Nino sang manager sekaligus asistennya langsung menerobos masuk.
"Loh, kok kamu malah ke sini? Bukannya kita ketemu di agensi?"
"Kelamaan, aku nungguin kamu sampai jamuran!"
"Ada apa sebenarnya sih, No? Perasaan aku tidak melakukan apapun."
"Nih, makan dulu, biar kamu bisa berfikir jernih nantinya. Setelah itu aku akan membahas hal serius sama kamu!" tegas Nino. Ia lalu menyodorkan tote bag berisi makanan pada Zando.
Tanpa membantah Zando segera membuka tote bag itu, lalu menyantapnya dengan lahap, karena dirinya kebetulan memang sedang lapar.
Selesai sarapan Zando membuang bekasnya makan pada tempat sampah, lalu mencuci tangan. Kemudian ia kembali ke tempat semula.
"Ada apa? Sepertinya sangat penting?"
Nino menarik nafas dalam sebelum membuka suara. Dia menatap Zando sejenak, lalu bertanya, "Do, kamu ada hubungan apa sama Shahnaz Wilson?"
"Hahhh ..." Zando tergelak, lalu mengacak rambutnya kasar.
"Aku tidak ada hubungan apa-apa sama dia, hanya teman. Kita memang sering ketemu di beberapa acara musik, ya akhirnya kenal. Itu saja."
"Kamu ingat pernah bertemu atau jalan bareng sama Shahnaz, mungkin?"
Zando mengeryitkan dahinya, berusaha mengingat. Lalu ia pun menjawab, "Pernah, sih. Kalau tidak salah, kemaren. Waktu itu aku mau ke tempat Mila, tapi dia tidak di rumah, akhirnya aku balik lagi. Lalu aku ketemu sama Shahnaz di depan lift. Karena kebetulan tujuan kita sama, aku menawarinya tumpangan. Selanjutnya kita berangkat bersama."
"Nih ... lihat!" Nino menyodorkan ponselnya pada Zando.
Sedangkan Zando langsung membulatkan matanya, begitu melihat gambar dan tulisan yang tertera pada laman berita online tersebut.
"Ck ... lelucon macam apa ini?" Zando berdecak kesal.
Nino kembali menarik nafas panjang. Selama menjadi manager Zando, baru kali ini artisnya itu terlibat berita seperti ini. Ya memang, semakin tinggi posisi seseorang, pasti akan mudah diterpa gosip miring. Apalagi seorang artis, yang segala gerak-geriknya selalu diawasi dan dijadikan berita.
"Ini tidak benar, No. Berita dari mana ini? Kita bahkan tidak menjalin hubungan seperti yang diberitakan.
"Aku ketemu sama Shahnaz, karena dia ternyata tinggal di apartemen yang sama dengan apartemen yang ditinggali Kamila, itu saja tidak lebih." ungkap Zando.
Lalu ia memijat pelipisnya, mendadak kepalanya berdenyut nyeri."Hahhh ... masalah satu belum teratasi, ini udah ada lagi masalah," batinnya dalam hati
Nino menyalakan televisi, mencari sumber berita gosip. Dan sesuai dugaannya, berita tentang artisnya sudah kian merebak, dan menjadi pembahasan pembawa acara. Mereka malah mengaminkan apa yang sebenarnya tidak terjadi, dan mengiring opini bahwa seakan-akan Zando dan Shahnaz Wilson memang menjalin hubungan.
Zando kembali mengacak rambutnya kasar, setelahnya dia meraup mukanya frustasi.
"Aku mau pergi ke agensi dan menjelaskan bahwa ini tidak benar."
"Oke, kita berangkat sekarang!"
Zando dan Nino beranjak dari tempat duduknya, bergegas meninggalkan apartemennya. Akan tetapi begitu mereka tiba di lantai bawah, terjadi hal yang tidak terduga.
Banyak sekali pemburu berita infotainment, berkumpul seperti lebah yang mengerumuni sarangnya.
"Sepertinya kita tidak bisa ke sana. Lebih baik, untuk sementara waktu kamu di rumah saja, dan jangan ke mana-mana. Ini demi kebaikan kamu, sampai suasana kondusif. Aku akan berusaha menyelesaikan masalah ini semampuku."
"Baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu." Setelah berkata demikian, Zando masuk kembali ke dalam lift.
Sedangkan Nino dengan langkah gesit berusaha menerobos kerumunan, dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
Sesampainya di agensi, Nino segera menemui pimpinan agensi MW Entertainment, dan langsung disambut oleh Tuan Moreno William sendiri.
"Selamat pagi, Tuan. Kedatangan saya kemari, ingin mengklarifikasi tentang berita mengenai Zando," ucap Nino to the point.
"Kenapa? Bukankah itu berita yang cukup bagus? Mengingat Zando dan Shahnaz Wilson sama-sama akan mengeluarkan single solo mereka. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan moment ini untuk menggebrak pasar," sahut Tuan Moreno santai.
"Lagipula apa salahnya jika Zando dan Shahnaz menjalin hubungan? Toh mereka sama-sama single kan? Dan mereka terlihat serasi," sambungnya kemudian.
Nino diam tidak berkomentar. Otaknya bekerja cepat. Memang benar kalau dari segi komersil keduanya akan diuntungkan. Tapi Zando, tentu saja tidak. Pemuda itu diam-diam menyukai sahabatnya sendiri. Lalu ia pun berusaha melakukan negosiasi dengan CEO Agensi tersebut.
"Lalu bagaimana dengan Shahnaz sendiri? Apa dia setuju?"
"Shahnaz pasti akan setuju. Dia gadis yang berambisi dan ingin menjadi artis terkenal. Dalam bisnis hiburan semua bisa diatur, asal saling menguntungkan. Semacam simbiosis mutualisme."
"Lalu apa ada kesepakatan kontrak?"
"Boleh juga. Kalau begitu kita buat kesepakatan kontrak."
"Oke ...! Paling lama satu tahun mereka merekayasa hubungan, lalu setelah itu kontrak selesai."
"Deal."
Kedua belah pihak akhirnya tanda tangan di atas materai. Dan siang harinya diadakan konferensi pers yang akan mengkonfirmasi hubungan Zando dan Shahnaz.
Pihak Agensi mengundang para pemburu berita, baik media cetak, media elektronik, maupun media online.
°°°
Sementara itu, Kamila saat ini berada di kamar mandi, tengah membersihkan dirinya. Dia menggosok-gosok jejak yang ditinggalkan oleh Zando pada tubuhnya. Meski ia mencintai Zando, tapi bukan dengan cara seperti ini yang diinginkannya.
"Kenapa ini tidak bisa hilang, sih?" Kamila kembali terisak mengingat kebodohannya.
Gadis itu terus menggosok kulitnya, berharap tanda merah di tubuhnya bisa hilang, namun yang terjadi justru kulitnya lecet kemerahan. Lantas ia pun menyudahi mandinya.
Kamila keluar kamar mandi, dengan wajah sembab dan masih sesenggukan. Hari ini dia masuk kerja malam, jadi masih ada waktu baginya memulihkan mental.
Setelah berpakaian ia pergi ke dapur, untuk membuat sesuatu yang bisa ia makan. Setengah jam berkutat di dapur, masakannya selesai dan ia membawanya ke meja ruang tamu.
Kamila menyalakan televisi, kemudian beranjak ke dapur untuk mengambil air minum. Setelahnya dia kembali lagi ke tempat semula.
"Pemirsa, penyanyi sekaligus aktor yang namanya sedang naik daun, dan menjadi perbincangan publik, karena suaranya yang khas dan bakat aktingnya yang mumpuni. Dan juga ketampanannya, banyak digandrungi kaum hawa. Siapa lagi kalau bukan Zando Arrayyan.
"Nah, baru-baru ini Zando tertangkap kamera infotainment, tengah jalan bareng dengan penyanyi cantik Shahnaz Wilson." Host acara gosip itu memulai membacakan topik hangat yang lagi viral.
"Mereka tampak begitu serasi, mengenakan outfit yang sama yaitu Tshirt putih dipadu celana jeans, pemirsa." Salah seorang host lainnya menimpali.
"Nah, siang tadi pihak agensi, telah memberikan klarifikasi dan membenarkan bahwa artisnya tersebut memang menjalin hubungan...."
Pyaaaarrr....
Tanpa sadar Kamila menjatuhkan gelas berisi air dari pegangan tangannya. Gadis itu langsung jatuh tersimpuh di lantai, tanpa memperdulikan tangannya yang terkena pecahan kaca. Baginya rasa sakit pecahan kaca itu, tak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit di hatinya.
"Kenapa...? Kenapa....?" Kamila menjerit sekencangnya untuk melampiaskan rasa sesak di dadanya sembari memukul-mukul lantai.
Sesakit inikah memendam perasaan? Lalu apa arti janji yang kau ucapkan, sehingga membuatku menaruh harapan, jika akhirnya kau hempaskan. Apa arti ungkapan cintamu jika hanya pepesan kosong semata? Diri ini bagaikan seonggok sampah yang tercampakkan setelah kau menikmatinya.
Kamila bangkit dan berdiri, lalu berjalan tertatih menuju kamarnya. Menatap dirinya di depan cermin. Senyum getir terbit dari bibir pucatnya.
"Sepahit inikah hidupku?"
Kamila memeluk dirinya sendiri seraya meratapi nasibnya. Seolah kebahagiaan enggan menghampirinya.
...*...
.
.
.
*Jangan lupa lupa tinggalkan jejak cintamu
jederrr... Ikhsan menjatuhkan minunan dan makanan yg berada di tangannya.. syok berat🤣🤣🤣
.. aahhh... lama lama aku demo beneran ini/Scream//Scream/