Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi
🌸🌸🌸
Aku kini berada di taman yang begitu indah, mata ini tak sayup melihat elok nya ciptaan tuhan, banyak sekali capung dan kupu-kupu berterbangan riwa-riwi kesana kemari hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain. Pancuran gemercik air menjulang dari bukit hijau nan asri, hijaunya pepohonan menjadikan keteduhan setiap mata yang memandang.
"Dimana diriku saat ini berada? apakah surga"
Andai ini adalah surga enggan ku kembali ke dunia. Aku tak henti-hentinya kagum akan lukisan sang khalik. Dikala mata ini menikmati pemandangan, terdengar derap langkah kaki yang lembut. Begitu tajam telinga ini menyapu setiap langkah kaki itu mendekat dan benar saja wanita paruh baya yang begitu cantik berdiri di belakang ku, tatapan wajah ayu nan teduh, membuat hati ini merasa begitu nyaman, ingin sekali berlari ke dalam dekapannya. Ingin sekali kepala ini dielus dengan manja, ingin sekali bercanda gurau dengan nya layaknya seorang ibu dan anak.
"Apakah aku boleh mengharap semua itu?" Semua itu hanyalah angan ku, segera tertepis dimana kalah kesadaran ini kembali menggandrungi. Tapi mata ini membulat manakala wanita paruh baya itu tersenyum dan merentangkan tangannya di hadapan ku.
"Kemari lah nak!" ujarnya begitu teduh. Tak terpungkiri langkah kaki ini terayun ringan mendekat pada nya. Tubuh ini luru dalam dekapannya, dekapan yang nyaman dan tak pernah aku dapat kan.
"Maafkan anne" lirihnya pada ku.
"Anne,,?" tanya ku menatapnya dalam. Dan ternyata wajah itu sangatlah mirip dengan ku.
"Ya, aku ibumu Asiyah" jawabnya begitu lirih. Tangis ku pecah, puluhan tahun aku ingin melihat wajah ibu kandungku dan saat ini dia ada di dekat ku, bahkan tubuhku saat ini dalam dekapannya.
"Anne, apakah aku sudah meninggal atau aku bermimpi?" tanyaku ketika tersadar dari buaian ibuku. Ibuku menggeleng.
"Kamu tidak hanya tertidur nak"
"Kenapa aku tidak mati saja dan bisa bersama anne" lirih ku. Ibu tersenyum lembut padaku.
"Waktumu masih panjang nak, dan kamu harus segera bangun kembali" tutur lembut ibu.
"Percuma, tidak ada kebahagiaan dalam hidup ku yang ada hanyalah sebuah siksaan" lirih ku enggan kembali bangun.
"Hidup itu layaknya roda nak, terus berputar. Kadang di atas kadang di bawah, kadang susah kadang juga senang, kadang sakit juga kadang kala sehat, itulah yang dinamakan kehidupan nak" tutur lembut ibu padaku.
"Tak ada alasan untuk ku kembali anne" sekali lagi aku menolak untuk bangun kembali.
"Tanpa kamu tahu banyak sekali yang masih menginginkan mu kembali nak" bujuk ibu kembali.
"Ya, mereka menginginkan ku kembali karena mereka ingin memanfaatkan diri ini anne" bukannya memang benar selama ini hidup ku di jadikan sebagai tumbal atas apa yang mereka inginkan. Bahkan setetes pun mereka seolah tak menginginkan diri ini untuk bahagia.
"Istighfar nak, semua yang terjadi di dunia ini sudah tertulis dalam kitabnya lahulul Mahfudz. Tuhan tidak akan menguji hambanya melampaui batas dan di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Di setiap kesedihan yang selama ini kamu alami tuhan sudah menyiapkan kebahagiaan kelak untuk mu nak, bersabarlah laa tanzan" sebuah tamparan kecil untuk diri ini dimana kalah ibu mengingatkan ku tentang sebuah takdir yang sudah Allah persiapkan untuk setiap makhluknya.
"Tapi-"
"Kembalilah nak, banyak yang membutuhkan mu sayang, jika kamu tidak yakin dengarkanlah mereka selalu memanggil namamu. Anne tidak punya banyak waktu sayang, jalanmu masih panjang"
"Tapi percuma anne jika aku kembali, aku akan tetap menjadi seorang tawanan dari orang yang sangat kejam anne" timpal ku.
"Anne memberimu nama Asiyah karena anne ingin kamu seperti Asiyah binti Muzahim, kamu tahu kan siapa dia?" tanya lembut ibu. aku mengangguk.
"Asiyah binti Muzahim adalah istri raja Firaun"
"Ya, beliau adalah istri yang sangat di cintai oleh raja Firaun, kamu bisa mencontoh dari keteladanan beliau nak, luluh kan hati pria itu, dan kamu bisa membimbing nya pada jalan yang Allah ridhoi"
"Tapi aku tak bisa anne, dia tidak akan pernah mencintaiku dan aku pun benci pada nya"
"Benci itu menjadikan rasa cinta" tutur nya lembut. Memang dari sekian kali rata-rata orang yang dulunya membenci seseorang maka mereka akan begitu mencintai orang tersebut. Sedangkan aku dan dia bahkan seperti langit dan bumi dan semua itu rasanya tidak mungkin terjadi.
"Sepertinya anne harus segera kembali dan kamu juga harus segera kembali, ini hanyalah sebuah alam mimpi sayang, mungkin semua ini akan pudar dalam ingatan mu saat kamu terbangun" ibu membelai lembut kepala ini lalu beranjak menjauh dan meninggalkan diri ini sendiri.
"Anne, jangan pergi.." lirihku. Ibu hanya mengulas senyum dan menjauh.
Kini hampa terasa lagi menemani diri ini, sepi tak ada kawan. Sehingga dapat ku mendengar suara seseorang yang begitu lirih.
"Kau kenapa gak bangun-bangun?"
"Apakah kau ingin menghukum ku dengan cara seperti ini?"
Suara itu suara yang sangat ku kenal, dan beberapa hari ini tidak mendengar suara itu.
Lagi dan lagi, suara yang sangat familiar terdengar dalam lamunan ku.
"Aku mohon, bangunlah! apa kau tidak memikirkan bagaimana kondisi ammah mu jika mendengar kau seperti ini, bangunlah setidaknya untuk keluarga Faris" tutur nya.
Ammah?
Bagaimana keadaan ammah sekarang?" terakhir kali aku bertemu dengan ammah sakit keras. Haruskah aku terbangun?