NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecewa

"Ya Allah, Ratih. Kamu nggak papa?" tanya Irham menghampiri wanita yang dikenalnya itu.

"Kang Irham, bantu Ratih." mohon si wanita yang wajahnya penuh luka.

"Siapa yang tega membuatmu begini?" iba Irham.

"Su- suamiku, Kang."

"Aku bantu kamu buat lapor polisi, ya..?"

"Jangan, Kang." wanita itu buru-buru mencegah Irham. "Anakku ada padanya, dia akan menyakiti anakku jika aku berani melaporkannya ke polisi."

"Tapi, ini sudah termasuk penganiayaan."

"Kang, bantu Ratih untuk cari tempat tinggal, aku benar-benar sudah tidak sanggup, biar nanti aku cari anakku ketika aku sudah pulih." iba Ratih pada Irham yang masih kekeuh ingin membantunya untuk melapor.

"Pulang ke rumah Bude Yani?" tanya lelaki itu pada Ratih.

"Cari kost saja, Kang. Aku belum siap ketemu ibu."

Irham melirik jam di ponselnya. Sudah hampir magrib. Ia tidak melupakan janjinya pada sang istri untuk menjemputnya pulang bersama putra mereka. Tapi, ia juga tidak tega jika meninggalkan Ratih.

Ia segera mengontak atik ponselnya. Mengirimkan sebuah pesan untuk sang istri.

Di kediaman Pak Kyai. Dinar masih menunggu kedatangan suaminya. Ilyas beberapa kali sudah rewel karena mengantuk. Sebelum akhirnya bocah tiga tahun itu benar-benar memejamkan matanya. Dinar yang hendak memakai kembali hijabnya urung ketika menerima pesan dari Irham.

[Yank, Afwan. Mungkin aku sampai agak malam, karena ada urusan di luar dulu bersama Dafa.]

Senyum lembut Dinar terbit. Akhirnya Irham memberinya pesan, syukurlah dia tidak harus segera membangunkan Ilyas yang baru terlelap setelah beberapa kali rewel.

*******

Seusai shalat Magrib Irham belum juga datang. Dinar masih menunggu dengan sabar, hingga suara bel berbunyi wanita itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Tapi, begitu pintu dua daun itu terbuka, laki-laki yang muncul bukanlah Irham melainkan Dafa.

"Assalamualaikum, Ning Dinar. Pak Kyai ada?"

Dinar tersenyum kikuk, sebelum akhirnya menjawab juga.

"Waalaikumsalam, ada. Sebentar tak panggilkan Abah." tutur Dinar.

"Matur nuwun, Ning."

"Ngih, sami-sami." jawab Dinar yang hendak menutup kembali pintu rumah, sebelum ia mengingat sesuatu.

"Mas Dafa." panggil Dinar setelah buru-buru memutar badan menghadap kembali pada Safa.

"Ya, Ning?"

"Mas nggak sama Abu Ilyas?" tanyanya pada laki-laki yang tadi di sebut Irham dalam pesannya.

"Gus Irham pulang lebih dulu tadi Ning, katanya ada keperluan keluarga. Kalau ana baru pulang dari pondok karena sedang ada kegiatan memanah para santri hari ini."

Senyum manis Dinar berubah menjadi senyum masam.

Apa ini? Mengapa Irham berbohong.

"Oh, begitu. Ya udah, biar saya panggil Abah ke dalam."

"Memangnya, Gus Irham belum pulang, Ning?"

Yang di tanya hanya tersenyum saja. Dinar tidak lagi menjawab, ia melangkah meninggalkan Dafa dengan hati yang penuh tanya.

*******

Pukul sembilan malam, laki-laki berjambang tipis itu baru sampai di depan gerbang tinggi yang pintunya terbuka untuknya.

Dalam hati, Irham merasa sangat bersalah pada Dinar, sebab ingkar janji.

Begitu mobilnya terparkir didepan rumah megah mertuanya, ia buru-buru turun dan melangkah menuju pintu rumah.

Sepi.

Dua kali menekan bel, pintu baru di buka.

Irham tertegun ketika yang membuka pintu justru istrinya sendiri.

"Assalamualaikum." salamnya yang langsung dijawab Dinar.

Irham mencuri pandang ke arah Dinar yang mencium punggung tangannya dengan takzim.

"Afwan, Yank. Tadi ada kegiatan di luar pesantren bersama..."

"Masuklah, Mas. Mandi! Aku akan siapkan makan malam."

Irham melihat tubuh istrinya berbalik meninggalkannya lebih dulu. Tidak membiarkannya menyelesaikan kata-katanya, bahkan tidak ada senyum manis di wajah perempuan 22 tahun itu.

Marah kah Dinar karena dirinya telat?

Sedangkan Dinar sendiri sengaja memotong ucapan suaminya karena tidak mau Irham berdosa sebab kebohongan yang laki-laki itu ucapkan.

******

Usai membersihkan diri, Irham di siapkan makanan oleh Dinar.

Meskipun Dinar terus melayaninya tapi mulut wanita itu seolah terkunci rapat.

Irham tidak tahan dia ingin menanyakan apakah Dinar marah karena dirinya telat menjemput mereka.

"Yank..."

"Ning, Gus. Saya pamit dulu."

Irham buru-buru menoleh ke sumber suara.

"Dafa..." lirih Irham.

Dafa sedang berjalan bersama ayah mertuanya.

Melihat itu Irham gugup.

Bagaimana Dafa ada di rumah mertuanya? Dari arah dapur pula.

"Ma-makan Daf Abah." tawar Irham dengan suara yang dipaksa keluar.

"Wah, sudah Gus, tadi sama Pak Kiai, Bu Yai dan Ning Dinar." jawab Dafa sumringah.

Mendengar jawaban itu ludah Irham tiba-tiba terasa pahit.

Kedua mertuanya juga sempat menyapanya, tentu dengan hangat seperti biasanya.

Dinar masih setia menemani Irham, sementara Dafa sudah pulang.

*****

Kini mereka sedang berada di kamar. Ilyas tidur di tengah ranjang. Anak tiga tahun itu sudah tidur sejak sore, tapi belum ada tanda-tanda akan bangun. Padahal setiap Azan Dinar sudah mencoba membangunkannya.

"Yank, udah dari tadi Dafa di sini?" Irham berusaha mengajak Dinar bicara.

"Ya." Apa? Cuma Ya'?

"Tadi, aku memang..."

"Mas, aku nggak tahu apa alasanmu berbohong. Tapi tolong... jangan menambah kebohongan yang lainnya lagi, aku udah diam, jadi, mas nggak perlu banyak bicara."

Irham terdiam tanpa kata.

Dinar tidur di samping Ilyas, menarik selimut hingga menutupi lehernya.

Irham tertegun. Apa rencananya mengajak Istri dan anaknya pulang gagal?

"Kamu...nggak mau pulang ke rumah kita?" tidak ada jawaban dari Dinar, membuat Irham bingung hendak melakukan apa?

******

Dinar membuka matanya saat mendengar ponsel Irham berdering.

Melihat ke sisi ranjang, ternyata suaminya sudah terlelap.

Dinar hendak kembali memejamkan mata, saat dering ponsel itu kembali berbunyi. Alhasil Dinar meraihnya sebab takut ada sesuatu yang penting.

Dinar mengangkat panggilan dari nomor tanpa nama itu. Tapi, tidak ada suara di sebrang sana saat panggilan ia terima.

Saat panggilan itu terhenti, di susul dengan sebuah pesan masuk dari nomor yang sama.

[Kang Irham. Terimakasih sudah membantu Ratih mencari tempat kost hari ini. Kang Ilham tidak pernah berubah dari dulu. Tetap baik dan perduli dengan semua orang. Maaf mengganggu malam-malam, Ratih cuma mau kasih tahu ini adalah nomor Ratih, dan aku sudah menyimpan nomor yang Kang Irham berikan. Sekali lagi terima kasih Kang, atas bantuannya dan ponsel yang Kang Irham berikan untukku, selamat malam. Semoga mimpi indah.]

Dinar melihat rentalan pesan itu dan memahami maksud dari kata-katanya.

Jadi Irham ingkar janji sebab membantu seseorang? Tapi, kenapa tidak berani jujur? Memilih berbohong yang sudah pasti memicu banyak dusta?

Dinar masih menggenggam ponsel sang suami saat sang empu mulai membuka matanya.

"Dinar..." panggil Irham dengan suara serak.

Dinar menoleh, lantas memberikan ponsel itu pada pemiliknya.

Irham menerimanya dengan bingung. Tapi, matanya langsung terbelalak ketika membaca pesan di dalamnya.

Ya, ia gugup sekaligus takut Dinar salah paham.

"Yank, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Demi Allah, aku nggak ngapa-ngapain sama Ratih, aku membantunya cari tempat tinggal....Yank...Yank.."

Irham gegas menyingkap selimut yang dikenakan, mengejar Dinar yang berlalu keluar.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!