Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 14 - Jangan Ikut Campur
Sebelum naik ke atas tempat tidur, Naomi mendapatkan panggilan telefon dari rekan kerjanya yang mengingatkan dirinya untuk hadir di acara seminar esok hari. Gilang yang mendengarnya terus mencuri dengar percakapan Naomi dengan seorang pria yang Gilang tebak adalah pria yang sedang dekat dengan Naomi saat ini.
Setelah panggilan telefon berakhir, Naomi naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di sebelah Gilang. Seperti biasanya, tidak ada percakapan di antara mereka sebelum tidur. Keduanya hanya diam, larut dalam pemikiran masing-masing hingga akhirnya tertidur.
“Apa dia gak gerah tidur masih menggunakan hijabnya?” Gumam Gilang. Rasanya pertanyaan itu terus terbesit di benak Gilang setiap kali melihat Naomi tidur menggunakan hijab.
Pukul enam pagi, Naomi terlihat sudah bersiap-siap berangkat bekerja. Gilang yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dibuat heran melihat Naomi yang sudah selesai bersiap sepagi itu.
“Pagi ini aku ada seminar di luar kota. Jadi aku berangkat lebih pagi dari biasanya.” Kata Naomi tanpa menatap wajah Gilang.
Gilang tak memberikan jawaban hingga membuat Naomi kembali bersuara. “Aku sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu di atas meja. Kalau begitu aku berangkat dulu!” Pamit Naomi.
Gilang masih saja diam hingga akhirnya tubuh Naomi lenyap dari pandangannya.
“Dengan siapa dia pergi?” Gilang merasa penasaran. Tanpa diketahui oleh Naomi, Gilang mengikuti pergerakan Naomi hingga akhirnya Naomi keluar dari dalam rumah.
“Abian!” Di luar rumah, Naomi kaget melihat Abian sudah tiba di depan rumahnya. Padahal tadi Abian baru mengirimkan pesan kalau dirinya baru mau berangkat ke rumah Naomi.
“Naomi.” Abian menatap wajah Naomi dengan senyum manis yang terkembang di wajah tampannya.
Seolah terhipnotis dengan tatapan mata Abian, Naomi ikut tersenyum pada Abian.
“Apa kamu udah siap?” Tanya Abian.
Naomi mengangguk. “Ayo kita langsung berangkat sebelum terlambat!” Ajak Naomi. Pagi itu dia memang berangkat seminar keluar kota bersama Abian dan teman-teman dokternya yang lain. Karena rumah Naomi yang lebih dekat dengan rumah Abian, membuat Abian menjemput Naomi lebih dulu.
Di dalam rumah, Gilang memperhatikan interaksi Naomi dan Abian dengan tajam. Entah kenapa Gilang merasa tidak senang melihat kedekatan keduanya saat ini. Apa lagi Naomi terlihat sangat dekat dengan Abian. Gilang bahkan menebak kalau di antara keduanya terjalin hubungan khusus.
“Ternyata dia pergi bersama kekasihnya!” Gumam Gilang dengan kedua tangan terkepal. Setelah melihat mobil milik Abian keluar dari dalam pekarangan rumahnya, Gilang kembali ke lantai atas dan melanjutkan kegiatannya untuk bersiap-siap.
Karena moodnya yang terasa buruk pagi itu, membuat Gilang enggan memakan sarapan yang Naomi buat. Bahkan meminum segelas susu yang biasanya menjadi favoritnya tiap pagi pun Gilang enggan untuk meminumnya. Dia membiarkan saja sarapan yang dibuatkan Naomi untuknya tetap terletak di atas meja.
Di sisi lain, Abian dan Naomi terdengar sedang berbincang sembari menikmati perjalanan menuju rumah rekan kerja mereka yang lain.
“Naomi, sampai kapan kamu menjalani pernikahan yang tidak sehat seperti ini dengan Gilang? Aku rasa sudah saatnya kamu mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan pernikahan kalian dari pada kamu terlalu lama menyiksa diri kamu sendiri seperti ini.” Kata Abian. Wajahnya terlihat prihatin saat berbicara dengan Naomi.
Naomi menoleh menatap intens wajah Abian yang kini juga melihat ke arahnya. Abian memang adalah satu-satunya rekan kerjanya yang mengetahui masalah rumah tangganya dan Gilang. “Abian, aku tahu kalau kamu peduli pada diriku. Tapi aku harap kamu jangan terlalu ikut campur dengan urusan hidupku. Apapun yang terjadi pada hidupku sekarang, biar aku saja yang menjalaninya tanpa ada campur tangan kamu di dalamnya.” Balas Naomi. Dia masih saja bisa berbicara lembut saat memberikan pengertian pada Abian.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya