Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Tak terasa akhirnya hari pertunangan Kania dan Rafi telah tiba. Kania yang telah di balut gaun yang sangat indah sedang duduk di meja rias menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Rania dan nyonya Rudolf datang menghampiri Kania untuk memberikan selamat kepadanya.
"Hai, Kakakku tersayang. Selamat ya sebentar lagi kamu akan menjadi nyonya muda Alexander." ucap Rania memeluk Kania.
"Terima kasih adikku yang paling manja. Kamu tenang saja sebentar lagi kakak akan dengan mudah mencampakkan wanita miskin itu dari istanaku. Beraninya dia menantangku maka lihat saja aku akan menghancurkan hidupnya" ucap Kania tersenyum penuh kelicikan.
"Sudah, Sayang. Kau tidak perlu memikirkan pelayan itu. Yang paling penting saat ini bagaimana caranya kau menaklukkan hati Rafi calon tunanganmu. Jika kau berhasil membuatnya jatuh cinta kepadamu mommy yakin hidup kita akan bahagia, Sayang" ucap Nyonya Rudolf tersenyum penuh kemenangan.
"Mommy benar jika kakak berhasil menjadi nyonya muda alexander, Rania yakin perusahaan Deddy bisa bangkit kembali. Karna kakak bisa membujuk Kak Rafi untuk membantu keuangan perusahaan Deddy" ucap Kania tersenyum bahagia.
"Kamu tenang saja. Kakak akan membereskan pelayan itu dan juga lima bocah nakal itu terlebih dulu. Setelah itu kakak akan berlahan menguasai keuangan keluarga Alexander" ucap Kania tersenyum sinis.
Kania tidak terima dengan perlakuan kelima bocah yang mengerjainya habis habisan. Dia akan menjauhkan Rafi dari para sahabatnya agar dia terbebas dari kenakalan kelima bocah yang selalu membuat hidupnya tidak tenang. Terlebih lagi hubungan Rafi dengan para sahabatnya yang sangat dekat akan membuat rencana Kania akan sulit di lakukan.
...----------------...
Di kamar rias pria Rafi duduk melamun di tepi ranjang. Dia tidak tau harus melakukan apa jujur dia tidak bisa melanjutkan pertunangan ini karna hatinya hanya untuk Clara. Dia menatap foto Clara yang ada di ponselnya sambil menitikkan air matanya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia harus kehilangan Clara dalam hidupnya.
"Kamu tidak usah bersedih seperti itu. Sebentar lagi kau akan bahagia bersamanya tanpa harus berjuang" ucap Wildan menghampiri sahabatnya itu.
"Ingat rencana kita, Raf. Aku yakin kau akan mendapatkan cintamu sama seperti kami" ucap Kinan tersenyum lalu duduk di samping Rafi.
Mendengar ucapan para sahabatnya Rafi menatap keempat sahabatnya yang kini ada di sampingnya. Mereka memang sudah mengetahui rencana licik Kania sehingga mereka mengikuti semua permainan Kania. Tapi, mereka tidak akan membiarkan rencana Kania berjalan mulus.
"Sudah! Jangan bersedih seperti itu. Nanti kadar ketampananmu berkurang" ucap Rayyan tersenyum sambil menepuk nepuk punggung Rafi.
"Apa kalian melihatnya?" ucap Rafi menatap keempat sahabatnya.
"Belum! Kami belum melihatnya. Tapi, aku sudah menyuruh istriku untuk mencarinya" ucap Ardiyan yang memang sudah menceritakan semuanya kepada Nur.
"Aku ingin melihatnya" ucap Rafi penuh permohonan.
"Jangan! Nanti saja. Nanti kamu juga akan puas melihatnya" ucap Wildan tersenyum nakal.
"Ayo kita turun! Acara sebentar lagi akan di mulai. Jangan sampai paman dan tante menyeretmu keluar" ucap Kinan menarik tangan Rafi.
"Baiklah!" ucap Rafi membuang napasnya kasar lalu bangkit dari duduknya.
Kelima sahabat itu berjalan secara beriringan menuju ruangan pesta. Melihat kelima pria tampan yang berjalan bersamaan para chiby chiby langsung menatap mereka penuh kekaguman.
Tapi sayang seribu sayang mereka hanya mampu menatap kagum sempurnanya ciptaan Allah itu tanpa bisa berbuat apa apa. Karna para pria yang tampan dan sukses itu sudah mempunyai pawang mereka masing masing.
...----------------...
Clara menatap pantulan dirinya di kaca besar di depannya. Clara terus menitikkan air matanya karna sebentar lagi pertunagan Rafi dan Kania akan di mulai. Clara yang hanya mengunakan pakaian pelayan dan juga make up tipisnya terus menitikkan air matanya di dalam toilet.
"Sudah Clara! Kau hanya seorang pelayan jadi tidak pantas kau menangisi majikanmu sendiri. Ingat kau dan dia bagaikan langit dan bumi yang tidak mungkin bisa bersatu" gumam Clara sambil menghapus air matanya.
"Ternyata ketika kita mempunyai impian yang sangat tinggi dan tiba tiba terjatuh seketika ternyata sangat sakit ya" ucap Rania tersenyum sinis sambil mendekati Clara.
Rania memang sedari tadi sengaja mengikuti Clara kemana saja, sehingga dia melihat Clara yang menangis seorang diri di dalam toilet. Melihat keadaan Clara yang sangat kacau hati Rania langsung bahagia karna akhirnya dia bisa melihat saingannya itu terjatuh dalam mimpinya.
"Ingat Clara kau itu hanya pelayan. Jadi jangan pernah bermimpi menjadi ratu. Pelayan akan selamanya jadi pelayan dan tidak akan pernah menjadi seorang ratu" ucap Rania tersenyum sinis sambil menatap remeh Clara.
"Maaf! Saya sedang sibuk. Jika anda tidak punya pekerjaan lain selain mengurusi kehidupan orang lain lebih baik anda menatap diri anda di cermin ini" ucap Clara menatap tajam Rania lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Rania.
"Kau memang menang melawanku dalam urusan prestasi. Tapi, jika dalam hal lain kau akan tetap kalah. Karna kau memang tidak pantas bersaing denganku" ucap Rania menatap tajam Clara.
Mendengar ucapan Rania, Clara langsung menghentikan langkahnya lalu menatap Rania.
"Aku memang kalah darimu dari urusan harta dan tahta. Tapi aku tidak pernah kalah darimu jika berhubungan dengan ini" ucap Clara menunjuk ke kepalanya.
"Untuk apa punya harta dan barang barang mewah jika tidak mempunyai attitude yang baik dalam perpikir. Aku memang miskin tapi setidaknya aku tidak pernah merasa iri kepada kehidupan orang lain. Kaya tapi iri sama yang miskin" ucap Clara tersenyum sinis lalu kembali melangkahkan kakinya.
Mendengar ucapan Clara, Rania mengepalkan tangannya geram. Ucapan Clara selalu saja membuatnya terdiam tak berkutik. Rania hanya mampu menatap punggung Clara sambil merencanakan rencana selanjutnya.
"Kamu lihat saja! Tidak hanya berbicara sebentar lagi kamu tidak akan mampu mengangkat wajahmu itu lagi" ucap Rania melangkahkan kakinya penuh kekesalan.
Rania berjalan ke aula pesta yang kini telah di penuhi para tamu undangan dari kalangan atas. Bukan hanya rekan bisnis dan kerabat mereka yang datang tapi, para sahabat dan juga teman kampus Rania juga hadir di sana.
Rania langsung bergabung dengan teman temannya untuk memamerkan gaun dan juga perhiasan yang dia kenakan. Tidak lupa dia juga merendahkan Clara yang kini menjadi pelayan di acara pertunangan kakaknya.
"Hai, Tik! Kamu mau gabung sama kita? Jangan sama pelayan terus nanti kamu malah jadi pelayan juga mengikuti jejaknya" ucap Rania menatap Tika yang ingin menemui Clara.
"Maaf! Aku tidak suka bergabung dengan orang yang suka melihat kelemahan orang lain tanpa melihat kelemahannya sendiri. Dari pada kamu sibuk mengurusi hidup orang lain lebih baik kamu koreksi dirimu sendiri" ucap Tika tersenyum sinis lalu meninggalkan Rania dan teman temannya.
"Lihat saja! Sebentar lagi kau tidak akan bisa berkata kata lagi setelah mengetahui bagaimana sahabatmu itu sebenarnya" batin Rania tersenyum sinis.
Bersambung.....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu