NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:948
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

"Wow." Bukan Ceira namanya jika semenit saja diam di tempat.

Gina menghela napas panjang, tangannya memijat pelipis saat menatap menantunya yang sibuk berjalan ke sana kemari dengan infus masih terpasang di tangannya. Wajah Ceira memang masih sedikit pucat, tetapi semangatnya seperti tidak terbendung.

Di hadapannya, meja kecil di dalam kamar rawat sudah penuh dengan makanan. Ada cheesecake, bubur sumsum, dan sate Padang—semuanya adalah makanan yang Ceira minta dari Daniel sejak tadi pagi. Awalnya, Daniel menolak karena dia ingin Ceira tetap makan makanan sehat dan mudah dicerna, tetapi pada akhirnya, seperti biasa, Ceira menang.

“Sini, Mama Gina, cobain satenya,” ujar Ceira ceria, mengulurkan piring kecil berisi sate Padang yang masih mengepul.

Gina mengangkat sebelah alis, menatap menantunya dengan ekspresi antara heran dan tak habis pikir. “Ceira, kamu itu baru saja kecelakaan. Kenapa malah sibuk berjalan-jalan seperti ini? Dan … kamu yakin perutmu kuat makan makanan ini?”

Ceira meringis kecil, lalu kembali duduk di tepi tempat tidur, menaruh piringnya di pangkuan. “Kalau gak makan yang enak, aku malah stres, Ma.”

Gina hanya bisa menghela napas lagi. “Lalu kenapa kamu harus mereview makanan itu? Mama lihat dari tadi kamu sibuk ngomong sendiri.”

Ceira menyeringai, menggigit sepotong sate sebelum menjawab dengan mulut penuh, “Siapa tahu nanti aku jadi food vlogger. Kan lumayan, Ma.”

Gina memijat pelipisnya lagi. “Astaga…”

Menantunya ini memang selalu punya tingkah di luar dugaan. Seharusnya Ceira masih beristirahat, tetapi sejak tadi, dia malah sibuk mengomentari makanan satu per satu, seolah sedang membuat video review makanan.

Saat itu juga, pintu kamar rumah sakit terbuka, dan seorang perawat masuk dengan wajah sedikit cemas ketika melihat Ceira. “Nona Ceira, Anda baik-baik saja?”

Ceira menoleh sambil tersenyum, “Baik-baik saja, suster. Kenapa?”

Perawat itu mengerutkan kening. “Kami sempat mendapat laporan dari perawat lain kalau Anda berjalan-jalan dengan infus di tangan. Mohon kembali ke tempat tidur, ya.”

Ceira melirik Gina sejenak, lalu tersenyum manis ke arah perawat. “Aku tidak ke mana-mana, kok. Hanya jalan di sekitar kamar saja.”

Gina langsung menimpali, “Dia jalan-jalan sambil mereview makanan, Suster. Bisa kalian bantu ikat dia di tempat tidur?”

Ceira melongo. “Mama!”

Perawat menahan senyum, tetapi tetap bersikap profesional. “Baiklah, kalau memang tidak apa-apa, tapi saya sarankan Anda tetap beristirahat, Nona Ceira.”

Setelah perawat itu pergi, Ceira kembali menatap Gina dengan wajah pura-pura merajuk. “Mama tega banget…”

Gina mendesah. “Mama ini ngeri liat kamu mondar-mandir sama infus di tangan. Apa itu nggak sakit tangan kamu?"

“Engga kok ma, tenang aja. Mama nggak usah khawatir. Aman kok."

Gina hanya menggeleng pasrah.

Saat itu juga, ponsel Ceira berbunyi. Dia mengambilnya dengan cepat, tetapi ekspresi wajahnya berubah bingung ketika melihat nama di layar.

“Nomor nggak dikenal?” gumamnya.

Gina ikut menoleh. “Coba diangkat saja, siapa tahu penting.”

Ceira mengangkat bahu sebelum menggeser layar untuk menjawab panggilan. “Halo?”

Terdengar ada suara pria lain di seberang sana. Suara yang tidak dikenal.

“Selamat siang, Nona Ceira.”

Jantung Ceira berdegup lebih cepat. Dia menatap Gina yang kini menegang.

“Siapa ini?” tanya Ceira, berusaha tetap tenang.

Di seberang, pria itu tertawa kecil. “Sebaiknya Anda berhati-hati, Nona Ceira. Seperti nya ada orang yang ingin mencelakai anda."

Ceira membeku di tempat.

Gina yang melihat ekspresi menantunya langsung merebut ponsel dari tangannya. “Siapa ini?!” tanyanya dengan nada tajam.

Tetapi, tidak ada jawaban. Panggilan sudah terputus.

Sejenak, keheningan menyelimuti ruangan. Ceira menatap Gina dengan mata membulat, napasnya sedikit memburu.

“Ada yang benar-benar ingin mencelakai aku, Ma…” suaranya bergetar.

Gina menggenggam tangan Ceira erat, lalu langsung meraih ponselnya sendiri untuk menghubungi Daniel.

Saat panggilan tersambung, suara Daniel terdengar tegang di seberang sana. “Mama? Ada apa?”

“Daniel, Ceira baru saja mendapat telepon dari seseorang tak dikenal. Orang itu mengancamnya.”

Di seberang, terdengar suara kursi didorong kasar. Daniel jelas sedang berdiri dengan tergesa-gesa. “APA?!”

Ceira bisa mendengar napas Daniel yang memburu. “Apa yang dia katakan?”

Gina menoleh pada Ceira, meminta gadis itu untuk menjelaskan.

Ceira menelan ludah. “Dia bilang … ada seseorang yang ingin mencelakai aku."

Keheningan panjang menyusul.

Lalu, suara Daniel terdengar dingin. Berbahaya.

“Aku akan segera ke sana.”

Panggilan terputus.

Gina menatap Ceira dengan ekspresi penuh kekhawatiran. “Sayang, ini sudah semakin serius.”

Ceira menggigit bibirnya, tangannya mengepal di atas pangkuan. “Aku juga tidak tahu siapa yang ingin mencelakai aku, Ma. Tapi satu hal yang pasti…”

Mata Ceira menatap lurus ke depan dengan tekad yang membara.

“…Aku tidak akan tinggal diam.”

...----------------...

Tak butuh waktu lama, Daniel tiba di rumah sakit. Wajahnya gelap, matanya tajam menatap Ceira yang masih duduk di tempat tidur.

Begitu melihat suaminya, Ceira langsung memanggil, “Daniel—”

Namun, pria itu tidak berkata apa-apa. Dia hanya berjalan cepat, lalu langsung menarik Ceira ke dalam pelukannya.

Ceira membeku di tempat.

Daniel tidak pernah seintens ini sebelumnya.

Tangannya melingkari tubuh Ceira erat, seakan memastikan istrinya benar-benar ada di sana, benar-benar selamat.

Ceira bisa merasakan napas Daniel di bahunya, berat dan penuh emosi.

“Kamu baik-baik saja?” suaranya serak.

Ceira mengangguk pelan, meski dadanya terasa sesak. “Aku baik-baik saja, Daniel…”

Daniel mengeratkan pelukannya. “Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu, Ceira.”

Gina yang menyaksikan adegan itu hanya bisa menghela napas, tetapi di dalam hatinya, dia lega.

Menantunya tidak sendiri.

Dia memiliki seseorang yang akan selalu melindunginya.

Namun, satu hal yang mereka semua tahu…

Orang yang mengincar Ceira masih ada di luar sana.

Dan mereka harus segera menemukan siapa dalangnya. Sebelum semuanya terlambat.

Daniel akhirnya melepaskan pelukannya, tetapi tangannya tetap menggenggam erat bahu Ceira, seolah memastikan istrinya masih dalam jangkauan. Tatapannya beralih ke Gina, penuh ketegasan. “Mama, mulai sekarang Ceira nggak boleh sendirian. Aku akan memperketat pengamanan di sekitar rumah sakit dan rumah kita.”

Gina mengangguk setuju, tetapi tetap tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. “Tapi, Daniel, kita juga harus mencari tahu siapa yang ada di balik semua ini. Jika mereka sudah berani menghubungi Ceira, artinya mereka tidak main-main.”

Ceira mengepalkan tangannya di pangkuan. Ketakutan masih ada, tetapi lebih dari itu, ada kemarahan yang perlahan membara dalam dirinya. Dia menatap Daniel, matanya penuh keyakinan. “Aku nggak mau hanya bersembunyi, Dan. Jika ada yang ingin mencelakaiku, aku harus tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan. Apa salahku?"

Ceira merasa tidak pernah mempunyai musuh. Gadis itu terlalu ceria dan baik hati, sejak dulu banyak orang menyukainya dan mau berteman dengannya, tidak pernah sekalipun ada yang menganggapnya sebagai musuh.

BERSAMBUNG......

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!