NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai lagi

Tidak lama bu Tere beristirahat, pak Guntur tiba sembari membawa barang yang selamat. Tidak banyak tapi cukup membantu. Ada 3 potong pakaian bu Tere, juga ada beberapa kain bedong. Piring 6, sendok ada 5, lalu ada panci juga dan sebuah ember yang sedikit meleleh tapi masih bisa dipakai.

Pak Guntur sudah mandi sebelum masuk ke kamar mereka dan memakai pakaian abangnya Andi.

"Hanya ini yang bisa diselamatkan sayang" ujar pak Guntur sedih.

"Pakaian inipun sudah tidak begitu layak lagi, karena ujungnya terbakar. Selebihnya habis semua." jelas pak Guntur sedih.

"Tidak apa-apa sayang, nanti kita bisa beli lagi. Kan kamu masih bisa tetap kerja. Barang bisa diganti, keluarga ini yang tidak ada gantinya. Bersyukur kita semua selamat" ujar bu Tere lagi menghibur suaminya.

"Ya, nanti aku akan coba kasbon dulu ke bos, supaya bisa beli pakaian dan sedikit bahan memasak." ujar pak Guntur sembari merebahkan diri ke kasur kecil di kamar itu.

Kasur itu hanya cukup untuk 3 orang, tapi bu Yuli menambahkan kasur lagi untuk anak-anak. Jadi Joni dan Doni tidur di kasur tambahan sedangkan bu Tere dan pak Guntur tidur bersama bayi Nita.

"Ya sayang, atau minimal kita minjam ke ibu dulu buat makan aja" usul bu Tere.

"Eh, tunggu. Aku ingat ada kalung emas ku yang sempat ku tarik saat lari keluar dari rumah." teriak bu Tere.

Bu Tere membongkar semua pakaian Nita dan menemukan dompet kecil bertuliskan "Toko Emas Bergembira" lalu mengeluarkan kalung emas dan gelang emas yang tipis.

"Ini, kita jual saja. Bisa untuk biaya makan kita." ujar bu Tere menyerahkan ke suaminya.

"Tapi, ini kan hadiah pernikahan ku untuk mu, jangan dijual. Inilah harta mu yang selama ini selalu kamu jaga." ujar pak Guntur mengingat lagi kenangan lama.

......................

10 tahun lalu pak Guntur melamar bu Tere setelah 3 tahun mereka berpacaran. Mereka berpacaran sejak kelas 2 SMA, lalu setelah tamat sekolah mereka bekerja dan mengumpulkan uang untuk menikah.

Setelah 1 tahun bekerja akhirnya Guntur melamar Tere dengan langsung mendatangi ayah Tere (Kala itu ayah nya masih hidup, dan tinggal berdua dengan istri keduanya, Mita, dan Tere juga. Sedangkan saudara lainnnya sudah menikah lebih dahulu.)

Guntur membawa kalung emas dan gelang emas itu untuk menunjukkan tekadnya. Dia menabung selama setahun untuk membeli itu, dia kerja di Toko bangunan juga lembur kerja menjadi kuli bangunan. Akhirnya setelah ada uang, dia berani melamar Tere.

"Selamat pagi om." salam Guntur kepada pak Sulaiman.

"Selamat pagi nak" ujar pak Sulaiman yang sedang duduk di teras rumah sambil menghirup kopi panasnya dan mengipas-ngipas diri.

"Apa boleh saya masuk om?" tanya Guntur karena masih berdiri di luar pagar rumah Tere. (Dulu mereka menyewa rumah karena ayah bu Tere ada pekerjaan sebagai tukang pembuat keramik)

"Silakan, masuklah. Duduk disini" ujar pak Sulaiman sambil menunjuk ke kursi di depannya.

" Baik om." dan Guntur duduk di kursi itu.

Mungkin karena pengalaman hidup atau ada sedikit ilmu batin, sepertinya pak Sulaiman bisa membaca gelagat Guntur.

"Ada apa? Tumben mencari saya? Biasanya cari Tere." senyum pak Sulaiman.

"Hahahaha...om seperti bisa membaca pikiran saya saja." tawa pak Guntur sedikit nervous.

"Om ini sudah mengalami banyak hal nak, ya kadang-kadang nda semua betul sih, tapi ada juga perasaan om ini yang tepat." jawab pak Sulaiman sambil menyeruput kopinya.

"Baiklah om, kalau begitu saya langsung saja ke pokok pembicaraan ya om. Begini om, saya ada niat meminang Tere, om" ujar Guntur gamblang.

"Bagus, niatmu ada. Lalu bagaimana cara mu menjamin kehidupan Tere?" tanya pak Sulaiman.

"Memang kami bukan keluarga kaya, kami biasa-biasa saja. Kamu tahu kan, kerja om hanya tukang pembuat keramik. Tapi om bisa menyekolahkan Tere sampai ke jenjang SMA, karena om ingin yang terbaik bagi Tere" ujar pak Sulaiman tepat sasaran.

"Ya om, untuk sekarang saya sudah mengumpulkan dana untuk pesta pernikahan sederhana. Lalu saya juga menyewa rumah nanti nya. Dan Tere tidak akan saya perlakukan semena-mena. Saya akan belajar memasak juga menolong pekerjaan rumah." jawab Guntur.

"Bagus! Ingat nak, pernikahan adalah kesepakatan kerjasama antara 2 orang dewasa yang tahu saling tolong menolong dan berpikir serta bertindak bijaksana." ujar pak Sulaiman memuji Guntur.

"Lalu apa bentuk dari niat mu lagi? tanya pak Sulaiman.

"Ini om, saya beli dengan gaji saya selama setahun ini." Guntur menyerahkan kalung dan gelang emas beserta nota nya.

"Berapa banyak pekerjaan yang kamu lakukan?" tanya pak Sulaiman.

Ya, dia paham dengan upah seorang pegawai toko grosiran kala itu. Tidak mungkin Guntur bisa mengumpulkan biaya pernikahan dan membeli kalung serta gelang emas sekaligus.

"Ehehe...ini saya kerja juga jadi kuli bangunan di malam hari, kebetulan kan ada proyek membangun Cinema itu om. Jadi perlu buruh angkut jg di malam hari. Di hari libur toko, saya jadi buruh angkut di pelabuhan. Lumayan om dari pelabuhan dapatnya" jelas Guntur sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hmmm...bagus." ujar pak Sulaiman.

"Baiklah, tanggal 20 bulan 6 nanti kalian datang ke sini melamar Tere secara resmi." jawab pak Sulaiman.

"Baik om." jawab Guntur cepat

"Ini, bawa pulang dulu perhiasan ini. Nanti diserahkan dalam acara lamaran yang sebenarnya. Hanya pesan om, sebagaimana anak om berharga di mata kami orangtua nya. Jangan sampai dia diinjak-injak tidak berharga dalam keluarga mu." tekan pak Sulaiman kepada Guntur.

"Baik om, saya berjanji akan menjadi tameng istri saya dimanapun juga. Dan saya akan menjaga dia dengan baik" janji Guntur.

"Baiklah, kalau begitu apa kamu mau bertemu Tere lagi?" tanya pak Sulaiman.

"Iya om, mau pergi menonton layar tancap di simpang kantor lurah itu om" jawab Guntur.

"Ya sudah, hati-hati di jalan. Jaga anak saya jangan dirusak! Kembali sebelum gelap" tegas pak Sulaiman.

"Siap om, baik om!" jawab Guntur senang sekali.

Tak lama Tere keluar setelah dipanggil ayahnya. Mereka tersenyum bahagia setelah memberikan kode mata, seakan saling memberitahu bahwa lamaran Guntur diterima oleh ayah Tere.

3 minggu setelah peristiwa itu, sampailah hari lamaran.

Guntur datang dengan Ibu dan abangnya Andi, karena ayah Guntur sudah meninggal di kala Guntur masih SD, mereka membawa syarat lamaran dan lamaran itu diterima keluarga Tere. Mereka menikah di bulan Mei tanggal 20 juga.

Pernikahan yang sederhana, hanya mengundang saudara dekat dan itupun hanya diadakan di restoran sederhana. Tapi pada masa itu memang masih wajar, karena perekonomian masyarakat yang belum begitu baik pada masa itu.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!