NovelToon NovelToon
ADIK ANGKAT JADI ISTRIKU

ADIK ANGKAT JADI ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Suami ideal / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.

#konfliketika

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FIX HAMIL

Dokter Rani tersenyum saat melihat monitor USG perut Rindu.

"Ya kalau udah denger detak jantung dari rahim mu berarti ya kamu fix hamil, Dokter Rindu" celetuknya.

"Tebakan Joshua benar berarti haha" sahut Lala yang menemani proses pemeriksaan Rindu, sedangkan Tara kembali bertugas di ruang operasi karena namanya dipanggil oleh speaker rumah sakit.

Rindu tersenyum mendengar apa yang dikatakan dua dokter disampingnya ini.

"Udah 5 minggu nih, Ri. Janinnya sehat dan terlihat baik. Detak jantungnya juga terdengar kuat. Semoga lancar lancar sampai lahiran ya" ujar Dokter Rani sebagai dokter spesialis kandungan.

"Terima kasih dok" ucap Rindu.

Lalu Lala membantu membersihkan perut rekannya itu dari gel karena ini pemeriksaan spesial khusus dokter alias jalur dalam, perawat tidak ada di ruangan.

Setelah itu, Dokter Rani memberikan konsultasi saat kembali ke kursi kerjanya dan Rindu serta Lala duduk dihadapannya.

"Bagus kok ini kandunganmu, mungkin kamu tadi pingsan karena kecapekan dan anakmu protes kok bundanya gak nyadari keberadaannya. Gitu kali ya" goda Dokter Rani membuat Rindu tertawa kecil sambil mengelus perutnya.

"Iya nih dok, kok bisa ya dokter gak sadar kalau dirinya lagi isi. Emang si Rindu ini terlalu sibuk kerja dan belajar" timpal Lala.

"Gimana mau nyadar kalau lagi hamil, sebelum sebelumnya aku merasa baik baik saja dan biasanya juga telat haid 3-5 harian. Ditambah bulan depan udah ujian sumpah dokter jadi ya kurang aware sama diri sendiri. Alhamdulillahnya bayiku baik baik saja" sahut Rindu mencoba memberi penjelasan.

"Hahaa, iya wajar. Banyak calon ibu yang tidak sadar jika dirinya sedang mengandung karena pekerjaan, lalu jadwal haid yang tidak teratur, terus tidak memplan, atau banyak alasan lainnya yang setiap wanita berbeda beda. Jadi masih aman kok, Rindu. Alhamdulillah memang bayimu kuat. Ini aku resepin vitamin sama penguat kandungan ya" ujar Dokter Rani.

"Baik, dok. Terima kasih" ucap Rindu.

Beberapa saat menunggu Rani menuliskan resep, akhirnya Rindu dan Lala menerima resep tersebut ditambah foto USG pertama.

"YES!!! Aku bakal jadi aunty nih!" seru Lala antusias saat mengantar Rindu ke apotik. Kini Rindu sudah bisa jalan tanpa kursi roda.

"Haha seneng banget jadi aunty. Kak Lala dong bikin sendiri sama Dokter Gerry biar bisa barengan punya babynya" ujar Rindu.

"Hehee, masih belum siap kita nya. Lagian aku sama Gerry belum nikah kan, mana boleh bikin anak? Hehe" sahut Lala sambil mengedipkan mata dan mengandeng tangan Rindu sebagai isyarat sesuatu.

"Hahahaa ya bener, Kak. Jangan dijadikan anak dulu tuh benih kalian berdua, sah dulu biar lebih lega" ucap Rindu.

"Iya bu dokter. Nanti aku ngode Gerry deh hehe" ujar Lala bersamaan mereka sudah sampai di apotik rumah sakit.

Rindu menebus sendiri resepnya. Tak lama ia sudah menerima vitamin dan obat yang sudah diresepkan oleh Dokter Rani.

"Mampir kantin dulu bentar boleh nggak Kak? Aku laper nih" minta Rindu.

"Ya boleh lah. Mumpung aku juga udah selesai tugas" sahut Lala dan mereka menuju kantin bersama.

Rindu memilih makan pecel karena cepat sajinya. Lala hanya memesan minuman saja karena dia tadi sudah makan.

Terbiasa makan cepat, Rindu pun memerlukan waktu kurang lebih 10 menit untuk menyelesaikan makan siangnya dan minum.

"Cepet banget makannya, pelan pelan. Berapa kali aku udah ngingetin kamu kalau lagi hamil" ingat Lala.

Rindu terlihat santai aja dengan kehamilannya yang baru diketahui, beda dengan Lala yang was was melihat juniornya ini melakukan kebiasaan yang bisa berdampak pada kandungan.

"Hehe udah kebiasaan. Jadi dokter harus makan cepat sebelum tiba tiba bertugas. Tapi benar kata Kak Lala, sepertinya aku harus memperbaiki kebiasanku ini" sahut Rindu.

"Iya, harus dirubah. Gak baik makan cepet cepet saat hamil. Makan cepet cepetan saat gak hamil aja tidak disarankan apalagi waktu hamil" ujar Lala.

"Iya iya, Dokter Lala, yaampun aku merasa seperti orang sakit aja padahal hamil hehe" celetuk Rindu.

"Hahaha, iya ya. Aku kok khawatir banget lihat keadaanmu sampek pingsan tadi. Maaf ya kalau aku berlebihan, cuma aku memang sangat sensitif dengan orang hamil, takut aja kenapa napa" sahut Lala dan Rindu tersenyum mencoba mengerti perasaan seniornya ini.

Setelah selesai makan, mereka kembali berjalan menuju ruang istirahat dokter.

"Kamu pulang aja gapapa, Ri. Aku temenin izin ke Dokter Hari kah?" tawar Lala.

"UGD masih rame Kak La, mana bisa aku tinggal. Gapapa, aku udah mendingan kok karena tau keadaanku" sahut Rindu.

"Hmmm, keras kepala banget sih anda yaaaa.. aku teleponin suami mu nih?" ancam Lala.

"Emang Kak Lala kenal sama suamimu?" goda Rindu.

"Nggak hahahaha, tapi aku tau kantornya dimaana. Aku telepon kantornya aja" sahut Lala.

"Ih kak, jangan ngancem gitu dong. Beneran aku gapapa. Lagian jam tugasku kurang 2 jam lagi. Biar gak nanggung" ucap Rindu dan Lala pun menghela nafas panjang.

"Yaudah deh, kamu yang punya badan. Aku mah cuma ngasih saran aja" ujar Lala dan Rindu tersenyum.

Mereka sudah masuk ruangan dokter dan melihat ada beberapa dokter, rekan Rindu, menunggu hasil keadaan teman tim magang mereka itu.

"Gimana, Ri? Beneran hamil kan?" tanya Joshua.

Senyuman Rindu sudah menunjukkan jawaban.

"Kalian itu yaaa, temennya baru datang langsung di diagnosis sendiri. Tapi bener sih dugaanmu, Jos. Keren kamu! Jadi dokter kandungan aja buat program PPDS nya" bukannya Rindu yang menjawab tapi Lala, dokter lebih senior dari mereka.

"Hahahaha , makasih pujiannya dokter Lala. Kayaknya memang aku akan ambil dokter kandungan aja, aku suka bayi bayi" sahut Joshua dan semuanya punya tertawa kecil.

"Selamat ya bebku, Rindu atas kehamilan ponakanku. Seneng banget aku bakal jadi aunty dari sahabatku" ucap Kala, sahabat Rindu selama pendidikan dokter hingga magang saat ini.

"Makasih ya bebku, Kala" sahut Rindu.

"Congrats untuk calon debaynya ya, Rindu. Kamu bakal jadi ibu yanh awesomeeee" ucap Joshua.

Lalu yang lainnya pun ikut mengucapkan selamat kepada Rindu.

Sampai tiba tiba Dokter Hari datang ke ruang istirahat dokter. Ia adalah dokter spesialis emergensi yang bertanggung jawab dengan UGD dan diberikan wewenang untuk mengurus para dokter magang.

"Eh, kalian disini semua, ayo kerja. Ada kecelakaan lagi dan UGD rame lagi" ucap Dokter Hari.

"Siap, dok!" seru dokter dokter magang serempak.

Saat Rindu akan ikut kembali ke UGD, tangannya dicekal oleh Lala.

"Ingat, kamu sedang hamil. Batasi dirimu dalam bekerja dan beraktivitas" saran Dokter Residen PPDS anestesi itu.

"Baik dokter anestesi terbaik kita, aku akan menjaga diriku sendiri" ucap Rindu.

Lalu mereka berpisah didepan ruangan istirahat dokter.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!