Anak Rahasia Sang Ceo

Michel sudah berada di ruangan pertemuan GINAI, dia tidak sendiri melainkan bersama dua orang yang sudah hadir ditambah dirinya jadi tiga orang. Jadi tinggal dua orang lagi yang belum datang, karena ia dengar dari Mark hanya ada lima orang yang akan datang, lima orang tersebut adalah para pemegang saham terbesar di GINAI.

“permisi, maaf mengganggu saya boleh pindah duduk disini?” ucap seorang perempuan yang mendekati Michel. Michel yang tadinya duduk sambil memainkan ponselnya langsung melihat ke sampingnya dimana seorang perempuan berambut pendek sudah berdiri disebelahnya.

“Iya boleh kok, silahkan” ucap Michel mempersilahkan perempuan itu duduk disebelahnya.

“Adiknya dr. Mark ya?” tanya perempuan tersebut pada Michel.

“iya, anda mengenal kakak saya?” heran Michel.

“Dia dulu seniorku di Universitas,” jawab perempuan itu singkat.

“Oh,” Michel hanya ber oh saja, karena dia tak mengenal orang disebelahnya jadi bingung untuk bicara dan membahas apa.

“Kenapa bukan kakakmu yang datang?” tanya perempuan itu lagi.

“Dia banyak pekerjaan, jadi terpaksa aku yang menggantikannya”

“emm, oh iya kau tahu orang duduk didepan kita saat ini?” tanya perempuan tersebut.

Michel menggeleng, tanda dia tak tahu.

“Kamu canggung sekali denganku, santai saja. kita seumuran sepertinya. Kita sudah bicara sedari tadi tapi tidak saling memperkenalkan nama, aku Rosa dan kau Michel kan?” ucap perempuan bernama Rosa itu sambil mengulurkan tangannya.

“michel” balas Michel sembari menjabat tangan Rosa.

“Kita teman sekarang ya,” pungkas Rosa bersahabat.

“Iya,” Michel hanya tersenyum kikuk saja.

“Kalian sedari tadi hanya berbicara berdua mengabaikan orang yang ada di depanmu,” cibir seorang pria yang berada di depan mereka.

“Maaf tuan Yash” ucap Rosa, Michel melihat kearah Rosa yang sepertinya mengenal pria yang bernama Yash.

“Salah sendiri kau dari tadi hanya sibuk bermain ponsel, kita abaikan ya nggak Michel” lanjut Rosa.

Michel hanya tersenyum canggung saja, dia masih canggung saja pada dua orang itu karena dia tak mengenal mereka ditambah ia tak tahu pergaulan mereka seperti apa.

“Ini ngomong-ngomong dua orang lagi kemana sih, pihak GINAI sendiri belum datang” gerutu Yash karena sudah mereka sudah menunggu sedikit lebih lama tetapi dua orang yang lainnya belum datang.

“Sabar, sebentar lagi pasti juga akan datang” ucap Rosa.

“Kalau ini bukan karena kegiatan sosial, aku pasti bakal keluar dari ruangan ini sekarang juga. mereka lama sekali membuatku kesal” Yash sudah mulai bosan dengan situasi saat ini.

“Seperti biasa kau selalu tak sabaran, aku heran bagaimana dirimu bisa dinobatkan sebagai pahlawan kebaikan” cibir Rosa pada Yash.

“Aku memang baik, gelar itu pantas un...” ucapan Yash terhenti karena ada seorang yang membuka pintu ruangan. Dua orang datang sekaligus memasuki ruangan tersebut.

“Maaf sudah membuat kalian semua menungg...” ucapan Gibran terhenti saat melihat orang yang tidak ia duga ada di tempatnya saat ini.

Michel juga terkejut, ia membuka matanya lebar saat melihat siapa yang berdiri didepannya saat ini. kegugupan serta rasa takut mulai hinggap pada dirinya..

“Gibran ayo, mereka sudah menunggu” ucap Erlan mengajak Gibran yang masih berdiri terpaku melihat kearah Michel.

Tangan Michel kembali bergetar tanpa perempuan itu sadari, karena dia masih saja menatap Gibran penuh rasa takut. Keringat dingin bahkan mulai mengalir dari pori-pori kulitnya.

“Michel kau tidak apa-apa?” tanya Rosa saat melihat tangan Michel yang berada di atas meja bergetar hebat.

“ngg..nggak” Michel langsung menyembunyikan tangannya kebawah meja dan dia memalingkan wajahnya dari Gibran yang masih menatapnya meskipun sudah duduk di kursi pemimpin.

“Apa ini kenapa ada pria itu disini?” batin Michel.

“Maafkan kita berdua karena telah membuat kalian menunggu cukup lama, saya sebagai perwakilan dari Khalif sang Wakil direktur mengucapkan permintaan maaf kita yang sebesar-besarnya. Serta ijinkan saya untuk memperkenalkan diri, saya Erlan saudara dari Gibran dan juga Khalif dimana mereka sebagi Direktur dan Wakil Direktur di GINAi” tutur Erlan menggantikan Gibran bicara, karena pria itu diam saja sambil menatap perempuan berambut sebahu yang duduk tidak jauh dari mereka.

“oke salam kenal juga Erlan, setidak kau suruh orang yang melamun itu bicara di ketua kita disini” sahut Yash cukup berani, karena dia sangat kenal dekat dengan Gibran dan juga Khalif. Mendirikan GINAI termasuk idenya meskipun dia tak banyak ikut andil dalam merealisasikannya.

“Gibran, kau yang bicara” ucap Erlan.

Gibran dima sejenak sambil menatap Michel yang tak menatapnya sama sekali, seakan menghindari kontak mata dengannya. Hal itu semakin membuatnya yakin kalau itu Nainanya bukan perempuan bernama Michel. Kalau perempuan tersebut Michel kenapa dia terus menghindar darinya padahal mereka saja belum pernah bertemu sama sekali tapi lain hal kalau perempuan itu adalah Naina wajar dia akan menghindari pertemuan mereka.

“Saya Gibran Montana Siregar, Direktur di GINAI.” Ucap Gibran yang memperkenalkan dirinya.

................................

Setelah pertemuan selesai Michel buru-buru pergi dari tempat itu, dia belum bisa terus satu tempat dengan orang jahat tersebut. Tubuhnya masih menyimpan trauma yang cukup menyakitkan dan terasa sesak di dadanya.

“Mau kemana?” tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya dari belakang dan membuat dia langsung berbalik begitu saja.

“Kau? Lepaskan tanganku” uap Michel dan menarik paksa tangannya dari genggaman Gibran.

“Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan beberapa waktu lalu, aku minta maaf karena menyebutmu Naina.” Lirih Gibran sambil menatap sayu perempuan didepannya.

“mari saling kenal, aku Gibran kau Michel kan” ucap Gibran sambil menyodorkan tangannya terlebih dulu pada Michel.

Michel menatap tangan tersebut, dia heran kenapa dengan sikap pria didepannya beberapa hari kemarin masih menyebutnya Naina tapi sekarang...

“Kenapa diam? Tidak mau berkenalan denganku. Kalau kau tidak mau tidak apa-apa, aku tidak masalah.” Pungkas Gibran sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana sambil menatap perempuan didepannya yang terlihat menilai dirinya.

“Ada apa dengan anda, anda sudah sadar kalau aku bukan perempuan yang kau sebutkan. Aneh,..” cibir Michel dan langsung melenggang pergi.

“Sampai ketemu lagi Nona Michel, dan selamat bekerja sama denganku.” Seru Gibran sambil tersenyum mengatakan hal itu pada Michel yang berjalan pergi.

Michel menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Gibran.

“Bukan aku yang bekerja sama denganmu tapi kakakku, dan aku pastikan kita tidak akan ketemu lagi. Aku tidak minat bertemu dengan orang aneh seperti anda” jawab Michel sinis.

“Tapi kalau takdir yang akan menuntun kita untuk bertemu kau bisa apa?” balas Gibran membuat Michel terdiam.

“Tapi aku yakin kita tidak akan bertemu lagi, cukup hari ini aku bertemu denganmu tuan” ucap Michel kemudian, dan dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Gibran yang diam menatap kepergiannya.

“Tapi aku yakin, kita akan bertemu lagi” gumam Gibran sambil melihat Michel yang sudah cukup jauh berjalan didepannya.

°°°

T.B.C