Maira dan harun adalah sepasang suami istri yg tak kunjung memiliki keturunan ,konflik mulai terjadi setelah kehadiran orang ketiga,ahirnya maira dan harun berpisah
lima tahun kemudian mereka bertemu kembali dengan kebetulan yg tak tertuga.
Akan kah mereka bersatu kembali,atau tetap memilih jalan mereka masing2?? yuk,,ikuti perjalanan dan lika -liku kisah maira dan harun dalam mencari kebahagian mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon minie MIRROR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 masalah yg terlupakan
rapat selesai pukul 3 sore,klien berpamitan dan harun bergegas pergi ke ruangan nya,ia harun memeriksa beberapa dokumen lagi. Harun tak sempat makan dengan jadwal yg sangat padat hingga pukul 4sore.
"her ..kita pulang lebih awal" ia menelpon heri,lalu segera beranjak dari kursinya
ia segera menuruni gedung berlantai itu,heri dan harun berada di basemen bersiap meninggalkan gedung.
"her..aku sendiri saja yg menyetir,kamu silakan pulang." heri mengangguk dan pergi.
Mobil melaju meninggalkan gedung,membelah pusat kota ,bersiap menuju rumah orang tua maira.kurang lebih satu jam harun sampai di rumah orang tua maira.
Ada mobil berwarna silver terparkir disana,ia tentu tahu itu milik kakak ipar nya.
Maira segera keluar setelah mendengar bunyi mobil parkir,ia menyambut harun gembira menyalaminya mencium punggung tangan suami nya.
"kangeeen." maira memeluk erat harun
"ehem..." bapak berdehem,mereka tidak sadar ada bapak di teras yg sedang asyiik menyeruput teh manis kesukaanya.
"maaf pak..kami tidak tahu ada bapak." harun sedikit canggung, lekas menuju bapak.bersalaman dan mencium tangan nya
"sehat pak?"
"alhamdulillah nak.." mereka berbincang2 ringan,kemudian harun dan maira masuk kedalam,harun menyapa keluarga lain bersalaman dan berbincang2
harun duduk di ruang tengah,menunggu maira membereskan barang2 mereka tidak akan menginap,keluarga paham harun amat sibuk.
maira sudah siap dg barang2 nya,mereka berdua berpamitan dan segera meninggalkan rumah orang tua maira
di perjalanan
"sayang ..kamu udah makan?"
"belum mas,,sejak mas kirim pesan akan menjemput,aku menunda makan.."
"looh..kanapa?"
"aku pingin makan bareng sama mas.."
"ya udah,mau makan dimana..?"
"kalau mas ,?mau makan dimana?"
"mas pengen masakan kamu sayang"
"ya udah..kita pulang ajah ya,masih banyak stok bahan masakan kok di kulkas." beberapa menit mereka memasuki pelataran perumahan mereka .harun memarkirkan mobil nya di garasi mobil.
Maira dan harun masuk rumah,maira bersiap ke dapur dan harun duduk di ruang tengah memegangi perut nya.
"sayang.." harun memanggil maira lirih,ia meringis masih memegangi perut nya.
Maira mendekati harun
"ada apa sayang?" maira mengernyit.ia terkejut melihat harun bersandaran di sandaran sofa dan memegangi perut nya.
"ya ampun sayang ,ada apa?" maira memegangi punggung harun,megelap keringat dingin yg mengucur di pelipis harun.
"perut mas sakit sayang,kayak nya asam lambung mas kumat." harun mendesis terus memegangi perut nya
"kenapa bisa gini sih? Mas telat makan ya?"
"aku belum makan dari pagi sayang"
"tuh kan.kebiasaan deh kayak gitu,udah tau punya masalah di perut..!" maira panik,
"kita keruamh sakit ajah ya sayang?" harun hanya mengangguk ia sudah tidak tahan dg sakit nya.maira segera menelpon heri,karna ia tak bisa menyetir.ia panik hanya meminta tolong heri yg kebetulan tempat tinggalnya tak begitu jauh dari rumah mereka.
Heri datang dan mereka segera ke rumah sakit terdekat,harun langsung di tangani dengan sigap di igd rumah sakit dan ia harus medapatkan beberapa suntikan dan infus,heri langsung mengurus administrasi,setelah itu harun di pindah kan ke ruangan vip.
Setelah selesai mengurus prosedur,heri permisi untuk berpamitan.mereka berada di luar ruang rawat
"makasih ya mas heri" heri mengangguk
"itu sudah tugas saya nyonya.saya permisi dulu kalau begitu." heri berlalu,dan maira kembali ke kamar harun. Ia ingin menanyakan perihal foto2 kemarin ,tapi tidak mungkin dalam ke adaan harun yg seperti ini.
Maira masuk dan menutup pintu perlahan,ia tidak ingin membangunkan harun yg sedang istirahat.ia menarik kursi dan duduk pelan di samping harun,membelai wajah harun dan tangan satunya memegang tangan harun.maira sangat sedih melihat wajah pucat harun.
Harun membuka matanya,karna sentuhan maira membangunkannya
"sayang.." suara harun lemah
"maaf mas..aku membangunkan mu ya?" harun menggeleng lemah
"haus," maira segela mengambil kan minum yaang ada di samping ranjang
"biar aku bantu duduk ya?" maira menaikan ranjang hingga posisi kepala harun sedikit terangkat
"cukup sayang?" maira lalu berputar ke samping kepala harun ,ia memberikan minum untuk harun,kemudian duduk kembali di kursi.membetulkan selimut harun dan kemudian menggenggam tanga harun kembali.
"sayang..ada yg mau mas bicarakan.." maira mengecup tangan harun dan pindah membelai pipinya
"udah..udah..nanti lagi kita bicaranya ,lebih baik mas istirahat aja dulu ya." harun mengangguk dan maira membelai2 kepala harun
"sayang.." harun terus memandangi maira,mereka saling bertatapan
"ya..kenapa mas ."
"sini.." harun menepuk tempat di samping nya
"mas kangen kamu..tidur sini." maira menuruti harun,ia segera naik ketempat tidur yg cukup untuk mereka berdua,walaupun ada ranjang satu lagi untuk keluarga pasien
" mas kangen kamu.."mereka saling berpelukan
"mas sangat mencintai mai.." maira memejamkan matanya yang tengah sibuk dg pikiranya sendiri.ia tidak akan mengungkit tentang foto itu untuk sementara waktu,karna ke adaan harun yg tengah sakit.
Mereka ahirnya terlelap bersama.
Harun di rawat 1hari sata malam..ia pulang di hari berikutnya.maira seperti biasa selalu mengandalkan heri..mereka pulang di bantu heri ,sampai rumah heri menurunkan barang2 dan harun masuk di papah maira.
Harun duduk di sofa ruang tengah
"her..tolong kamu hendel pekerjaan beberapa hari lagi sebelum kita ke jepang." heri mengangguk..maira yg sedang di dapur mengambil air minum segera protes
"mas..kamu mau kejepang..?!"
"iya..mas belum cerita..keburu sakit. Maaf ya sayang." harun sedikit menyesal telat mengatakan pada maira
"masih beberapa hari lagi kok..nanti mas pasti sudah sehat,jangan hawatir ya.." harun menyakinkan ,sembari menerima gelas yg maira sodorkan
"kalau begitu saya kembali ke kantor dulu pak."hari berpamitan
"terimakasih mas heri. kami sudah merepotkan."maira sungguh2
"sudah tug.."
"itu kan sudah tugasnya mai..gak perlu sungkan2..."harun meledek sinis
"hah..bukan bos gue jitak lu.."tapi hanya berani ungkap kan dalam hati
"kamu ngedumel her..!" harun melirik heri
"tidak berani..kalua begitu permisi..tuan dan nyonya" heri langsung pergi
"iih..mas kok gitu sih..heri kan udah repot2 bantuin kita tau..!" maira protes
"iya iya sayang..maaf" harun merayu takut istrinya marah
"maaf tuh sana sama mas heri tuuh.."
"bisa besar kepala dia," harun mengucapkan sangat pelan
"apa mas..?"
"enggak sayang..iya nanti kalau ketemu." harun berbohong.harun istirahat dua hari di ruamh,dan menjelaskan pada maira dalam 3minggu atau satu kedepan akan berangkat kejepang bersama heri.
Masalah hotel tak pernah di singgung,mereka baik2 saja dan itu berlalu begitu saja tampa ada pertanyaan dari maira dan penjelasan dari harun. Mereka sama2 melupakan hal ini.