NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sumpah Pocong

Dada Dewi bergemuruh hebat menahan emosi. Darahnya pun seolah didihkan, hingga Dewi tidak bisa untuk tidak marah. Apalagi sejauh ini, kelakuan keluarga Prasetyo kepadanya masih sama saja. Mereka semena-mena hanya karena yang mereka hadapi Dewi dan bagi mereka layak disakiti.

“Buka! Buka pintunya dan bayar pesanan kalian!” marah Dewi sambil menggedor pintu kontrakan di hadapannya.

Mungkin karena Dewi terlalu keras, Utari yang ia emban sampai terbangun disertai tangis.

Andai tahu yang pesan justru keluarga Prasetyo, Dewi lebih memilih menolaknya. Bahkan meski pesanannya tiga kali lipat lebih banyak dari pesanan rata-rata, Dewi akan tetap menolak. Apalagi kemungkinan tidak dibayar layaknya sekarang memang sangat besar.

“Buka pintunya!” teriak Dewi kali ini sampai menendang-nendang pintu kontrakan di hadapannya.

“Ya Allah, bisa-bisanya aku ketemu mereka lagi?” batin Dewi yang memang baru tahu bahwa keluarga Prasetyo tinggal di sana. Mereka tak tinggal di sekitar pasar kecamatan lagi.

Alasan utama Dewi marah, tentu karena keuntungan hari ini saja, tidak sebanyak pesanan keluarga Prasetyo yang seabreg.

“Buka apaan? Sudah sana pergi. Ngapain sih!” Suara Warti terdengar minta Dewi balas dengan caci.

Mendengar balasan Warti, kesabaran Dewi benar-benar habis. “Oh begitu, cara main kalian? Baik!” tegas Dewi lantang.

Mas Abdul yang awalnya memperhatikan dari kejauhan, berangsur mendekat. “Wi ... ada apa?” serunya, tapi yang ditegur tak sedikit pun terusik.

“Maaaliiiiiiiiinggggg! Maaaaaaliiiiiiiiiiingggggg! Maliiiiinggg tolong, malingggnya masuk ke rumah iniiiiiiii!” Dewi terus berteriak, menciptakan kegaduhan hingga tetangga sekitar satu persatu keluar.

Mas Abdul juga langsung siaga memastikan Dewi maupun Utari. Mas Abdul sampai mengambil alih Utari yang nangis kejer seiring sang mama yang makin emosi.

Ternyata, dari belasan tetangga yang keluar, ada Prasetyo dan juga ibu Retno. Keduanya keluar dari kontrakan sebelah kanan dan hanya terpaut satu pintu dari kontrakan keluarga mereka.

“Dewi ...?” lirih Prasetyo tak percaya. Ia sudah memberikan tampang peduli dan perlahan melangkah menghampiri.

Namun, ibu Retno yang menyadari itu buru-buru menahan sebelah lengan Prasetyo. Ibu Retno yang tak lagi berpenampilan terawat layaknya sebelum dinikahi Prasetyo, memang langsung cemburu.

“Mas!” Dewi meluapkan kemarahannya kepada Prasetyo. “Keluargamu pesan banyak pesanan ke aku, tapi mereka asal merampas! Mereka enggak mau bayar! Jadi sekarang, Mas harus bayar!”

Meski Dewi sampai melotot-melotot menatap Prasetyo, dengan cekatan ibu Retno menjawab. “Eh, apaan? Kenapa juga harus suami aku yang bayar? Yang pesan siapa, yang suruh bayar siapa?!”

Dewi belum sempat membalas di tengah emosi yang menggebu. Namun dari dalam, terdengar kunci yang dibuka disusul pintu yang akhirnya dibuka.

“Byuuuurrrrrr!”

Benar-benar di luar dugaan, ibu Surmi yang membuka pintu sementara Warti membawa seember air bekas cucian. Ada beberapa nasi melar, duri ikan asin, dan juga sayuran lain mengguyur Dewi. Semuanya langsung syok bahkan Dewi sendiri yang langsung diam. Termasuk juga dengan Prasetyo. Namun dari belakang Dewi, mas Abdul langsung maju.

Hanya menggunakan tangan kanan, mas Abdul menjambaak kemudian membantiing Warti ke lantai. Ibu Surmi yang melihat itu langsung histeris.

“Aaaaaa!” sekadar berteriak karena rasa sakitnya saja, Warti yang sudah menor, tak lagi bisa.

“Sillluuuuman kamu ya! Enggak punya hati, atau malah juga sampai enggak punya otak?!” marah mas Abdul masih berlanjut.

Prasetyo maju, tak terima kakak kesayangannya diperlakukan kasaar layaknya sekarang. Bahkan meski Warti mendapatkan perlakuan tersebut setelah mengguyur Dewi menggunakan air yang jauh dari layak.

“Yang sopan!” tegas Prasetyo lirih saking marahnya. Ia meraih lengan tangan kanan mas Abdul yang sempat menjambaak kemudian membaanting Warti.

Dengan cepat mas Abdul mengenyahkan tangan kanan Prasetyo. Ia menatap marah Prasetyo. “Cara kalian begini, saya tidak segan lapor polisi ya!”

“Lapor polisi apaan? Jelas-jelas kami sudah membayar, tapi Dewi mengada-ngada minta bayaran terus!” teriak Warti masih saja membela diri.

Emosi Dewi kembali tersulut akibat balasan Warti barusan. Di tengah dadanya yang kembali bergemuruh parah, Dewi meraih ember di sebelah Warti kemudian memukkul wajah maupun kepala Warti berulang kali. Ibu Surmi yang melihat itu kembali histeria bahkan lebih dari sebelumnya.

“Wiiiiiiiiii!” tegur Prasetyo berusaha menyudahi ulah Dewi. Apalagi, bibir bawah Warti sudah sampai berdarah.

Namun lagi-lagi, mas Abdul mendorong Prasetyo. “Samppah seperti keluargamu pantas mendapatkannya!”

“Si Warti memang pantas disikksa sih. Memang enggak beradab banget orangnya. Gayanya elite, padahal aslinya orangnya sangat sulit. Enggak kebayang kalau dia jadi orang kaya, pasti makin semena-mena ke orang!” batin ibu Retno merasa bahagia bahkan lega atas sikksa yang Warti dapatkan.

Hanya saja, ketika akhirnya ibu Retno melihat wajah mas Abdul, wanita itu dibuat syok. Tak semata karena ia baru mengetahui ternyata pria keren yang membela Dewi justru mas Abdul, mantan anak tirinya. Namun juga kenyataan mas Abdul yang jadi sangat keren. Apalagi jika dibandingkan dengan Prasetyo yang kini penampilannya mirip kakek-kakek. Mas Abdul jauh lebih sangat unggul.

“Astaga ... jantungku jadi berdebar-debar!” batin ibu Retno refleks diam mirip kerasuukan.

“Sekarang aku tanya ke kamu. Aku tanya ke kalian! Kalau kalian sudah bayar, ... tadi bayar pakai uang berapa?” tanya Dewi masih sangat emosional.

Tetangga yang merasa risi, sengaja melakukan sidang dadakan. Kebetulan, Prasetyo dan keluarganya merupakan penghuni baru di sana. Jadi, mereka belum begitu mengenal.

“Demi kebaikan bersama. Biar tidak ada yang dirugikan,” ucap pak RT yang sampai dipanggil.

Sidang dadakan diadakan di pelataran depan kontrakan yang memang tidak begitu luas. Beberapa kali mereka juga sampai mundur karena ada yang lewat.

Dewi menceritakan secara rinci, tapi Warti juga ngotot mengaku sudah bayar. Bahkan meski Dewi mengeluarkan hasil uang pembayaran semua pesanan hari ini, menjelaskan setiap rincian transaksi dan jumlahnya pas belum ditambah hasil pembayaran pesanan Warti.

“Kami masih ngotot fitnah ya! Ayo kita sumpah pocong! Ayo kita sumpah pocong di bawah al—quran! Kamu berani enggak?!” balas warti masih garang.

“Kamu sudah salah masih berani, ya?!” heran mas Abdul benar-benar geregetan kepada Warti.

“Ayo! Ayo kita sumpah seperti yang kamu mau! Selebihnya, jika memang kamu tetap enggak mau bayar, biarkan yang Punya Hidup yang membalas!” tegas Dewi. Iya, kali ini Dewi rela kehilangan uang untuk belanjaan Warti. Dewi menganggap uang tersebut sebagai uang sholawat untuk Warti.

“Biar ini jadi peringatan buat kamu. Mungkin sekarang kamu lolos, tapi tidak di akhirat bahkan ketika kamu sakratul maut!” tegas Dewi masih berucap lirih saking emosinya. “Ingat saja, kamu pernah zalim ke aku dan anak-anakku, bahkan sampai sekarang!”

Akan tetapi, Warti yang biasa zalim tetap tidak pernah merasa bersalah. Ia bahkan tetap santai ketika dilakukan sumpah pocong di bawah al-quran.

1
Anonymous
jjk
Dewi Eka
Luar biasa
Dewi Eka
Kecewa
Adinda Kusuma
Luar biasa
Nay Nayla
.
Rumah Aman
kok tega sekali ibunya ya..
Rumah Aman
akoh jadik ketawa terus deh ..harusnya nikah baru istrinya muda loh ini dptnya udah menepos hahaha
Yuni Ngsih
tenang wi badai pasti berlalu ,tabahkan hatimu mungkin itu akhirnya kamu akan sucses....🤲🤲🤲
Yuni Ngsih
waduuuuh Thor yg punya ceritra knp ya blm bahagia ,masih trs dapat cobaan smg habis gelap terbitlah terang ....kasian Dewi sm Anak" nya ....🙈🙈🙈 memang kamu Thor yg bikin ceritra greget banget....maju teruuuuus 👍👍👍💪💪💪
Julia Inp
gimn sih thor harusnya di jadikan anak angkat bukan di suruh kawinin
Simba Berry
bagus banget ceritanys.luar biasa.inti cerita ini menyusun konsep..BERAKIT RAKIT KEHULU BERENANG RENANG KETEPIAN BERSAKIT SAKIT DAHULU BERSENANG SENANG KEMUDIAN
Simba Berry
bakar saja kantor polisinya isinya para iblis berbentuk manusia.
Simba Berry
bu sumi ini dari kemarin2 selalu nyusahin hidupnya dewi.pertama memberikan informasih kalau ada yg mesen dagangannya,tapi ternyata yg mesen keluarga manyan suaminya.yg kedua ketika prasetyo mencari alamat rumah dewi dengan alasan minta maaf.dan dengan gampangnya memberitahukan alamatnya.dan sekarang dengan sok perhatian mendatangi prasetyon buat membujuk prasetyo agar bertanggung jawab kepada kedua anak dewi.
Simba Berry
ya3lah..anak baru lahir mau disekolahin.yg benat aja.alif juga masih kecil baru 4 tahun .sekolah apa 4 tahun?
Simba Berry
wanita stres.mau menikabkan suamjnya yg tua bangka sama gadis muda seusia dewi.
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Selamet Turipno
inilah cerita paling bodoh yg pernah saya baca
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Selamet Selamet, baru juga baca awal, sudah curhat 😂
total 1 replies
Fida
Luar biasa
Heny
Bagus dewi jng mau di tindas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!