NovelToon NovelToon
Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:70.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.

Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.

Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.

Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehancuran dan Kemalangan Yu

Di dalam kamar besar yang kini terasa mencekam, Yu Gong berteriak marah-marah sambil meringis menahan rasa sakit. Tubuhnya berkeringat dingin, sementara matanya menatap dokter di hadapannya dengan penuh amarah.

“Tabib tidak berguna! Apa gunanya kau di sini jika tidak bisa memperbaiki ini?!” teriak Yu Gong dengan wajah merah padam, tubuhnya terguncang karena rasa sakit di bagian bawahnya yang tak tertahankan.

Tabib yang berdiri di dekat tempat tidur hanya bisa menunduk dengan ekspresi tegang. “Tuan Yu... itu sudah terpotong seluruhnya. Tidak mungkin disambungkan kembali, apalagi kondisinya sudah terlalu parah. Saya hanya bisa memastikan luka itu tidak terinfeksi.”

Yu Gong menatap dokter dengan mata penuh kebencian. Rahangnya mengatup erat, dan ia menghentakkan tangannya ke kasur. “Omong kosong! Aku tidak peduli bagaimana caranya, tapi kau harus memperbaikinya! Aku ini Yu Gong! Aku tidak bisa hidup seperti ini!”

Tabib menarik napas dalam-dalam, mencoba tetap tenang. “Tuan Yu, saya mengerti ini sulit diterima. Tapi tolong biarkan saya membersihkan luka Anda dulu agar tidak semakin memburuk.”

“Keluar! Keluar dari sini sekarang juga!” Yu Gong berteriak lagi sambil menunjuk pintu dengan kasar. Wajahnya memerah, sementara tangannya mengepal menahan rasa sakit.

Tabib ragu sejenak, tetapi akhirnya membungkuk hormat sebelum berbalik keluar dari kamar. “Baiklah, Tuan. Tapi tolong panggil saya jika Anda membutuhkan bantuan.”

Ketika tabib meninggalkan ruangan, Yu Gong menghela napas berat sambil menatap kosong lantai di depannya. Matanya mulai basah, tetapi bukan karena air mata menyesal, melainkan kemarahan. Baginya, kehilangan alat kelamin sama saja dengan kehilangan hidupnya. Ia merasa dunianya hancur seketika.

“Aku tidak akan memaafkan orang yang melakukan ini padaku...” gumamnya dengan suara rendah, matanya menyipit penuh dendam.

Di sisi lain kamar, salah satu selirnya, seorang wanita muda dengan wajah cantik namun ekspresi sinis, berdiri dengan tenang sambil menyembunyikan senyum kecil. Dalam hati, ia merasa puas melihat kondisi Yu Gong sekarang. Baginya, orang seperti Yu Gong memang pantas mendapatkan hukuman seperti ini.

“Selir Qin...” panggil Yu Gong dengan nada serak. Ia menatap wanita itu dengan mata penuh kesakitan, berharap mendapatkan simpati.

Selir Qin segera memasang ekspresi cemas, meskipun dalam hatinya ia tertawa. “Ya, Tuan? Apa yang bisa saya bantu?” tanyanya dengan suara lembut.

Yu Gong merintih pelan sebelum berbicara lagi. “Ambilkan aku air... tenggorokanku kering.”

“Baik, Tuan.” Selir Qin melangkah menuju meja di sudut kamar, di mana terdapat teko dan gelas. Ia mengambil teko itu dengan hati-hati, menuangkan air ke dalam gelas, lalu membawanya ke sisi tempat tidur Yu Gong.

“Ini, Tuan. Minumlah perlahan.”

Yu Gong meraih gelas itu dengan tangan gemetar. Ia memandang selir Qin dengan tatapan lemah, berharap ada sedikit simpati dari wanita itu. Namun, selir Qin hanya tersenyum kecil dan menunduk, menyembunyikan pikirannya yang sebenarnya.

Saat Yu Gong meminum air itu, ia tidak tahu bahwa minuman tersebut telah dicampur dengan racun mematikan dari masa depan yang tidak berbau dan tidak terdeteksi. Racun itu diracik khusus oleh Yu Yuning untuk memberikan hukuman perlahan kepada Yu Gong. Sebelum mati, ia akan mengalami rasa sakit yang menyiksa selama beberapa hari.

Setelah meminum air itu, Yu Gong menghela napas lega. “Setidaknya air ini sedikit membantu...” katanya dengan suara lemah.

Selir Qin tersenyum tipis. “Tuan, Anda harus banyak istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri.”

Yu Gong menatap wanita itu dengan mata menyipit. “Kau tidak mengerti, Qin. Kehidupanku hancur sekarang. Kau tahu apa yang aku kehilangan?”

Selir Qin mengangkat alis, mencoba memasang wajah serius meskipun dalam hati ia ingin tertawa. “Tentu saja saya mengerti, Tuan. Tapi... mungkin ini adalah peringatan dari langit?”

“Peringatan dari langit? Omong kosong apa itu?!” Yu Gong membentak dengan suara yang melemah.

Selir Qin mundur selangkah, memasang ekspresi takut. “Maafkan saya, Tuan. Saya hanya berpikir... mungkin ini kesempatan bagi Anda untuk memulai hidup baru. Hidup yang lebih baik.”

Yu Gong tertawa pahit. “Hidup baru? Hidup macam apa tanpa itu? Aku adalah Yu Gong, pria yang paling ditakuti di wilayah ini! Wanita-wanita selalu mendatangiku... tapi sekarang... semuanya selesai!”

Selir Qin menunduk, menyembunyikan senyum kecil di sudut bibirnya. “Saya yakin, Tuan, Anda tetap bisa hidup dengan terhormat meskipun tanpa... itu. Anda masih memiliki kekayaan dan kekuasaan.”

Yu Gong menggelengkan kepala, wajahnya dipenuhi keputusasaan. “Tidak ada artinya semua itu tanpa kemampuan seorang pria.”

Di dalam kamar, Yu Gong kembali berteriak kesakitan sambil memegangi bagian bawah tubuhnya. Wajahnya yang pucat dan berkeringat membuatnya terlihat seperti orang yang hampir kehilangan kewarasan.

“Qin! Ambilkan lagi air untukku!” perintahnya dengan kasar.

Selir Qin mengangguk pelan, tetapi sebelum ia beranjak, ia membungkuk sedikit ke arah Yu Gong.

Selir Qin pergi ke sudut kamar, tetapi kali ini ia melangkah dengan lebih lambat, menikmati pemandangan kehancuran Yu Gong. Ia tahu bahwa tidak lama lagi, penderitaan pria itu akan semakin parah, dan ia tidak bisa menahan rasa puas di hatinya.

Nyonya Go melangkah cepat menuju kamar putrinya dengan wajah panik. Sang suami yang kesakitan, ia tak peduli padanya, karena sudah ada tabib dan selir nya yang menunggu.

Namun, setelah membuka pintu kamar putrinya, pemandangan yang ia temui membuat tubuhnya gemetar.

Di depan matanya, Yu Hani, putri satu-satunya, tergeletak di lantai dengan wajah pucat. Matanya terpejam, dan tubuhnya dingin ketika Nyonya Go menyentuhnya.

“Hani! Hani, bangun, Nak!” seru Nyonya Go dengan suara gemetar. Ia mengguncang tubuh putrinya, tetapi tidak ada respons sama sekali.

Suara tangis dan teriakan Nyonya Go menggema di dalam rumah besar itu. Pelayan-pelayan yang mendengar segera berlari menuju kamar nona muda mereka.

“Nona Hani!” salah seorang pelayan berteriak kaget saat melihat tubuh nona muda terbaring di lantai. Mereka tidak berani mendekat, hanya berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat.

Di tengah kekacauan itu, tabib yang baru saja akan meninggalkan rumah mendengar keributan dan bergegas kembali. Ia berlari menuju kamar Yu Hani dan segera berlutut untuk memeriksa tubuh nona muda itu.

Tabib itu menempelkan dua jarinya ke pergelangan tangan Yu Hani, mencoba mencari denyut nadi. Hening sejenak, hanya suara isak tangis Nyonya Go yang terdengar. Setelah beberapa saat, tabib itu menarik napas panjang dan bangkit berdiri.

Nyonya Go memandang tabib itu dengan penuh harap. “Bagaimana, Tabib? Katakan padaku! Apa putriku baik-baik saja?”

Tabib itu menggelengkan kepala pelan, ekspresinya penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya. Nona Yu Hani sudah meninggal dunia.”

Seakan dunia runtuh di hadapannya, Nyonya Go menjerit histeris. “Tidak! Itu tidak mungkin! Hani-ku... dia baik-baik saja kemaren! TIDAK!”

Ia jatuh terduduk di lantai, menangis sambil mengguncang tubuh putrinya. Pelayan-pelayan mencoba mendekati Nyonya Go untuk menenangkannya, tetapi tidak berhasil. Di tengah tangisnya yang menyayat hati, tubuh Nyonya Go melemas dan akhirnya ia pingsan di tempat.

Sementara itu, di dalam kamar lain, Yu Gong terduduk di ranjangnya dengan ekspresi kesakitan. Ia masih bergelut dengan luka dan rasa sakit yang tak kunjung mereda. Namun, teriakan para pelayan di luar kamarnya menarik perhatiannya.

Seorang pelayan tiba-tiba masuk tergesa-gesa dengan wajah panik. “Tuan Yu, Nona Yu Hani... nona muda kita telah meninggal dunia! Dan Nyonya Go pingsan setelah mengetahui hal itu!”

Yu Gong membeku mendengar kabar itu. Wajahnya yang pucat semakin memucat, dan tangan gemetarnya mencengkeram tepi tempat tidur. “Apa yang kau katakan? Hani... meninggal?!”

Pelayan itu menundukkan kepala, suaranya gemetar. “Iya, Tuan. Tabib sudah memeriksanya... nona muda kita benar-benar sudah tiada.”

Rasa putus asa melanda Yu Gong. Di tengah penderitaan fisiknya, ia harus menghadapi kenyataan bahwa putri satu-satunya telah meninggal, dan istrinya kini terbaring tak sadarkan diri.

“Cobaan apa lagi ini...” gumam Yu Gong dengan suara serak. Matanya menatap kosong ke lantai kamar, pikirannya berputar dengan rasa frustasi yang mendalam. Apakah ini karma atas perbuatanku selama ini?

Pelayan itu masih berdiri di sana, menunggu perintah lebih lanjut. Yu Gong hanya bisa mengangguk lemah.

“Urusi Nyonya Go... beri dia minum setelah dia sadar,” perintah Yu Gong dengan suara pelan, nyaris tidak terdengar.

Pelayan itu segera keluar dari kamar, meninggalkan Yu Gong sendirian. Pria itu mengusap wajahnya yang basah oleh keringat, matanya kini memancarkan kehancuran total.

Di sisi lain rumah, para pelayan sibuk mengurus tubuh Yu Hani dan membantu Nyonya Go yang masih pingsan. Tidak ada yang tahu bahwa kematian Yu Hani adalah perbuatan Yu Yuning.

Keluarga Yu Gong yang dulu dikenal karena kekuasaan dan kekejamannya kini berada di ambang kehancuran. Yu Gong yang tersiksa oleh racun mematikan dan rasa sakit di tubuhnya. Nyonya Go, yang tidak mampu menerima kehilangan suami dan putrinya, nantinya jatuh sakit dan mengikuti takdir yang sama.

Keluarga Yu Gong tamat. Rumah besar itu, yang pernah menjadi simbol kekuasaan dan ketakutan, kini menjadi sunyi.

1
Ayu Dani
ubur-ubur ikan lele terimakasih up nya Lee 😂😘😘😘
Ayu Septiani
kapan nih mulai keluar dari penjara dan perjalanan pengasingannya thor...
Chen Nadari
Thor lg upny...buat raja ny keok.. /Kiss//Kiss//Kiss/
Cha Sumuk
drama penjara nya kepanjangan Thor
Lily of The Valley: sudah selesai.. besok pengasingan 🤣🤣
total 1 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Diyah Pamungkas Sari
kapan brgkat ini dlm penjara smpe brp episode
Mifta Afandi
ini kan brqkat d asingkan ya kak masak d penjara terus km GK bebas TPI semoga pelayan ma pengawal yq setia slalu slmat ikut yu yuning
MataPanda?_
𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙩𝙧𝙪𝙨 𝙠𝙖𝙠 ☕☕🧁🍩🍰
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
Santy Susanti
Mkasih Otor sayaaaaaang semangat N sehat terus 💪💪😘❤❤
Ddyat37 Del*
kau yg katakan /Facepalm//Facepalm/
Ddyat37 Del*
mantappppp 💪💪💪💪
Mifta Afandi
kak kq blum up ya
🦆 Wega kwek kwek 🦆
istri mu itu manusia biasa hanya diberikan keberuntungan dari langit Shen Wei 🤣🤣🤭🤭
Ayu Septiani
lanjut up lagi thor....
semangat ya
Hasna 💙
semangat terus kk
sahabat pena
hayo main teka teki deh🤣🤣🤣
afifah aefa
Terbaik aku suka
x bosan.
Terhibur
afifah aefa
hahaha "peri langit" 😂 aku terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
Lala Kusumah
semangat sehat ya 💪💪😍
makasih update nya 🙏🙏
Chen Nadari
semangat trs Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!