Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Di saat keluarga Alexander dan keluarga Winata sedang di Landa duka, Nadine justru merasa sangat bahagia.
Nadine sudah tau tentang kecelakaan yang menimpa ibu Nadine, tapi dia malas untuk pergi menjenguk lagipula wanita itu bukan ibunya juga.
Walau saat ini dia hidup di raga Nadine tetap saja dia enggan mengakui keluarga itu sebagai keluarganya juga, apalagi setelah mengetahui kelakuan keluarga itu pada Nadine. Nadine jadi heran sendiri bagaimana bisa Nadine asli begitu menyayangi mereka walaupun perbuatan mereka teramat jahat seperti itu. Bukankah dia gadis yang bodoh dan naif, kebahagiaan itu banyak macamnya. Misalnya dengan menikmati hidup, berbelanja, pergi berlibur ke tempat-tempat yang indah dan banyak lagi. Tapi Nadine asli tidak pernah melakukan itu, sepanjang hidupnya dia hanya mengemis cinta dari keluarga idiot itu. Bahkan dengan bodohnya dia mengabaikan kedua anak manisnya hanya untuk mengejar cinta orang-orang yang selalu menyakitinya. Kalau Nadine sekarang, dia malas untuk melakukan hal tidak berguna seperti itu. Dia justru lebih senang menonton dari jauh kehancuran mereka satu persatu, hebat bukan padahal dia hanya menyebarkan video saja tapi justru keluarga mereka hancur seperti itu. Benar-benar mengagumkan sekali.
"Mommy." sapa Alicia lembut.
"Yes love" Nadine menoleh melihat putri cantiknya itu.
"tita halus membeyi apaladi cekalang?" Alicia kembali bertanya, kedua tangan kecilnya kini menggenggam 2 buah coklat.
"Mommy lihat, Abang beli apa!" Arion berlari kearah Nadine dengan tangan yang memegang bungkusan nugget.
"Abang mau beli itu?" tanya Nadine sambil mengusap lembut kepala kedua anaknya dengan lembut.
Melihat senyum Nadine, keduanya pun mengangguk dan tersenyum lebar. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata Sekali bukan. Nadine merasa begitu beruntung memiliki 2 anak manis ini di hidupnya sekarang.
Nadine dan kedua anaknya terus keliling minimarket membeli apapun yang mereka inginkan. Yah, saat ini Nadine membawa kedua anaknya untuk membeli kebutuhan dapur mereka yang sudah habis.
"Mommy tita beli itu duga kan?" tunjuk Alicia ke rak yang berisi banyak terigu.
"cia mau buat apa emang?" Nadine pura-pura bertanya pada putri cantiknya itu.
"Cia mau buat cucis, boyu itam sama pie manis mommy." girang Alicia, membayangkan tiga kue favoritnya itu membuat air liur Alicia hampir menetes. Apalagi cookies, brownies dan pie susu buatan mommynya itu adalah yang terbaik di dunia.
"cucis?" Nadine bingung dengan nama makanan itu, makanan apa itu rasanya Nadine baru mendengar nama makanan seperti itu.
"Maksud cia itu cookies mommy." ujar Arion membenarkan ucapan adiknya. Alicia ini memang walau usianya sudah 5 tahun tapi dia sudah berbicara cukup cadel. Hal itu di karenakan kedua anak itu mengalami kondisi malnutrisi cukup parah. Sehingga perkembangan motorik anak itu juga cukup terhambat. Jika hal seperti ini terjadi, maka Arion akan menjadi penerjemah untuk semua ucapan Alicia.
"terus bolu hitam itu kue apa bang? mommy belum pernah dengan nama kue bolu hitam?" tanya Nadine kembali bingung, inilah sebabnya saat bersama Alicia Nadine selalu meminta Arion untuk menjadi penerjemahnya. Agar dia tidak terlalu bingung.
"Itu maksudnya kue brownies mommy." jawab Arion cekikikan.
"Astaga, sejak kapan brownies berganti nama jadi bolu hitam?" Nadine menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan putrinya yang satu ini. Suka sekali dia mengganti nama makanan.
"Terus pie nanis?" Nadine kembali bertanya, sungguh kesabarannya selalu saja di uji jika berhadapan dengan si cantik Alicia.
"Itu pie susu mom, Cia suka nyebut pie susu dengan pie manis." ujar Arion sambil mengusap pipi Alicia lembut.
"tadi mommy pikir pie menangis." celetuk Nadine.
"Bukankah seharusnya orang-orang juga harus mulai menerbitkan buku kamus bahasa balita. Agar semua ibu di dunia ini tidak perlu kesulitan menerjemahkan bahasa anaknya sepertiku." Monolog Nadine.
"Mommy telurnya juga udah habis." ujar Arion.
"ya udah kita beli telur, habis itu kita beli buah, ayam sama daging juga."
"mommy Nanan upa cayul duda ya. biar ceaat." ujar Alicia sambil mengangkat satu tangannya memperlihatkan ototnya yang bahkan belum terbentuk.
"Hahahaahahhaa kamu kayak gitu emang udah ada otot?" tanya Nadine mengejek putri kecilnya itu.
Mendengar ejekan sang ibu Alicia merasa kesal, dia merasa di remehkan ibunya ini. Dia kan juga punya otot hanya masih kecil.
"Cia Una otot kok, capi macih etil aja." jawab Alicia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Mom jangan buat Cia nangis lagi." ujar Arion menengahi perdebatan dua wanita beda usia itu.
"ok ok, sekarang yuk kita cari buah dulu baru setelah itu kita cari sayur." ujar Nadine sambil mendorong troliny.
"Nah sampai, kalian pilih aja buah yang mau kalian beli." ucap Nadine sambil mulai mengambil buah pisang. Buah yang menjadi favorit Nadine.
"Cia mau beyi cobeli mommy capi cia titak campai." Cia cemberut karena dia ingin mengambil buah strawberry itu tapi sayangnya dia tidak bisa karena tinggi badannya.
"Makanya Cia jangan pendek dong, nih kayak mommy tinggi." ejek Nadine.
"ih mommy, Nanan pody caming dong. Cia pendek kalna cia macih kecil. Kalau cia udah tewaca pasti Cia akan tinggi kok." jawab cia cemberut.
"Mom nggak boleh body shaming kayak gitu. Nggak baik." Nasehat Arion bijak.
"Maafin mommy ya cantik. Sini mommy gendong biar bisa ambil strawberrynya." ujar Nadine lalu menggendong Alicia agar bisa mengambil buah yang dia inginkan.
Manis sekali putrinya ini, apalagi dengan wajah cemberut seperti ini. Dia terlihat semakin menggemaskan, lihat saja bibirnya yang mirip mulut bebek yang sedang minum itu. uhhh rasanya Nadine ingin mencubit bibir menggemaskan putrinya ini.
"uhhhh anak mommy bikin gemas aja deh." ujar Nadine lalu mengigit pelan pipi chubby Alicia.
" ih mommy jolok, pipi cia kan cadi basah mommy." kesal cia sambil membersihkan pipinya yang basah dengan tangan mungilnya.
"hahahaha habis mommy gemas sih. Siapa suruh pipi cia kayak mochi gini." ujar Nadine sambil mencubit gemas pipi Alicia.
"Cia cuka moci mommy. moci enak" ujar Alicia.
"mommy apa dolaemon duga cuka moci?" tanya Alicia
"Mommy nggak tau, mommy kan bukan temannya Doraemon jadi gimana mommy bisa tau." celetuk Nadine
"Doraemon sukanya dorayaki cia." jawab Arion sambil memasukan beberapa buah ke dalam troli mereka.
"Mom Rion rasa buahnya udah cukup, sekarang kita beli sayur sama dagingnya habis itu kita pulang."
"udah ya, ok sekarang kita pergi beli daging dan sayur biar otot cia cepat tumbuh." ujar Nadine dengan wajah menyebalkannya. Dia lagi-lagi mengejek Alicia, kadang Arion bingung sebenarnya Nadine ini ibu mereka atau teman sebaya mereka sih. Nadine suka sekali mengejek Alicia, kasian sekali adiknya itu.
Alicia yang merasa jika dirinya sedang di ejek oleh sang mommy hanya cemberut saja, tapi dalam hati cia berjanji akan makan banyak sayur agar ototnya cepat besar dan dia juga cepat tinggi agar ibunya itu tidak mengejeknya lagi.
Bersambung.
°°°°°°
Author nulis bab ini sambil ketawa sendiri, mungkin kalau author punya anak kayak Alicia gini. Author nggak bakalan ngizinin dia keluar rumah takut di culik.🤭🤭🤭