Shanum mendapat kabar bahwa ayahnya sakit. Demi menuruti permintaan sang ayah, ia pun harus rela menjalani perjodohan dengan seorang pria.
Siapa sangka pria yang dijodohkan dengan dirinya adalah Arga, mantan kekasih Shanum yang pernah menggores luka mendalam di masa silam. Membuat Shanum trauma untuk menjalin cinta lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pelakor Idaman
Mobil yang dikendarai oleh Arga pun tiba di rumah orang tuanya. Arga memarkirkan mobil tersebut di halaman rumah, lalu kemudian mengajak Shanum untuk masuk ke dalam rumah tersebut.
Kedatangan keduanya tentu disambut hangat oleh Bu Risa dan Pak Dendy. Mereka sangat senang dengan kedatangan anak dan juga menantunya ke rumah mereka.
"Silakan masuk, Sayang." Bu Risa mengajak menantunya itu, merangkul pundak Shanum dan membawanya masuk ke dalam.
Arga tersenyum karena ibunya yang terlihat sangat akrab dengan Shanum. Shanum menganggukkan kepala, lalu kemudian masuk ke dalam rumah tersebut.
Saat baru saja menginjakkan ruang tengah, terlihat Moza yang berlari menghampiri Arga sembari mengeong. Kucing itu minta digendong dengan pemiliknya dan menyenderkan kepalanya di bahu Arga.
"Dasar anak manja! Arga datang langsung minta dipeluk," gerutu Bu Risa saat melihat kucing tersebut berada di gendongan Arga.
"Dasar pelakor idaman," Shanum berucap dalam hati. Bagaimana pun juga, Shanum sudah menganggap bahwa Moza adalah pelakor, akan tetapi ia juga gemas dengan kucing tersebut.
Arga melihat Shanum yang sedari tadi menggendong Moza. Pria itu pun mendekati istrinya, dan menawarkan kepada Shanum untuk menggendong Moza.
"Apakah kamu mau mencoba menggendongnya?" tanya Arga.
"Apakah dia mau? Waktu itu aku sudah mencoba menggendongnya, akan tetapi Moza langsung menghindar dariku," jelas Shanum.
Benar saja, sewaktu mereka sebelum pergi ke Bali, beberapa kali Shanum mencoba untuk menggendong Moza, akan tetapi kucing tersebut lebih memilih menghindari Shanum.
"Sepertinya Moza juga menganggap kamu adalah saingannya,"celetuk Arga yang langsung membuat Shanum berdecak sebal.
"Kalian ini ada-ada saja," ucap Bu Risa menertawai pengantin baru tersebut.
Mereka langsung menduduki sofa yang ada di ruang tengah. Tak lama kemudian, salah satu asisten rumah tangga yang bekerja d rumah itu pun datang membawa minuman dan juga cemilan untuk mereka.
"Kami mau mengajak Moza pulang," ujar Arga.
"Jangan! Biarkan saja Moza di sini," ucap Bu Risa melarang Arga membawa Moza pulang.
"Loh, kenapa Ma?" tanya Arga heran.
"Ga, bukankah kalian sedang menjalani program hamil? Sebaiknya biarkan saja Moza di sini. Bahaya kalau ibu hamil dekat dengan kucing. Nanti malah nggak hamil-hamil loh. Kucing kan ada virusnya," jelas Bu Risa.
"Ma, tidak masalah selagi kita menjaga kebersihan si kucing itu sendiri. Lagi pula Moza kan dirawat dengan baik, pup juga tidak sembarangan. Makan daging mentah juga tidak. Virus toksoplasma itu dari tinja kucing, Ma. Tidak hanya di situ saja, biasanya juga faktor dari mencuci sayuran yang tidak bersih, maka dari itu aku menyarankan pada Shanum untuk memakan makanan yang sehat. Sayuran yang sudah dimasak, dan banyak makan buah-buahan," papar Arga panjang lebar.
"Kamu yakin, Ga? Mama hanya takut, kan banyak yang bilang kalau pengantin sehabis menikah itu dilarang dekat-dekat dengan kucing. Nanti tidak hamil-hamil," ujar Bu Risa yang nampaknya masih khawatir akan hal tersebut. Ia takut saja jika ucapan orang-orang di luar sana benar adanya.
"Tidak, Ma. Itu masih tergantung kucingnya. Aku tidak akan membiarkan Shanum dekat-dekat dengan kucing liar. Tetapi beda dengan Moza. Moza kan dirawat dengan baik, makanannya juga di jaga. Sebulan dua kali di bawa ke klinik untuk di cek kesehatannya. Jadi, menurutku Moza sangatlah aman," tutur Arga panjang lebar.
"Dari mana kamu tahu kalau Moza aman?" tanya Bu Risa dengan tatapan yang menyelidik.
"Aku konsultasi sama dokter hewan langsung, Ma. Aku juga tanya pada dokter kandungan. Aku sudah mempersiapkan semuanya, Ma. Demi Shanum dan juga calon bayi kami nanti," ujar Arga.
Shanum sangat terkesan pada suaminya itu. Arga benar-benar romantis. Hal yang dilakukannya terlihat sepele, akan tetapi Arga selalu memperhatikan Shanum entah itu bahaya atau tidaknya bagi kesehatan istrinya itu.
"Biarkan saja kalau Arga sudah konsultasi. Lagi pula Moza terlihat tidak betah di rumah ini. Takutnya nanti Moza malah pergi keluar dan tidak pulang lagi," ucap Pak Dendy sembari menyesap minumannya.
Arga melirik ke arah Shanum, ia pun menanyai istrinya terlebih dahulu.
"Bagaimana Sha? Boleh kan Moza ku bawa pulang?" tanya Arga yang meminta persetujuan dari sang istri.
"Iya, boleh Ga." Shanum menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Arga tersenyum, ia mengelus kepala kucing tersebut dengan lembut. "Tuh, Moza. Shanum mengizinkan kamu pulang. Sebaiknya kalian jadi teman baik saja, jangan mencoba menghindar," ujar Arga yang mengundang tawa Shanum.
Tak lama kemudian, Arga mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang tak dikenal. Arga mencoba mengabaikan panggilan tersebut, akan tetapi nomor itu kembali menghubunginya.
Shanum sempat melirik ke arah Arga, membuat Arga pun jadi salah tingkah. Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meminta izin untuk mengangkat telepon sejenak.
Pria itu sedikit menjauh, ia mengangkat panggilan tersebut, akan tetapi hanya suara angin yang ia dengar, tak ada suara dari seberang telepon.
"Halo, ini siapa?" tanya Arga.
Tetap saja, si penelepon tersebut tak kunjung juga berbicara, yang membuat Arga bingung dan langsung mematikan panggilan tersebut.
"Aneh sekali," gumamnya kembali menuju ke tempat semula.
Bersambung ....
Maafkan aku ya gengs, karena membuat kalian menunggu sampai bertahun-tahun 😅 Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca karyaku sampai selesai. Berkat dukungan dari kalian, aku bisa menamatkan kisah Arga dan Shanum. Berat sih, sangat berat namatinnya karena aku dilanda mager bgt, ngga cuma itu aja aku juga males mikir. Astaga🤦....
Sebenarnya kisah Shanum dan Arga ini diambil sedikit dari kisahku, dimana aku yang sampai saat ini masih menjadi pejuang garis dua. Semoga saja ya, Allah mempercepat karena umurku hampir kepala 3😅
Intinya aku berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian, tanpa kalian aku hanyalah remahan rengginang yang berada di kaleng Khong Guan. Udah dulu ceramahnya, semoga kita berjumpa lagi di karya aku yang lainnya. Biar ngga bosen nunggu, baca aja yg tamat wkwkwk. Itu pun kalau kalian berkenan hahaha ....
Udah ya, udah sangat panjang. Ngetiknya di kolom komentar biar nanti jadi top komen wkwkwkw. Sekian dan terima kasih. Ketjup manjahhh dari othor termager ini 💋💋💋💋💋♥️♥️♥️