NovelToon NovelToon
Your Heart Is My Home

Your Heart Is My Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Bad Boy
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aniec.NM

Menunggu adalah cinta yang paling tulus, tapi apakah yang ditunggu juga mencintai dengan tulus? Sudah tiga tahun lamanya Anaya Feroza Mardani menunggu sang kekasih pulang dari Indonesia. Kabar kematian sang kekasih tak akan membuat Naya begitu saja percaya sebelum dirinya bertemu dengan jasad sang kekasih.

Penantian tiga tahun itu, membuat kedua orang tua Naya harus menjodohkan Naya dengan seorang Dokter tampan bernama Naufal Putra Abikara anak dari Abikara Grup, yang tak lain adalah musuhnya saat SMA dulu.

Apakah kekasih yang Naya tunggu akan datang? Dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Bagaimanakah hubungan Naya dengan Naufal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniec.NM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 31 Ngidam Yang Aneh

Sepasang sejoli berjalan menuruni anak tangga dengan seragam putih abu-abu, dengan perempuan mengenakan bando pita. Dia bukan Vero dan Kayra melainkan Naya dan Naufal, karena permintaan ngidam sang istri Naufal harus menuruti permintaan Naya, ditambah lagi mereka harus berbicara dengan bahasa baku seperti cerita novel Kinara dan Kevin. Nampaknya mereka berdua masih cocok mengenakan seragam SMA seperti jaman mereka dulu.

“Fafal, liat deh makan sudah dihidangkan di atas meja, mari kita makan.” Naya berlari kecil menuju meja makan, melihat satu persatu makanan dengan senyuman tebar.

Vero berjalan menuruni anak tangga dengan wajah keheranan melihat tingkah dan penampilan kakak dan kakak iparnya.

“Astaga, kalian ngapain pake baju SMA?” tanya Vero, tangannya menyomot tempe yang ada dihadapannya.

Naya segera menepis tangan Vero.” Vero alangkah baiknya kamu mencuci tanganmu terlebih dahulu, nanti kumannya akan bersarang di tangan mu seperti laba-laba ,” timpal Naya.

“Hah!” Dengan wajah kebingungan, Vero menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Kalian kenapa sih?” tanya Vero lagi keheranan.

“Udah Ver, ikuti apa kata Naya dia lagi ngidam pengen jadi Kinara sama Kevin,” terang Naufal.

“Siapa Kinara sama Kevin?” tanya Vero lagi, masih belum mengerti.

“Cerita novel,” jawab Naufal, dia seperti sudah terlalu pasrah.

“Gini amat ngidam,” gumam Vero menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah mencuci tangan, kemudian Vero kembali duduk dan memulai makan. Sikap aneh dari kakak-kakaknya seakan membuat Vero ingin makan lebih cepat dan segera pergi kesekolah.

Naya ingin mengambil piring yang kotor ingin menaruhnya di dapur lalu mencucinya, namun sudah terlebih dahulu piring kotor itu di ambil Naufal kemudian Naufal membawanya di dapur untuk di cuci nya.

“Kamu tuh nggak boleh capek-capek, kamu harus istirahat,” ujar Naufal, dia mulai mencuci piring.

“Itu kan sudah menjadi tugas seorang istri,” sahut Naya, dia duduk di kursi dengan memakan apel.

“Tugas seorang istri itu, melayani suaminya dan nurut sama suami,” tegas Naufal.

Menikah dengan lelaki yang tepat maka akan di ratukan olehnya.

Selesai dengan urusan mencuci piring, keinginan ibu hamil itu ingin menceritakan tukang cilok di depan komplek. Awalnya Naufal tidak mengijinkan, tetapi Naya terus merayunya agar menginjakkan.

Naya duduk di depan teras rumah yang masih mengenakan seragam SMA, dengan Naufal yang memayungi istrinya layaknya bak seorang ratu, Naya bener-bener diratukan.

“Kemana sih tukang ciloknya, aku sudah lama menunggu, kenapa dia belum datang juga?” gerutunya.

“Sabar Yaya, bentar lagi pasti Abang ciloknya datang,” sahut Naufal.

Tot … tot

Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang ditunggu tunggu akhirnya datang, seorang penjual cilok mendorong gerobak birunya. Naya melompat-lompat kegirangan, di berteriak memanggil tukang cilok itu dengan excited.

“Abang mari kesini!”

Dengan senyuman ramah Abang penjual cilok pun menghampiri sejoli itu.

“Abang, aku pesen ciloknya ya 20.000 ribu yang pedes banget,” ujar Naya.

“Naya, jangan pedes-pedes kamu kan lagi hamil,” tegur Naufal.

Abang cilok membulatkan matanya terkejut, dia berfikir seorang anak SMA berdiri menunggu cilok dengan si perempuannya hamil.

Naufal melihat ekspresi terkejutnya penjualan cilok itu langsung mengerti apa yang dipikirkan oleh abangnya, dia mulai meluruskan.

“Abang, kami ini sudah menikah, jadi istri saya ingin lagi ngidam mau jadi anak SMA terus mau beli cilok,” terang Naufal.

Abang cilok itu mengangguk paham, dia hampir suudzon.

“Maaf ya, saya kira kalian beneran masih sekolah,” kata Abang itu.

“Emang wajah-wajah seperti kita masih cocokkah menjadi anak sekolah?” tanya Naya tangan nya merapikan rambut yang seolah berantakan.

“Iya cocok kok,” jawab Abangnya.

**

Setelah seharian cosplay menjadi Kinara dan Kevin, Naufal menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, merasakan kehangatan, dia begitu lelah seharian harus berbicara bahasa baku, itu bukanlah hal yang mudah. Butuh kesabaran dan memilih kata-kata yang tepat diucapkan.

“Kaya gitu aja cepek, cemen lo Bro,” ledek Naya, dia baru saja keluar dari kamar mandi dan sekarang tengah mengeringkan rambutnya.

Naufal bangkit dari rebahannya, dia mengambil handuk karena gilirannya untuk mandi.

“Emang capek Bu, habis ini aku mau tidur aja deh, capek,” gumam Naufal bersamaan dengan menutup pintu kamar mandi.

Keesokan paginya. Suara bunyi musik dangdut nyaring memenuhi seisi rumah mewah Abikara, membangunkan seisi rumah yang masih terlelap tidur.

Hey sayangku

Hari ini aku syantik

Syantik bagai bidadari

Bidadari di hatimu

Hey sayangku

Kau lakukanlah diriku

Seperti seorang ratu

Ku ingin dimanjakanmu

Vero terbangun ia merasa terganggu dengan musik itu, berkali-kali Vero menutup telingan dengan bantal bahkan dua bantal sekalipun.

“Duh, siapa sih pagi-pagi berisik banget,” gerutunya.

Tak tahan dengan suara bising itu, Vero beranjak dari tidurnya melihat jam di handphone baru jam 6 pagi. Keluarnya Vero dari kamar bersamaan dengan Naufal yang baru bangun juga, kebetulan kamar mereka berseberangan.

Naufal mengucek-ngucek matanya, menetralkan penglihatan. Naufal dan Vero bersamaan melihat dari atas, di bawah sudah ada Naya, Bibi, Pak Marko tukang kebun yang sudah siap dengan pakaian olahraga dan speaker yang ada di sampingnya, lucunya lagi ada pa Abikara yang ikutan olahraga, mereka melakukan pemanasan ringan. Mereka melakukannya di ruang tamu dengan di pimpin oleh Naya.

Keduanya sama-sama menghela nafas kesal, biang kerok ternyata Naya. Naya tersenyum sinis, walaupun dia tidak melihat ke atas tetapi dia tahu Naufal dan Vero tengah melihatnya, rencananya berhasil membangunkan mereka berdua.

“Aduh apalagi ini ya Allah,” ucap Naufal beranjak turun, dia merasakan hari akan menjadi hari yang berat lagi untuknya.

Vero pun juga ikut turun, menghampiri kakak iparnya.

“Sayang, kamu lagi ngapain sih, nyalain musik kenceng-kenceng gini?” tanya Naufal seraya mematikan musiknya.

“Aku mau olahraga biar sehat,” jawab Naya dia tersenyum tanpa merasa bersalah.

“Ya tapi nggak disini juga kali Kak, kan bisa di belakang ataupun di luar,” sambung Vero berpihak pada Naufal.

“Loh, kalian-kalian ini kok malah memojokan menantu Papa sih, biarin dong Naya mau olahraga dimana aja bebas selagi Naya dan cucu Papa bahagia,” ujar Pa Abikara, membela Naya.

Naya mengguk, dia tersenyum tuan besar pemilik rumah ada di pihak nya.

“Sejak kapan Papa pulang?” tanya Naufal, bersalaman dengan Pa Abikara, dan diikuti Vero juga.

“Tadi subuh sekitar jam 3 pagi,” jawabnya.

“Bi, sarapannya sudah siapa kan?” tanya Abikara.

“Sudah Tuan.”

“Yasudah ayo kita sarapan bersama, dan Pak Marko sama Bibi juga ikut sarapan bareng kita,” ujar Abikara.

“Nggak usah Tuan, saya makannya nanti aja,” tolak Bibi tidak enak.

“Istt, nggak ada penolakan anggap saja ini perayaan menantu kesayangan saya sedang mengandung calon cucu penerus Abikara Grup,” terang Abikara, dia merangkul Naya.

“Pak Marko tolong speakernya taruh di tempat nya lagi ya!”

“Siap Tuan Besar.”

Kemudian mereka pun mulai sarapan bersama. Menikmati hidangan yang sudah siapkan, keluarga itu kembali makan bersama setelah beberapa bulan tidak makan bersama. Semenjak oma meninggal, Abikara sudah tidak makan bersama di meja makan, dia selalu makan di luar dan sibuk dengan pekerjaannya. Kehadiran Naya dan calon bayi nya menjadi penengah untuk keluarga ini.

1
Wadi Wadi
Ternyata mereka cuma korban, kasian Naya ague
Wadi Wadi
semangat thor
Mimi Tiyah
Sumpah disini saya nangis bngett
Mimi Tiyah
Allah Alvin jahat bngett
Mimi Tiyah
semangat
WTA Podcast
next, nggak sabar kelanjutannya
WTA Podcast
/Good//Good//Good//Good/
WTA Podcast
/Good/
WTA Podcast
/Drool/
WTA Podcast
Semangat ya seru bngtt cerita novel ini
WTA Podcast
seru bngttt
WTA Podcast
baru juga awal udh di bikin sad aja
WTA Podcast
ceritanya bagus bngtt
Wadi Wadi
semoga makin lancar ceritanya
Wadi Wadi
semoga makin lancar dan ceritanya semakin seru
Wadi Wadi
semangat thor
Wadi Wadi
semangat
Mimi Tiyah
kedu kalinya gue bakal nangis deh
Mimi Tiyah
semangat thor ya jangan lupa selalu jata kesehatan
Mimi Tiyah
Abikara kek orng gila bejir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!