Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 Bertemu Pewaris Dewa Perang
Lorong hampa tak berujung itu membawa Erlang Shen ke ruang hampa yang sangat luas. Di tengah-tengah ruang hampa, terdapat tiga jenis pohon. Yaitu pohon berwarna hitam, putih, dan juga pohon biru
"Tempat apa ini?" tanya Erlang Shen.
"Kau orang kesekian yang masuk ke tempat ini." Seorang pria muncul di hadapan Erlang Shen. Pria itu tak memiliki tubuh fisik. Ia berwujud jiwa transparan yang dikelilingi oleh energi jiwa yang sangat besar.
"Tempat apa ini?" tanya Erlang Shen.
"Ini adalah ruang hampa yang terpisah dari alam semesta. Dulu, ditempat ini ada 6 pohon berwarna. Tiga lainnya berwarna merah, kuning, dan ungu," jelas pria itu.
"Pilihlah salah satu dari ketiga pohon itu!" pinta pria tersebut.
"Baiklah." Erlang Shen mengamati ketiga pohon yang menurutnya sangat unik itu. Diantara ketiganya, Erlang Shen memilih pohon berwarna biru.
"Pohon langit, pilihan yang tepat," puji pria itu.
Pria itu menjentikkan jarinya, dan pohon langit itu berubah menjadi buah berwarna biru. Erlang Shen lantas mengambil buah itu dan memakannya.
Perlahan-lahan, energi biru mengalir di dalam meridiannya dan berakhir di dantiannya. Energi biru itu menyelimuti dantian Erlang Shen. Setelah itu, energi biru itu juga menyatu dengan jiwa Erlang Shen.
"Ia lahir dengan dantian kosong tanpa elemen, tapi ia bisa menciptakan tubuh langit. Anak ini benar-benar hebat. Sangat berbeda dengan anak yang sebelumnya," gumam pria tersebut.
Ternyata baru beberapa saat yang lalu, seorang pemuda meninggalkan ruang hampa itu setelah ia menyerap energi dari pohon berwarna merah. Pemuda itu adalah pewaris dewa perang. Ia menyempurnakan kekuatan dewa perang menggunakan pohon berwarna merah.
"Yang sebelumnya adalah anak jenius yang terlahir dengan tubuh dewa perang. Anak itu juga sangat sombong," ucap pria itu.
Di sisi lain, Erlang Shen membuka matanya setelah ia berhasil menyerap energi biru itu. Kultivasinya pun menerobos ke tahap 1 ranah kaisar. Energi biru yang diserap oleh Erlang Shen sebelumnya menyempurnakan tubuh kaisar langit. Energi biru tersebut menyempurnakan penyatuan tubuh dewa suci dan tubuh dewa perang yang belum menyatu sempurna dengan menghilangkan unsur-unsur dari kedua tubuh tersebut.
"Tombak langitku juga semakin kuat," ujar Erlang Shen.
"Aku punya hadiah kecil untuk harimau kecilmu itu," ucap pria tersebut.
Sebuah kristal melayang dihadapan pria itu. Kristal itu merupakan kristal jiwa leluhur Lao Hu. Kristal tersebut menyatu dengan tubuh harimau kecil itu. Dalam sekejap, kultivasi Lao Hu melonjak hingga ke ranah raja.
"Harimau kecil, sekarang kau bisa berubah menjadi manusia," kata pria tersebut.
Lao Hu mengangguk kecil. Meskipun ia bisa berubah menjadi manusia, ia lebih nyaman dengan wujud kucing kecil.
"Kalau boleh tahu, siapa saja yang pernah memasuki tempat ini?" tanya Erlang Shen kepada pria tersebut.
"Kalau tidak salah, dewa perang, dewa petir, dan dewa naga," jelas pria itu.
"Tiga orang itu memiliki sifat yang sama, yaitu sama-sama sombong dan angkuh," lanjut pria itu.
"Dua pohon lainnya untuk pewaris energi kehidupan dan juga energi kematian. Keduanya adalah wanita. Mungkin satu atau keduanya akan menjadi pasanganmu." Pria itu kembali menjelaskan pemilik dari dua pohon yang tersisa.
"Bagiku hanya satu, tidak ada dua atau tiga," timpal Erlang Shen.
"Biasanya orang-orang akan menikahi 2 perempuan atau lebih, tapi kau ingin satu saja. Apa alasannya?" Pria itu kembali bertanya kepada Erlang Shen.
"Karena orang tuaku dan dewa suci sebelumnya memiliki satu istri," jawab Erlang Shen.
Tiba-tiba saja, pohon kehidupan bergetar. Pohon itu berubah menjadi segumpal energi kehidupan. Gumpalan energi kehidupan itu melesat meninggalkan ruang hampa.
"Carilah pemilik energi kehidupan," ujar pria itu.
"Diantara keduanya, hanya energi kehidupan yang merespon. Itu artinya, pasanganmu adalah pemilik energi kehidupan," lanjut pria itu.
"Em, apakah aku boleh pergi sekarang, paman?" tanya Erlang Shen.
"Tentu saja," jawab pria itu.
"Sebelum pergi, bolehkah aku mengetahui nama paman?" tanya Erlang Shen.
"Aku bahkan sudah melupakan namaku. Aku hanya bisa bereinkarnasi setelah pohon kematian yang ada di sini memilih tuannya," jelas Pria itu.
"Aku terkesan dengan sikapmu. Sebagai hadiah, aku akan memberimu kekuatan kehampaan. Kekuatan kehampaan itu tidak terbatas pada manipulasi ruang, tapi kau juga bisa memanipulasi waktu hingga menciptakan sebuah dimensi," jelas pria itu.
Setelah mengatakan hal itu, sebuah bola abu-abu memasuki tubuh Erlang Shen. Bola abu-abu itu adalah kekuatan kehampaan yang legendaris.
"Meski sebagian ingatanku sudah hilang, tapi aku ingat satu hal. Masa laluku dan masa lalumu mirip, yaitu sama-sama terlahir sebagai manusia tanpa bakat bawaan dan elemen bawaan," jelas pria itu.
"Terima kasih, Paman. Kalau begitu, aku pamit dulu," ucap Erlang Shen.
Pria itu membalas Erlang Shen dengan anggukan kecil. Setelah itu, sebuah pusaran ruang membawa Erlang Shen ke tepi danau petir.
Erlang Shen melesat menyusuri pinggiran danau. Dari arah berlawanan, terlihat seorang pemuda melesat dengan cepat. Pemuda itu berhenti tepat dihadapan Erlang Shen. Dia adalah pewaris dewa Perang. Tatapan keduanya saling bertemu. Ada kilatan kebencian Dimata pemuda itu. Kebencian itu lebih besar daripada milik dewa perang.
"Kau mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku," ujar pemuda itu.
"Oh, iya?" tanya Erlang Shen.
"Kebencian di dalam dirimu itu akan membawamu ke kehancuran," lanjut Erlang Shen.
"Dengar baik-baik, kalau kau masih banyak bicara, aku akan membunuhmu ditempat ini," ancam pemuda itu.
"Akar kekuatan berasal dari satu tempat yang sama, kita tidak akan bisa membunuh satu sama lain," jelas Erlang Shen.
"Memang benar, tapi orang lain bisa membunuhmu. Orang itu adalah kaisar langit. Aku akan naik ke alam surgawi dan menemui kaisar langit," timpal pemuda itu.
Pemuda itu mengeluarkan tombak dewa perang. Pertarungan pun terjadi. Erlang Shen dan pemuda pewaris dewa perang bertarung di tepi danau petir.
Traaaangggg
Traaaangggg
Traaaangggg
Dentingan logam terdengar saat tombak keduanya beradu. Meski begitu, Erlang Shen mengalahkan lawannya dengan sangat mudah. Pemuda itu tak terima, ia kembali menyerang Erlang Shen. Kali ini, ia menggunakan jurusnya, yaitu tarian naga perang.
Boooommmmm
Lagi-lagi, pemuda itu terpental. Bahkan, pemuda tersebut memuntahkan beberapa teguk darah segar. Tombak miliknya pun sudah berubah menjadi gelang.
"Ingat baik-baik, namaku Yun Feng." Pemuda bernama Yun Feng itu berdiri dan berjalan kearah Erlang Shen dengan tatapan penuh kesombongan.
"Sebutkan namamu!" pinta Yun Feng.
"Erlang Shen," jawab Erlang Shen.
"Jika kau membangkitkan tubuh kaisar langit, maka aku akan membangkitkan tubuh kaisar kehancuran." Setelah mengatakan hal itu, Yun Feng langsung menghilang. Ia akhirnya mengerti mengapa pohon energi kematian tak bereaksi.
"Jadi, dia penyebabnya," gumam Erlang Shen.