Lanjutan Mr. Arrogant. Harap bijak dalam memilih bacaan yang tepat!! NOVEL INI BERISI KEHALAUAN SANG AUTHOR. BUAT YANG CARI BACAAN RINGAN DAN UNTUK HIBURAN SEMATA DI SINI TEMPATNYA.
Sebuah kisah percintaan dari dua wanita kembar yang dijuluki twin D dengan seorang pria dingin bernama Leo Richard.
"Aku pikir aku akan bertunangan dengan wanita yang selalu membuatku panas dingin dengan perkataannya yang sangat ketus dan tidak berperasaan" Leo Richard.
"Kenapa aku bisa terjebak diantara mereka?" Daylily
"Aku sangat bahagia, karena pria yang aku cintai. Ternyata juga mencintaiku. Dan sebentar lagi kami akan bertunangan." Daisy.
Bagaimanakah kehidupan percintaan mereka? Yuk kita lanjut☺️
Ini adalah seri ke empat dari Novel Menikahi jd yang ke 2, Mr. Arrogant dan Miss Culun Meet Mr Perfect.
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Kita lihat nanti, dan keputusanku tergantung dari caramu menyelesaikan masalah yang kau buat. Dan yang terpenting dari semua ini, Baik Daisy dan Daylily. Tidak boleh ada yang terluka." Ucap Kenzo dengan suara yang tegas.
"Baik Uncle." Jawab Leo.
Kenzo lalu memberi kode pada sahabatnya untuk keluar ruangan, Kenzo ingin membicarakan sesuatu yang penting pada Jimy.
Novi yang melihat Kenzo keluar ruangan bersama dengan suaminya. Kini bisa bernafas dengan sangat lega, dengan segera Novi menghampiri putranya dan kembali memukul lengan putranya.
"Kau itu ... ! Kenapa kau berani sekali mengatakan besok bisa membuat Daisy memaafkan Lily."
"Karena aku mampu melakukannya." Jawab Leo, dengan suara datarnya.
"Ya ampun, kenapa aku punya putra yang keras pendiriannya dan penuh percaya diri sekali." Keluh Novi, sambil menghela nafasnya dengan berat. "Apa mungkin karena sewaktu kau masih di dalam kandungan, tertabrak mobil hingga membuat otakmu itu tidak beres?" gumam Novi.
"Mom, percayalah padaku." Pinta Leo.
Novi lalu menatap wajah putranya yang babak belur dengan perasaan iba dan bersalah.
"Mom minta maaf sayang," Novi membelai wajah putranya. "Kalau bukan karena Mom, kau tidak akan seperti ini." Novi mulai menitikkan air matanya.
"Mom, berhentilah menangis. Aku benci melihatmu menagis!" Leo langsung membaringkan tubuhnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Membuat Novi langsung tertawa melihat sikap Leo, yang tidak pernah berubah dari kecil. Leo kecil pasti akan selalu menyembunyikan wajahnya jika melihat dirinya menangis. Leo bilang, dirinya tidak tahan jika melihat Momnya menangis.
"Kau itu putra tersayangku." Bisik Novi, kearah wajah Leo yang tertutup selimut. Sambil hendak berjalam kearah sofa.
"Mom, mau kah kau membantuku?"
Novi menghentikan langkahnya dan menatap kearah wajah Leo, yang terlihat sangat seirus. Novi lalu mengangguk kepalanya, dan mereka berdua langsung tersenyum secara bersamaan.
.............
keesokan harinya.
Hari ini seharusnya adalah hari yang paling membahagiakan bagi Daisy, karena hari ini seharusnya dia bertunangan dengan pria yang sangat dicintainya. Namun semua itu tinggal khayalan belaka, karena saat ini dirinya bukan berada di ballroom hotel. Melainkan berada di dalam kamarnya, dengan wajah yang bersedih dan dengan mata yang sangat bengkak.
Daisy dari kemarin tidak mau keluar kamar, dan tidak mau berbicara dengan siapa pun. Apalagi bertemu dengan saudari kembarnya. Daisy takut jika dia bertemu Lily, akan lepas kontrol dan bisa membuat mereka sama-sama terluka lebih dalam.
"Tok ... tok ... ' Daisy boleh Ibu masuk?"
Daisy yang mendengar suara Ibunya dari balik pintu, langsung berjalan dan membuka pintu kamarnya.
"Sayang, are you okay?" Ibu Nayra, membelai wajah putrinya.
"I am not okay." Jawab Daisy, dan langsung menangis kencang di pelukan Ibunya. "Kenapa Bu? Kenapa Kak Leo dan Lily jahat padaku?" Isak tangis Daisy di pelukan Ibunya.
"Sayang, kalau kau mau tahu jawabannya. Ikutlah Ibu kerumah sakit. Leo ingin berbicara denganmu." Ucap Nayra
"Tidak mau, aku tidak mau melihat Kak Leo atau pun Lily. Aku benci mereka Bu." Ucap Daisy, dengan terisak.
"Sayangku, putriku yang cantik. Kau tidak boleh membenci mereka! Apalagi Lily. Dia itu kakakmu."
"Dia bukan Kakakku." Ucap Daisy, dengan ketus. Membuat Nayra menggelengkan kepalanya. Dari dulu Daisy selalu keras kepala seperti Ayahnya. Hingga membuat Nayra selalu pusing dibuatnya.
"Kalau kau membenci Lily, itu artinya kau membenci Ibu." Nayra menatap Daisy dengan tajam.
"Bu ... " Gerutu Daisy.
"Ingat Daisy, kalian dilahirkan dari rahim yang sama. Dan kalian berdua adalah putriku. Jika kau membenci Lily atau pun sebaliknya Lily membenci kau. Ibu lah yang akan terluka dan itu artinya kalian membenciku dan tidak menyayangiku." Nayra mulai mengeluarkan jurus andalannya, untuk membuat hati Daisy melunak.
"Bu ... " Keluh Daisy, dengan wajah yang cemberut.
"Kalau kau belum memaafkan Lily, setidaknya ikutlah dengan Ibu menemui Leo. Siapa tahu setelah dari sana kau bisa memaafkan Lily." Pinta Nayra.
Daisy menatap pada wajah Ibunya yang terlihat bersedih, sesakit apa pun hatinya. Daisy paling tidak bisa melihat Ibunya menangis karena dirinya.
"Baiklah Bu, aku ikut denganmu." Ucap Daisy.
"Anak yang baik." Nayra memeluk putrinya dengan erat, lalu tersenyum. Usahanya untuk membuat Daisy bertemu dengan Leo sudah berhasil. Kini semuanya tergantung pada cara Leo untuk membuat kedua putrinya akur kembali.