Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
dilanjut dengan season dua ya, yang menceritakan kisah anak anak pasangan key dan Alezio yang pastinya lebih seru dan membuat penasaran
yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Pagi hari di SMA GANESHA, tempat Keynara menuntut ilmu, siswa siswi kelas XII IPS 1 kelasnya Keynara dan Disti sedang melakukan kegiatan olahraga, fyi saja Keynara termasuk siswa yang pintar jadi dia bisa masuk sekolah elit itu dengan jalur beasiswa, sedang Disti dia juga termasuk anak yang cerdas makanya dia bisa masuk kelas unggulan sama dengan Key.
Materi pelajaran olahraga hari ini adalah basket, Key yang memang menjabat sebagai kapten basket putri SMA GANESHA ditunjuk oleh pak Bima selaku guru olahraga untuk mengajari teman teman perempuannya.
sedang untuk siswa laki laki pak Bima sendiri yang mengajari langsung, meskipun disitu juga ada kapten basket cowok yang dipegang oleh Devon cowok tampan sejuta pesona tapi sangat sulit didekati karena sikap cuek dan dinginnya.
Key terlihat serius mengajari para teman temannya untuk men dribble bola dan melakukan berbagai teknik lainnya, rambutnya yang di kuncir kuda menampakkan leher jenjang nan putihnya, diselingi dengan tawa Key terlihat mempesona bagi seseorang yang dari tadi tidak melepas pandangan darinya.
"ehm, roman romannya ada yang lagi kesemsem nih", sindir Putra,
"berisik", ucap datar Devon,
"wah, loe gak beneran kesemsem sama Key kan von?", tanya Leo
Tak ada jawaban dari Devon, melainkan dia fokus menatap pemandangan indah didepannya, Leo dan putra hanya menggelengkan kepalanya, heran sebenarnya, Devon yang cuek dan terkesan dingin, dan bahkan gak kemeja mau berurusan dengan urusan cewek bisa menyukai seorang Keynara.
tidak dipungkiri pesona seorang Keynara juga tidak main main, gadis cantik dan juga manis, kulitnya putih dengan rambut panjang dan tinggi badan yang bisa dibilang proposional, serta jangan lupakan kepintarannya yang membuat SMA GANESHA memenangkan setiap olimpiade yang diadakan di dalam maupun luar kota.
Tapi satu hal yang membuat Key tidak begitu mencolok dan jadi perhatian disekolah itu, sikap Key yang jarang membaur dengan teman temannya yang lain selain Disti, ya mungkin juga bukan Key yang tidak ingin membaur dengan teman temannya yang lain, tapi teman teman nya yang tidak mau berteman dengan Key, maklum saja disekolah elit itu Key hanya sekarang siswi beasiswa, dia juga bukan dari kalangan orang berada, jadi ya begitulah.
Pelajaran olahraga selesai, para siswa duduk selonjoran dipinggir lapangan, termasuk Key dan Disti yang terlihat nafasnya terengah engah, ditambah cuaca sudah semakin terik jadi membuat mereka semakin gerah, hingga kejadian selanjutnya membuat para teman temannya yang lain memekik, terlihat Devon cowok cuek nan datar itu mengulurkan air mineral pada Key.
Key yang masih bingung hanya menatap minuman itu dan Devon secara bergantian tanpa menerimanya, wajahnya tampak cengo sedang teman teman sekelasnya memekik iri.
karena Key tak kunjung menerima uluran minuman itu, Devon pun meraih tangan Key dan memberikan minuman itu, setelahnya dia berlalu begitu saja diikuti Leo dan putra yang mengulum senyum.
Disti pun mengulum senyum memperhatikan wajah Key yang masih plonga plongo itu.
"kedip Key", ucap Disti sambil meraup wajah Keynara,
"tadi itu Devon kan Dis, dia gak salah orang kan?", tanya Key dengan mengerjapkan matanya lucu.
"iya tadi itu Devon dan kayaknya dia gak salah orang deh, orang gue lihat dari tadi tua anak ngelihatin loe terus kok", ucap Disti menggoda.
"hah, gak usah Ngadi Ngadi deh loe dis", ucap Dis.
Sedang dibelakang mereka para cewek cewek sudah komat Kamit tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, Devon memberikan minum pada Keynara, Devon tidak abis kepentok kan kepalanya, pikir mereka, sedang Key dan Disti segera meninggalkan lapangan yang sudah penuh huru hara itu, lebih tepatnya menghindari amukan para fans Devon yang bisa saja menyerangnya.
Key dan Disti sudah berganti seragam sekolah, dan sekarang mereka sudah berada dikelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. Hati Key masih was was dengan aksi Devon yang bisa saja tiba tiba menyerangnya, dia juga merutuki perbuatan Devon tadi karena secara tidak langsung membuat ketenangannya terganggu mulai hari ini.
"kayaknya mulai hari ini ketenangan gue bakal hilang disekolah ini dis", ucap Key lesu,
"ngapain loe takut, toh bukan loe yang deketin dia, loe juga gak pernah sama sekali deketin dia kan, dan tadi juga dia yang ngasih minum ke loe tanpa loe yang minta, jadi kenapa loe takut, kalaupun memang Devon suka sama loe ya itu haknya Devin donk key", ucap Disti menenangkan Keynara.
hati Key tetap was was, karena sudah bukan rahasia lagi kalau para fans Devon itu bar bar, dan tidak segan segan membully siapa saja yang berusaha mendekati Devon, apalagi Cilla si centil yang bahkan sudah tidak terhitung berapa cewek yang sudah dia bully karena berusaha mendekati Devon, padahal Devon tidak pernah menggubris sama sekali, karena yang mereka dengar Devon dan Cilla masih sepupuan meskipun bukan sepupu kandung.
*****
Hari ini Alezio Mengunjungi perusahaan keluarganya dengan didampingi sang asisten setia Noah, meskipun dia tidak bisa melihat gali Ale masih sering keperusahaan hanya untuk sekedar mengetahui perkembangan perusahaan atau mengusir rasa bosannya.
keluarga mendukung karena dengan begitu Ale tidak begitu terpuruk dengan keadaannya dan bisa memiliki kesibukan.
Para karyawan masih begitu segan pada alezio, meskipun sekarang keadaannya tidak bisa melihat, karena tidak dapat dipungkiri dukunsaat Alezio memimpin mereka, begitu banyak kebijakan yang dia buat untuk kebaikan pada karyawannya, hingga lara karyawan pun begitu segan padanya.
"opa senang kamu berkunjung kesini Al, opa sudah bingung dengan berkas berkas ini", keluh opa Tio,
"emang berkas apa sampai membuat seorang pebisnis sukses seperti Tio bagaskara ini bingung", ucap Ale yang mendapat cebikan bibir opa Tio.
"entahlah opa capek, pengen ketemu Oma kamu dan bermanja manja dengan Oma kamu", ucap opa Tio uang membuat Alezio mendengus.
"udah tua juga masih bucin aja", ucap Alezio,
"jangan salah, kamu belum pernah jatuh cinta sih, kalau nanti jatuh cinta dan bucin, opa orang pertama yang bakal tertawa paling keras", ucap opa Tio mencibir,
sedang Alezio hanya mendengus malas, tidak bisa dia pungkiri memang opa dan juga sang papa memang bucin akut dengan pasangan mereka, diluar mereka tegas, dingin bahkan didalam berbisnis mereka dibilang tak pandang bulu, tapi kalau sudah bersama para pawang mereka, layaknya kucing penurut yang bakal bersikap manis dan juga bisa sangat manja.
bahkan papanya, Kendra selalu mendukung apapun yang sang mama inginkan, seperti membangun toko roti dan juga membuka beberapa restoran k dan kafe yang para karyawannya rata rata para anak anak yang butuh biaya untuk bersekolah.
Padahal tanpa semua itu kehidupan mama Andin bisa dibilang sangat cukup, kekayaan keluarga Bagaskara tidak bisa dipandang sebelah mata, tapi memang tujuan mama Andin mendirikan semua tempat usahanya untuk membantu para anak anak kurang beruntung yang membutuhkan biaya sekolah dan biaya hidup.
Memiliki anak semata wayang, terkadang membuat mama Andin kesepian, karena selama ini Alezio selalu sibuk belajar dan setelahnya dia sibuk dengan urusan kantor, sangat jarang mereka bisa menghabiskan waktu bersama, dan dengan mama Andin memiliki usaha yang para karyawannya para anak muda dia bisa sedikit terhibur bisa berkumpul dengan para karyawannya.
bukannya mama Andin tidak ingin memiliki anak lagi, bahkan keinginannya dulu adalah memiliki banyak anak, agar kehidupannya kelak akan ramai dengan anak anaknya, tapi apa boleh dikata kalau takdir tidak mendukung, hingga saat usia Ale 3 tahun, mama Andin divonis tumor ganas dirahimnya, jadi dengan sangat terpaksa kandungan mama Andin diangkat.
Jadilah Ale adalah anak satu satunya mama Andin dan papa Kendra. Sebenarnya keluarga tidak pernah menuntut Alezio untuk menjadi sempurna dan juga pintar, justru mereka tidak pernah menuntut apapun, tapi memang dasar alezio yang tidak terlalu tertarik dengan dunia luar jadi hari harinya selama sekolah dan kuliah pun tak jauh dari kata belajar, bahkan untuk sekedar nongkrong dengan teman temannya pun bisa dibilang sangat jarang.
Bahkan Alezio tidak pernah sama sekali terlihat dekat dengan lawan jenis, bahkan terkesan menghindar kalau ada cewek yang mendekatinya.