Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.
Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBH 32. Dia Istri Abang
Hari berlalu dengan tangisan Martiyah yang memenuhi rumahnya semalaman. Namun berbeda dengan rumah Kai, malam mereka lewati dengan ketenangan. Mendengar Rio ditangkap Kiran pun merasa lega dan tenang. Terlebih memang dari dulu Rio selalu mengganggu Kiran.
Sabtu pagi tepatnya jam 3 pagi kembar tiga sudah sampai di terminal bus Kota M. Saat keluar dari bus hawa dingin menyeruak membuat bulu kuduk ketiganya berdiri.
" Brrrrr…. Ini dingin kak… mas… seperti berada di puncak."
" Iya dek… setelah ini kita akan ke mana?"
Ana mengambil ponselnya, dan membukanya. Ia mencoba untuk mencari taksi online.
" Dapat dek…"
Ana menggeleng. Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Mungkin di kota yang kecil ini jam jam segitu belum ada taksi online yang beroperasi.
Tiiiin…..tiiin…..
" Butuh tumpangan?"
Mata ketiganya seketika melotot, mereka bukan hanya sekedar terkejut melainkan syok dengan apa yang mereka lihat di depannya.
" Ba-bagaimana bisa… ini… mengapa bisa."
" Terkejut??? Ayo butuh tumpangan tidak?"
Ketiganya saling pandang dan langsung masuk ke dalam mobil yang ada di depannya. Sampai di dalam mereka sedikit terkejut dengan interior mobil atau lebih tepatnya van itu.
" Mom… Ayah… bagaimana kalian bisa ada di sini?"
Flashback on
Setelah ketiga putra putrinya naik bus, Rama dan Sita pulang, namun tiba tiba Rama memutuskan untuk menyusul triplet.
" Sayang, ayo kita menyusul bocah bocah itu?"
" Sekarang mas?"
" Yups… tapi kita ke rumah Juna dulu. Mas mau pinjam van mereka."
" Van yang hadiah pernikahan Juna dan Gendis itu ya."
Rama mengangguk, Sita pun segera menyiapkan keperluan ia dan suami. Setelah itu Rama dan Sita pun menuju ke rumah Juna. Meskipun telah berkeluarga mereka tetap berhubungan baik dan saling bertemu.
Tok...tok...tok…
" Assalamualaikum…."
" Waalaimum salam… om Rama… tante Sita… Ayo masuk."
Dari dalam rumah keluar seorang gadis cantik. Usianya hanya setahun lebih tua dari triplet.
" Naisha… sekarang kamu cantik banget nak."
" Haish… tante Sita bisa aja."
Sepasang suami istri itu masuk ke rumah bersama dengan Naisha. Gadis itu lalu memanggil kedua orang tuanya yang berada di taman belakang.
" Eh… mbak Sita, ma Rama tumben nih ke sini."
Gendis langsung membaur memeluk Sita. Sedangkan Juna memeluk teman lamanya itu.
" Piye… ada apa?"
" Gini Jun, kamu mau pakai van itu nggak akhir pekan ini. Aku mau minjem?"
" Wuidiiih mau kemana nih Ram."
Rama pun menceritakan rencananya menyusul keempat buah hatinya ke kota M. Juna mengangguk mengerti dan memberikan mobil van nya untuk dipakai oleh Rama.
" Kamu mau nyetir sendiri?"
" Yoi…."
" Aku jadi ingat saat kita masih muda Ram saat mengelilingi gunung gunung di sekitaran kota M. Kapan ya Ram kita healing naik gunung lagi, sekalian nostalgia."
" Bener Jun, boleh lah kita rencanain ajakin Sukhdev sama Charles juga."
Mereka terlibat obrolan yang panjang hingga akhirnya Rama dan Sita pamit untuk memulai perjalanan.
Flashback Off
Rama dan Sita hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari putri bungsunya.
" Yah… ini mobil van nya milik om Juna ya."
" Yups…"
" Wuih keren ya… kayaknya boleh yah beli yang kayak gini buat traveling."
" Bener Ra… seru juga ya. Kita traveling bareng bareng gitu sekeluarga."
Akhza diikuti Ana setuju dengan usulan Abra. Mereka sudah membayangkan bagaimana bertraveling bersama menggunakan van.
" Oke guys… sekarang kita harus kemana?"
" Bagaimana kalau langsung ke lokasi tujuan."
" Baiklah… lets go….!!!
Triplet berteriak semangat. Ketiganya sungguh antusias dan tidak sabar ingin menemui sang abang. Begitu juga dengan Rama dan Sita, mereka sangat rindu kepada sang sulung.
🍀🍀🍀
Di rumah kontrakan Kai, pria itu tengah menggeliatkan badannya. Ia meraba tempat tidurnya namun tidak menemukan sang Istri. Kai pun langsung bangun lalu melihat jam di ponselnya.
" Setengah empat. Bentar lagi adzan subuh."
Kai mengusap wajahnya dan berjalan keluar kamar menuju kamar mandi. Di dapur ia melihat Kiran tengah memasak air.
" Sayang… kok jam segini masak air."
" Iya mas mau mandi, soalnya mau mandi wajib."
" Ooh udah selesai yang halangan, kenapa tidak kemarin sore."
" Semalam masih, tapi pagi ini sudah bersih."
Kai mengangguk mengerti. Ia pun menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu menjalankan sholat malam. Sedangkan Kiran menuju kamar mandi untuk segera mandi.
Adzan subuh berkumandang, keduanya menggelar sajadah dan melaksanakan sholat subuh bersama.
Tok...tok...tok….
Suara pintu diketuk sedikit membuat keduanya terkejut dan saling pandang. Sejenak mereka acuh lalu melanjutkan doa yang belum terselesaikan. Mereka pikir mereka salah dengar, namun ternyata tidak saat pintu rumah mereka kembali diketuk.
" Bang… Sepertinya memang ada yang mengetuk pintu rumah kita."
" Iya…. Abang juga berpikiran begitu."
Kai pun membereskan sajadahnya namun tidak melepas sarung, koko dan pecinya. Kiran juga melepas mukenanya dan melipat jadi satu dengan sajadah. Gadis itu kemudian mengambil sebuah hijab instan lebar lalu memakainya.
Keduanya berjalan beriringan ke arah depan untuk membuka pintu.
Tok...tok….tok…
" Assalamualaikum…."
" Waalaikum salam...Ya… Sebentar, kok kayak kenal ya suaranya."
Ceklek….
Kai membuka pintu tersebut dengan perlahan. Pria bule itu sungguh terkejut mendapati orang orang yang ada di depan pintunya.
" Bang siapa."
Kini giliran orang orang di depan pintu yang terkejut saat melihat seorang gadis cantik berhijab yang muncul di balik punggung kai.
" Astagfirullah Abang… kenapa abang di rumah seorang gadis."
Reflek Sita berteriak karena saking terkejutnya melihat sang putra sulung berada satu rumah dengan perempuan.
" Mom, Ayah, triplet, kalian sungguh membuat aku terkejut. Kenapa kalian bisa disini."
" Mommy yang terkejut abang, mengapa abang bisa di rumah berdua dengan seorang gadis."
Tidak ingin membuat keributan Kai langsung menggiring keluarga nya itu ke dalam rumah. Kiran yang tidak tahu apa apa hanya bisa diam di sebelah sang suami.
Triplet yang tadinya antusias karena bertemu sang abang jadi kaku dan diam saat melihat di samping abang mereka ada seorang gadis.
" Silahkan duduk pak, buk, mas , dan mbak."
Semuanya terpesona dengan suara lembut Kiran dan wajah cantik meneduhkan dari gadis itu. Namun Sita masih tetap terlihat marah kepada sang putra. Sita berpikir putra sulungnya itu berbuat macam macam kepada sang gadis.
" Mom… abang tidak seperti apa yang mommy pikirkan."
Sita membuang nafasnya kasar. Ia selalu merasa anak pertamanya itu mempunyai kemampuan membaca pikirannya sejak dari dulu.
Kiran meminta izin untuk kebelakang dan membuat minum. Tak berselang lama dia pun keluar dengan nampan yang berisi gelas 6 buah gelas teh panas. Kiran menyajikan dengan perlahan.
" Diminum dulu semuanya, maaf hanya bisa menyajikan air."
" Terimakasih nak, ini sudah lebih dari cukup."
Sita tersenyum ramah begitu juga dengan Rama dan triplet.
" Sekarang bisa abang jelaskan mengapa abang bisa tinggal berdua dengan seorang gadis. Apakah abang berbuat yang tidak baik."
" Astagfirullah mom… tidak…"
Mom, apakah mereka ini adalah keluarga abang? Kiran masih menerka nerka dengan orang orang yang datang ke rumah nya itu. Jika melihat wajah wajah mereka terlebih ketiga remaja itu mereka memang memiliki kemiripan dengan Kai terlebih di matanya.
" Lalu?"
" Ini namanya Kiran. Dia isteri abang?"
Krik...krik...krik….
TBC