Azura Saskirana adalah putri pertama dari tiga bersaudari keluarga kaya dan terpandang Yudhistira grup, kondisi azura yang buta sejak lahir membuat azura mendapatkan perlakuan yang semena mena dari ibu kandung dan juga saudari saudarinya.Namun penderitaan yang dialami oleh azura perlahan sirna ketika ia bertemu dan dilamar oleh CEO tampan yang bernama Aksa Delvin Arion yang datang ke rumah Yudhistira untuk melamar salah satu putri Yudhistira untuk dijadikan sebagai istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Maafkan aku tuhan,aku harus mengakhiri kehidupan yang kau berikan kepadaku.Aku sudah lelah dengan kehidupan yang kau berikan kepadaku,aku harap kau memaklumi apa yang saat ini aku lakukan." ucap azura di dalam hatinya sembari menitikkan air mata kesedihannya.
"Tidak tidak,aku mohon jangan lakukan itu nona." ucap Aksa yang mulai merasakan panik.
Tak lama kemudian azura melepaskan pegangannya pada tiang pembatas jembatan dan terjun ke sungai yang dingin menusuk tulang dan membuatnya tenggelam ke bawah sungai seketika.
"Nonaaa!!!!!" teriak Aksa dengan panik
Azura yang notabene tidak bisa berenang ataupun melihat saat memutuskan untuk menenggelamkan dirinya ke sungai, akhirnya pelan pelan membuat tubuh azura tenggelam semakin jauh ke bawah sungai.
Aksa yang tidak ingin jika wanita itu mati dengan cara yang konyol segera membuka jas dan sepatu yang dikenakannya untuk melompat dari atas jembatan,dan berenang ke bawah sungai untuk menyelamatkan nyawa azura.
Beruntung saat Aksa berenang dengan cepat ke bawah sungai,ia mulai melihat tubuh azura yang sudah tidak sadarkan diri dan segera menarik tubuh azura dengan menggunakan tangannya dan membawanya naik ke permukaan.
Uhuk uhuk uhuk... Aksa terbatuk batuk saat ia tidak sengaja menelan air sungai yang masuk melalui hidungnya saat berenang menyelamatkan azura.Ia pun segera menggendong azura ke dalam pelukannya dan merebahkan tubuhnya dengan hati hati ke permukaan tanah yang dipenuhi oleh rerumputan liar.
"Nona,aku mohon bertahanlah.Apa kau mendengarkan ku?" tanya Aksa sembari menekan perut azura untuk mengeluarkan air yang tak sengaja ia telan saat menenggelamkan dirinya ke sungai.
Aksa terus berusaha untuk menyelamatkan nyawa azura dengan mengeluarkan air sungai dari dalam tubuh wanita itu, dan usaha kecil yang dilakukan oleh Aksa benar benar membuahkan hasil saat azura mulai memuntahkan semua air sungai yang tidak sengaja ia telan.
"Nona....nona...aku mohon sadarlah" ucap Aksa saat ia tidak bisa membuat azura sadar dari pingsannya.
Mengetahui bahwa usaha penyelamatan yang dilakukannya belum cukup membuahkan hasil,membuat Aksa dilanda kekhawatiran yang luar biasa.Ia dibuat bingung dalam memikirkan cara agar bisa membuat wanita yang ditolongnya itu cepat sadar.
Dan setelah mencoba untuk menenangkan dirinya dan berpikir dengan jernih, akhirnya Aksa memikirkan cara untuk bisa membuat azura cepat sadar dari pingsannya,yaitu dengan memberinya nafas buatan.
Meskipun apa yang akan dilakukannya ini terlihat tidak sopan,namun Aksa tidak memiliki cara lain untuk membuat azura sadar selain memberinya nafas buatan.Sembari meyakinkan dirinya bahwa cara yang ia lakukan akan berhasil,Aksa pun mulai menutup hidung azura dengan tangannya lalu mengarahkan bibirnya untuk memberikan nafas buatan kepada azura.
Sekali,dua kali,Aksa mencoba memberikan nafas buatannya kepada azura dan setelah mencobanya sebanyak lima kali akhirnya azura pun mendapatkan kembali kesadarannya dan itu membuat perasaan Aksa menjadi lega.
"Apa yang baru saja kau lakukan kepadaku?" tanya azura saat ini yang mencoba untuk duduk dengan benar.
"Maafkan aku,aku terpaksa harus melakukan hal yang tidak terpuji itu untuk menyelamatkan nyawa mu." ucap Aksa sembari meminta maaf kepada azura.
"Mengapa kau melakukan hal itu kepadaku?Atas dasar apa kau menyelamatkan nyawaku?" ucap azura dengan frustasi dan membuat Aksa salah mengerti dengan maksud pertanyaan azura yang ternyata tidak membahas tindakannya dalam memberinya nafas buatan melainkan membahas mengenai usahanya dalam menyelamatkan nyawa gadis itu dari sungai.