Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 4
Malam itu hujan turun dengan deras, Rosa mencengkram erat kemudi mobilnya. Meski tengah hujan, matanya masih tetap bisa melihat mobil suaminya yang tengah melaju di depannya.
Rasa penasarannya selalu muncul, kemana pria itu pergi selama ini? Setiap kali mereka bertengkar, Alan selalu pergi dan akan kembali esok pagi. Jika pun tidak bertengkar, pria itu akan tetap pergi dengan alasan pekerjaan.
Jantung Rosa berdetak dengan kencang, ia melihat mobil suaminya memasuki gang gang kecil. Hingga akhirnya berhenti di minimarket, tapi Rosa bisa melihat suaminya berdiri sejenak dan tidak bergerak.
Mata Rosa menyipit dan memperhatikan suaminya, ia melihat suaminya pergi ke minimarket lalu keluar dengan membawa plastik. Entah apa yang pria itu beli, Rosa lalu turun dari mobil dan mengikuti kemana perginya Alan.
Saat di persimpangan gang kecil, Rosa melihat Alan kembali berhenti. Ia melihat suaminya menoleh kebelakang, dengan jantung yang berdebar-debar. Rosa langsung bersembunyi, ia tidak ingin posisinya di ketahui oleh Alan.
Tapi saat Rosa kembali melihat ke depan, ia sudah tidak menemukan keberadaan suaminya. Pria itu menghilang layaknya di telan bumi, Rosa terus berjalan di tengah gemercik hujan yang kini sudah mulai reda.
Ia terus mencari keberadaan suaminya, hawa dingin hujan mulai menyelimuti setiap pori-pori kulitnya.
"Sial, kenapa aku malah menggunakan dres." Maki Rosa pada dirinya sendiri.
Di saat tengah berjalan mencari keberadaan suaminya, Rosa terdiam sejenak saat melihat sosok pria yang tengah terduduk dengan wajah yang lesu.
Perlahan Rosa mendekati pria itu, "Tuan?!" Panggil Rosa.
Pria di depannya menoleh, Rosa bisa melihat tatapan tajam dari pria di depannya. Sebuah mata yang hitam kelam dengan tatapan tajam, seakan pria itu akan memangsanya.
Semakin mendekat Rosa bisa melihat kondisi pria itu, dengan cepat Rosa berbalik dan pergi.
Pria yang tengah duduk bersandar dengan luka di tubuhnya, menatap tajam wanita yang tadi menghampirinya.
"Hanya di lihat saja sudah takut, jika seperti itu untuk apa datang menyapa ku." Gumam nya dengan nada dingin.
Xavier memilih kembali menutup matanya, tapi ia merasakan ada langkah kaki seseorang mendekatinya.
Ia kembali membuka mata, sosok wanita yang tadi kembali muncul dengan kotak P3K. Terdengar nafas yang terengah-engah, wanita itu seakan berlari dengan sangat cepat.
"Maaf, aku tadi mengambil kotak P3K milik ku." Ucap Rosa.
Rosa dengan telaten melihat luka yang ada di tubuh pria di depannya, Rosa cukup terdiam. Pria itu memiliki beberapa luka gores yang tidak terlalu dalam.
Pria itu hanya diam dan tidak menjawab, ia hanya melihat wanita di depannya tengah mengobati lukanya secara hati-hati.
"Apakah kau seorang Dokter?" Tanya Xavier dengan mata yang menatap tajam wanita di depannya.
"Iya." Jawab Rosa yang masih fokus pada luka pria di depannya, meski ia bukan Dokter bedah. Tapi Rosa juga memiliki keahlian dalam menangani luka seperti ini.
"Arg.." Terdengar suara erangan kesakitan dari Xavier, tapi hal itu tidak membuat Rosa panik ataupun gugup.
Hingga akhirnya Rosa sudah membersihkan luka-luka yang ada di tubuh pria itu, "Akan ku bantu kau pergi ke rumah sakit." Ucap Rosa.
Xavier menggelengkan kepalanya, ia enggan untuk menerima bantuan dari seorang wanita asing.
Tapi sebagai seorang Dokter, hal itu tidak membuat Rosa pantang menyerah. Ia menarik tangan Xavier dan membantu pria itu untuk berdiri.
"Aku tidak butuh bantuan mu." Ucap Xavier dengan nada tegas dan dingin, orang yang mendengar nya pasti akan langsung merinding.
Tapi Rosa tidak begitu, ia tetap membantu Xavier untuk berjalan. Dan membawa pria itu masuk ke dalam mobilnya, Xavier bisa melihat keteguhan Rosa.