Kesuksesan Istri Yang Di Anggap Benalu

(Prov Bu Lilis)

Memilki dua putra dan dua menantu menurut ku kurang bisa di andal kan membuat ku harus ekstra mengaturnya. Mila menantu pertama ku memiliki paras yang cantik dan juga pandai bergaul, membuat ku senang membawanya kemana-mana. Dia sangat pandai mengambil hati ku. Selain cantik mila juga anak orang berada. Orang tuanya mempunyai beberapa petak sawah serta tanah yang luas, Terkadang ketika mereka memiliki hasil panen dari kebun, pasti kedua orang tua mila akan rutin mengirimkan hasil pangannya setiap bulan.

Sangat berbanding terbalik dengan Ningtyas. menantu ke dua ku. Dia hanya gadis miskin yang di nikahi Bayu ketika dia merantau dulu. Entah apa yang membuat Bayu jatuh hati padanya. padahal menurut ku jika di lihat dari wajah dan penampilannya hanyalah bias-biasa saja. Belum pernah aku melihatnya berdandan ketika di rumah dan cara berpakaiannya juga selalu tertutup. hanya saja jika di banding dengan mila menantu pertama ku dia lebih rajin dalam hal bersih-bersih rumah. Ya dia lah yang selama ini mengurus semua pekerjaan rumah seperti menyapu, ngepel, nyuci baju dan piring serta memasak. ketika aku pulang dari sawah semua pekerjaan rumah sudah beres. menurut ku itu tidaklah masalah dia mengerjakan semuanya, toh dia juga hanya menganggur dan tidak bekerja.

Mungkin terlihat jelas aku lebih mengistimewakan Mila dari pada Ningtyas, karena Mila sudah jelas asal usulnya serta bibit, bebet dan bobotnya. Karena Mila sangat menguntungkan bagi ku. Sebab Orang tuanya yang selalu mengirimkan bahan pangan setiap bulan untuk ku, berupa hasil pertanian seperti cabe, bawang merah, tomat dan sayur-sayuran serta beras. Berbeda dengan Ningtyas. Aku tidak tau jelas seperti apa kehidupan kedua orang tuanya. Karena saat Bayu menikahi Ningtyas itu aku tidak bisa ikut menghadiri. Hal ini di sebabkan terkendala oleh biaya, dan jarak tempuh yang cukup jauh.

Selama ini aku yang mengatur keuangan Bayu, karena Bayu dan istrinya hidup menumpang di rumah ku. Jadi uang untuk kebutuhan belanja bulanan aku yang setok, dan untuk belanja sehari-hari Ningtyas aku jatah 20rb untuk beli lauk dan sayur. Aku rasa uang segitu sudah cukup banyak karena yang makan di rumah hanya 3 orang, sedangkan Bayu juga jarang di rumah.

Dan untuk anak ku Fahri dia sudah memiliki rumah sendiri, yang tidak jauh dari tempat tinggal ku. walaupun biasanya jika dia tidak kerja maka dia akan makan di rumah ku, karena istrinya tidak pandai masak. Dan bagi ku itu tidak masalah. toh selama ini orang tuanya mila selalu mengirim beras untuk kami. Fahri mempunyai seorang anak laki-laki, yang berusia 4 tahun dan biasanya akan dititipkan sama Ningtyas ketika aku dan ibunya pergi-pergi..

selama ini Ningtyas tidak pernah protes dengan apa yang aku lakukan, dan dia juga tidak pernah membantah. itu yang aku suka darinya. Hingga saat uang jatah bulanan ku mulai berkurang, Aku pun protes sama Bayu, sebenarnya uang gajinya kemana? kenapa jatah ku akhir-akhir ini lebih sedikit dari biasanya. Alasan Bayu uangnya di serahkan pada Ningtyas untuk berobat orang tuanya. dan Bayu tidak bisa menolak, karena sebagai seorang menantu dia harus bersikap adil. Sejak Itu lah aku mulai tida suka dengan Ningtyas. Karena keluarga Ningtyas suka memeras Bayu dengan alasan kewajibannya sebagai menantu. Keluarga Ningtyas hanyalah benalu yang memanfaatkan kebaikan anak ku. itu alasannya kenapa selama ini aku sangat membencinya.

Hingga saat Susi kembali ke kampung dengan penampilannya yang lebih modis. Susi adalah mantan tunangannya Bayu, yang dulu pernah hampir menikah, tetapi gagal karena dia di bawa kabur oleh laki-laki lain dan menikah di Surabaya. Tapi pernikahannya hanya seumur jagung, kemudian bercerai. Dan itu membuat ku ingin kembali menyatukan mereka berdua. Bak gayung bersambut, aku yang awalnya hanya iseng ternyata di respon sama Susi dan Bayu. hingga akhirnya mereka menjalin hubungan di belakang Ningtyas.

Dan kini aku tinggal menunggu saatnya pernikahan antara Bayu dan Susi berlangsung. Alasan kenapa aku lebih memilih Susi ketimbang Ningtyas, karena Susi termasuk anak dari juragan tanah di desa ku. Aku ingin Bayu merasakan hidup enak jika menjadi menantu pak Daryono sang juragan tanah. ketika dia menikahi Susi maka dia tidak perlu lagi bekerja menjadi supir.

Tapi ternyata rencana ku untuk menikahi Susi dan Bayu di tentang oleh mas Sudarsono. suami ku. Dia berceramah panjang lebar yang tentunya malas ku dengar. huh apa salahnya jika Bayu menikah lagi. bukan kah laki-laki boleh memiliki istri lebih dari satu. Saat menikah dengan Ningtyas Bayu hanya bisa jadi supir trailer.. siapa tau ketika menikah dengan Susi dia bisa mendapat warisan tanah dari orang tuanya Susi dan jadi juragan tanah..

Tak ku sangka. Ternyata Tuhan sedang berpihak pada ku. 3 hari yang lalu Bayu di grebeg oleh warga di kediaman Susi.. dan itu semua, bagian dari rencana ku.. aku terpaksa melakukan itu karena saat ini Susi telah hamil 2 bulan, dan Bayu harus mau bertanggungjawab. Akhirnya suamiku pun terpaksa menyetujuinya.. walau pun saat pernikahan itu tidak di ada kan pesta tapi bagiku itu sudah cukup.

Awal aku tidak setuju dengan pendapat mas Sudarsono, tapi aku tak bisa menentang keputusannya. Dengan alasan untuk menghargai perasaan Ningtyas yang saat ini sedang hamil.... dan aku pun dengan terpaksa mengalah....Dari pada pernikahan itu di batalkan