Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berteman.
Tembakan Arlina tepat sasaran, sementara untuk lainnya ada yang melenceng, mengenai papan namun ada yang kurang tepat. Karna dua peluru mengenai garis hitam dan papanya yang berwarna putih.
"Oke ada satu berhasil, satu meleset dan dua kurang tepat. "
"Perhatian baik-baik. Saat menembak pastikan arah bidikannya tepat dengan sasaran. Jangan ragu atau takut gagal. Yakinlah jika kalian bisa. Ayo kalian coba lagi, kalian masih memiliki 2 kali kesempatan lagi. " ucap Leandro.
"Baik kak. "
Arlina dan tiga murid itu kembali mengarahkan pistol mereka membidik kearah papan dart. Arlina mengarahkan pistolnya dengan tenang dan mulai membidik serasa pas menekankan pelatuknya.
DOR!
DOR!
Arlina langsung meluncurkan dua sekaligus peluru yang tersisa dan semuanya tepat sasaran. Leandro melihat itu tersenyum.
"Menarik. " bathinnya.
"Kerja bagus! Kau berhasil Arlina. Semua tembakanmu tepat sasaran. " puji Leandro.
"Terimakasih Kak. "
"Ujianmu selesai, setelah ini kau bisa langsung istirahat untuk menunggu ujianmu yang terakhir. "
"Baik Kak. " Arlina menaruh kembali pistol dimeja nya semula dan langsung pergi untuk istirahat.
"Ayo lainnya lanjutkan. Tenang dan percaya kalian bisa melakukannya. Untuk lainnya siap-siap untuk menunggu giliran. " tegas Leandro.
"Baik kak! " jawab semua juniornya. Dan kemudian sesi latihan kembali dilanjutkan.
****
Kantin.
Setelah melewati dua ujian yang menguras tenaga dan fikiran. Arlina memutuskan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Saat tengah asik menikmati makanan seseorang datang menghampiri dirinya.
"Hai, boleh gabung! " seru seorang gadis.
"Oh tentu. " jawab Arlina.
"Terimakasih. " balas gadis itu dan duduk disamping Arlina.
"Namaku Ghea dan kamu? " tanya gadis itu.
"Aku Arlina. " jawabnya
"Arlina nama yang bagus.
"Terimakasih. "
"Ngomong-ngomong kok kamu bisa sehebat itu apalagi saat ujian yang diawasi sama Kak__ sapa sih namanya, yang rambut putih itu? "
"Kak Anshel? "
"Ah iya, Kak Anshel. Baru pertama kali lihat ada yang lompat langsung berputar diudara seperti itu. "
"Aku sering melatihnya. "
" Wah jadi sebelum masuk ke academy kau sudah berlatih lompatan udara seperti itu? "
"Awalnya hanya iseng aja. Tapi siapa sangka akan berguna saat ujian tadi. "
Saat Arlina dan Ghea asik berbincang tiba-tiba terdengar keributan dikantin. Hal itu membuat semua orang terkejut hingga perhatian orang-orang yang ada dikantin termasuk Ghea dan Arlina teralihkan menatap asal keributan tersebut. Mereka melihat seorang gadis yang terduduk dan tiga gadis berdiri mengelilingi gadis itu tengah melakukan bully kepada gadis yang tersungkur dilantai itu.
"Heh! Kau masih berani berada di academy. Orang sepertimu mana pantas! " ucap gadis dengan surai coklat yang diikat cempol dua bernama Rea.
"Iya, kau itu hanya lemah dan paling ujung-ujungnya hanya menjadi beban. " hina salah satu temannya dengan surai pirang yang dikuncir kuda bernama Pricilla.
"Emangnya salah jika aku ingin jadi kesatria Itukan hak aku. " balas gadis yang dibully bernama Aluna.
"Berani ya kau menjawab! Orang miskin dan lemah kaya kau tidak pantas berada disini! " ucap gadis sebagai ketuanya dengan rambut merahnya yang bernama Grasia.
Arlina bingung apa yang terjadi. Apakah keempat gadis itu saling mengenal. Sementara Ghea mendekat wajahnya ditelinga Arlina.
"Gadis itu bernama Aluna. Dia memang sering dibully, seharusnya dia berada ditingkat atas kita. Tapi karena gagal dalam ujian makanya dia masih stack ditingkat kelinci. " bisik Ghea.
"Kau kenal gadis itu? " tanya Arlina.
Ghea mengangguk.
"Bukan hanya aku, hampir semua orang disini mengenalnya. Gadis itu sangat lemah dan makanya sering gagal ujian. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, namun setiap ujian babak terakhir selalu mengalami kegagalan. " jawab Ghea.
"Lalu siapa tiga gadis yang membully Aluna itu? " tanya Arlina penasaran.
"Gadis itu bernama Rea Salvira, Pricilla Alvianrivan dan Elvarette Grasia. Mereka sering melakukan bully kepada anak-anak dari kasta rendah atau kemampuan yang lebih rendah dibawah mereka. Namun sayangnya pihak academy tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka dari keluarga bangsawan. " jawab Ghea.
"Tapi tidak mungkinkan jika gadis bernama Aluna itu gagal begitu saja tanpa alasan? " tanya Arlina.
"Entahlah apa yang menyebabkan dia gagal. Namun yang aku dengar jika gadis itu gagal dalam ujian mental. Tidak tahu apakah kali ini dia akan berhasil atau kembali gagal. " jawab Ghea.
*
*
*
Arlina dan Ghea sekarang telah berteman sejak mereka kenalan dan berbincang dikantin. Kini mereka berjalan bersama menuju lapangan untuk mengikuti ujian terakhir. Saat tengah berjalan Arlina melihat gadis yang bernama Aluna duduk sendirian didekat pohon. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Aluna disana sendirian dan tidak melihat pergerakan jika dia akan ke lapangan.
"Ada apa? " tanya Ghea melihat Arlina tiba-tiba berhenti.
Tanpa mengatakan apapun Arlina menunjuk kearah selatan dan Ghea langsung melihat arah yang ditunjukan. Dan dia melihat Aluna.
"Aluna? Sedang apa dia, bukannya bergegas ke lapangan justru duduk disitu. " ucap Ghea.
"Mungkin dia masih kepikiran apa yang diucapkan Grasia, Pricilla dan Rea tadi. " sahut Arlina lalu berjalan menghampiri Aluna yang diikuti Ghea dibelakangnya.
"Hey, namamu Aluna kan? " sapa Arlina.
Mendengar sapaan seseorang Aluna terkejut dan langsung menatap kearah Arlina serta Ghea. Yang ikut duduk di sampingnya.
"Iya, Aku Aluna. Kalian siapa ya? " tanya Aluna.
"Aku Arlina. " jawab Arlina.
"Dan aku Ghea. " ucap Ghea yang ikut memperkenalkan diri.
"Apa yang kau lakukan disini? Ujian ketiga akan dilangsungkan kenapa kau masih duduk disini dan tidak bergegas pergi ke lapangan? " tanya Arlina
Mendengar pertanyaan itu Aluna menunduk dengan wajah murung.
"Aku takut jika kembali gagal diujian ini. Jadi untuk apa aku pergi. " jawab Aluna.
"Kalau boleh tau, apa yang terjadi hingga kau mengalami kegagalan. Bisa ceritakan sedikit? " tanya Ghea.
Aluna menghela nafas dengan berat lalu menatap kearah Arlina dan Ghea.
"Ujian mental kali ini dimana kita harus membunuh hewan dan aku tidak bisa melakukannya. Aku kasihan dan tidak ada alasan kenapa aku harus melakukan itu. " jawab Aluna.
Deg!
Arlina terkejut mendengarnya. Dia jadi teringat suara-suara yang beberapa kali berputar diingatan dan juga pendengarannya.
"Bukankah itu wajar? Mereka memberikan ujian ini agar kita berani melukai musuh. " ucap Ghea.
"Memang benar, hanya saja ini berbeda. Mereka mengunakan hewan, makluk hidup yang tidak bersalah Hewan itu juga tidak melukai manusia kenapa harus dibunuh. " balas Aluna.
"Tapi jika begini kau akan terus mengalami kegagalan ujian. "
"Aku tau, tapi setiap melihat hewan yang akan menjadi sasaran pengujian. Hatiku merasakan sakit, aku tidak tega melukai hewan yang tidak bersalah. " balas Aluna.
"Kalau begitu apa alasan kamu ingin jadi kesatria? " tanya Arlina.
"Diluar banyak orang yang tidak memiliki nama yang selalu ditindas. Apalagi tempat tinggal aku yang begitu terpencil, desa kami bernama Heal sering terjadi perampokan sasaran para bandit. Tidak ada yang berani melawan karena takut nyawanya dan keluarganya terancam. Maka dari itu aku ingin menjadi kesatria untuk bisa melindungi keluarga dan desaku. " jawab Aluna.
"Apakah orang-orang di desamu tidak pernah melaporkan hal ini? bagaimanapun desa tempat tinggalmu termasuk bagian kerajaan Minnerad? " tanya Arlina.
"Sudah, kami pernah mengirim surat kepada kerajaan tapi tidak pernah ada jawaban atau tindakan. Dan kami pernah ingin pergi langsung ke kerajaan untuk meminta pertolongan namun sebelum sampai ke kerajaan selalu saja ada halangan. Seakan-akan ada yang mencegah kami dan semakin nekat kami untuk ke kerajaan maka beberapa hari kemudian serangan bandit semakin menjadi. Untuk itulah aku nekat untuk menjadi kesatria agar bisa melindungi desaku sendiri. " jelas Aluna.
Mendengar itu Arlina merasa jika ada yang tidak beres namun apa yang dilakukan Aluna begitu mulia. Ingin jadi kesatria untuk melindungi desanya.
"Kalau begitu kau harus lolos ke ujian ini terlebih dahulu. Kau gadis baik, dan aku yakin kau akan berhasil. " ucap Arlina.
"Tapi aku__"
"Sudah ayo! " potong Arlina langsung menarik Aluna berdiri. Lalu Arlina dan Ghea mengajak Aluna pergi ke lapangan.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺