Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 HKSI
Hari-hari di lalui oleh Retno dengan hati yang bahagia dimana saat ini Retno sedang masa-masa ngidam nya.
Retno menatap jam dinding dan sudah menunjukan jam lima sore, hujan gemericik membuat Retno ingin makan sesuatu sementara Ardan sudah tidur karena kelelahan habis bermain.
"Mas, tolong beliin aku siomay yah? Dan jangan lupa pakai telur nya."
"Iyah nanti saja." Jawaban Rio yang santai membuat Retno kesal karena Rio tidak langsung memberikan nya.
Rio yang sudah tidak bekerja karena memang lagi ada pengurangan pekerjaan membuat nya terus mencari informasi tentang lowongan pekerjaan.
Sambil menunggu ada yang memberi nya pekerjaan, Rio membuka jasa ojek dengan menggunakan motor nya.
Retno tidak mempermasalahkan pekerjaan Rio yang terpenting suami nya itu terus berusaha dalam mencari uang untuk kebutuhan mereka setiap hari nya.
Sesekali Retno melirik ke arah Rio dan hati nya benar-benar sangat kesal karena Rio malah duduk santai sambil bermain ponsel nya.
Terlihat Rio bangun dari duduk nya dan mengambil jaket serta kunci motor yang sehari-hari di gunakan nya.
"Aku pergi dulu, kamu mau siomay kan?"
Retno tersenyum ketika mendengar Rio mau pergi membelikan siomay untuk nya, "Iyah, jangan lama-lama aku sudah ingin menikmati nya."
"Iyah." Rio pun pergi meninggalkan istri nya yang sedang berbaring di dalam kamar.
Lima menit, sepuluh menit, tiga puluh menit dan bahkan sudah satu jam lebih Rio tidak kunjung datang membawa siomay nya.
Retno sangat kesal sekali dengan suami nya itu, padahal Retno sudah ingin menikmati siomay tersebut sejak tadi sore.
Baru saja Retno menyelesaikan sholat isya, terdengar suara pintu terbuka membuat Retno melirik ke arah pintu, terlihat Rio sudah berdiri di ambang pintu dengan siomay di tangan nya.
Retno yang sudah tidak berselera lagi memilih untuk tidur dan mengabaikan Rio.
"Kenapa tidur? Bukan nya kamu mau makan siomay?" Tanya Rio tanpa dosa.
"Aku mau makan siomay nya itu sore tadi bukan sekarang, beli siomay segitu saja lama nya pakai berjam-jam, memang nya kamu beli di Bali mas?" Sungguh Retno sangat kesal sekali dengan suami nya itu.
"Yah beli di tempat biasa, cuma tadi aku ketemu sama si Anton dan dia menawarkan kerjaan."
Selama ini Rio memang bekerja serabutan dimana ada yang menyuruh baru dia kerja.
"Kerjaan apa?"
"Jadi security di perumahan, tapi gajih nya tidak terlalu besar."
"Ngga apa-apa yang penting halal dan kamu mempunyai pekerjaan tetap."
Ada secercah harapan karena suami nya akan mempunyai pekerjaan tetap, Retno tahu kalau gajih pertama tidak akan langsung besar apalagi untuk suami nya yang baru saja masuk kerja, tapi Retno yakin gajih suami nya akan terus bertambah seiring nya dengan waktu.
Retno memberikan siomay nya kepada Rio karena dirinya sudah tidak hasrat lagi untuk menikmati nya.
Waktu berlalu dan Retno benar-benar melakukan apa pun sendirian, walaupun rumah mertua nya berada tepat di depan rumah sederhana nya, tapi Retno tidak pernah meminta bantuan sama sekali kepada mereka.
Retno benar-benar mandiri, selain hidup mandiri Retno selalu menyembunyikan setiap masalah nya kepada siapa pun termasuk kepada ke dua orang tua nya.
Kini Rio sudah bekerja menjadi security dan itu membuat Retno bahagia walaupun bayaran nya belum pasti, tapi setidak nya pekerjaan nya sudah pasti tidak seperti kemarin-kemarin.
Saat nya tiba Retno melahirkan anak ke dua nya, tidak ada yang tahu ketika Retno akan melahirkan, hanya Rio yang menemani Retno karena perut nya terasa mulas di malam hari.
Sekitar jam lima pagi anak ke dua Retno dan Rio lahir, Retno sangat bersyukur sekali karena anak ke dua nya ini berjenis kelamin perempuan.
Wajah yang mungil, hidung mancung terlihat sekali kecantikan bayi ini, Retno pun memberi nama Bela Dwi Safitri.
Rio memberikan kabar ini kepada sanak keluarga nya dan juga kepada keluarga Retno, mereka ikut bahagia dengan kelahiran anak ke dua nya, tapi sayang karena perjalanan yang jauh membuat orang tua Retno belum bisa langsung melihat nya.
Retno bisa mengerti dengan ke dua orang tua nya karena perjalanan yang jauh, tapi untuk ke dua mertua nya Retno sedikit kesal karena mereka belum melihat putri nya padahal rumah mereka berdekatan.
Tapi Retno tidak terlalu memikirkan nya yang penting dirinya dan juga bayi nya selalu dalam keadaan sehat.
Selama dirinya masa nifas Rio lah yang mengurus semua nya terutama mengurus Ardan yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.
Ardan bahagia sekali karena punya adik perempuan, begitu sayang nya Ardan kepada Bela.
Sudah empat hari Retno melahirkan dan barulah ibu mertua nya melihat nya, Retno tidak banyak bicara karena sedikit kesal dengan ibu mertua nya itu.
Hari-hari Retno selalu di habiskan untuk mengurus Bela dan Ardan, sedikit demi sedikit Retno sudah bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah nya, sementara Rio kadang kerja siang hari dan kadang juga malam hari.
Retno tidak mempermasalahkan nya karena memang itu sudah resiko sebagai seorang security.
Rio bekerja jadi security di sebuah perumahan ternama, berkat teman nya Rio bisa masuk kerja di sana padahal Rio tidak punya ijazah.
Entahlah ijazah nya kemana, tapi ketika aku tanya dia sekolah dan mempunyai ijazah.
Mungkin ke dua orang tua nya tidak terlalu memikirkan nya karena memang dulu Rio dan adik-adik nya hanya di urus oleh ayah nya karena ibu mereka pergi bekerja ke luar negeri.
Ketika Rio ada yang menyuruhnya kerja Retno sangat bahagia karena untuk bekerja itu di butuhkan ijazah dan yang lain nya, tapi Rio dengan mudah nya bisa kerja sebagai security walaupun hanya security perumahan.
Retno benar-benar mengurus semua nya sendirian karena melahirkan Bela di rumah nya sendiri berbeda dengan Ardan, dulu Retno melahirkan Ardan di rumah ke dua orang tua nya dan selalu di siapkan oleh ibu nya.
Bukan nya Retno tidak mau melahirkan di rumah orang tua nya, Retno hanya merasa tidak enak dengan orang tua nya karena selama ini Retno selalu menyusahkan orang tua nya.
Retno merasa malu dengan ke dua orang tua nya karena selama hidup berumah tangga dirinya belum bisa membahagiakan orang tua nya tetapi sebalik nya, Retno selalu meminta bantuan ketika merenovasi rumah nya.
Retno memang tidak minta, tapi ketika dirinya mengatakan akan merenovasi rumah yang bocor atau seperti kemarin mau membuat kamar buat Ardan, orang tua nya memberikan sejumlah uang untuk biaya tambahan.