NovelToon NovelToon
Writer'S Block

Writer'S Block

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Persahabatan / Romansa / Healing
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Dafy Kurniawan seorang penulis fiksi ternama. Karya-karyanya best seller dan berhasil diadaptasi menjadi film yang laris manis.

Setahun belakangan ia mengalami writer’s block. Kondisi dimana seseorang tidak mempunyai gagasan baru sama sekali.

Dafy bepergian melakukan kegiatan diluar kebiasaannya untuk mencari inspirasi dan ide-ide segar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulau yang Lebih Sepi

Dari bandara Dafy langsung menuju ke dermaga. Ia sama sekali tidak berminat menghabiskan waktu di pulau ini.

Dahulu ia masih sangat menikmati untuk singgah di sini. Tapi tidak dengan sekarang.

              Bagi dirinya situasinya terlalu sesak. Semua sudah seperti di pusat kota saja.

              Untuk itu lah Dafy bergegas ke dermaga. Ia harap masih ada kapal cepat yang bisa mengantarnya ke pulau seberang. Tempat tujuannya yang lebih terasa alamnya dan lebih sepi. Apalagi ini sudah masuk malam.

               “Hi, excuse us”,

                “Hi, how can I help you guys?”,

                “We lost, we want to go to the Arena to see the festival”,

                “Oh, you guys wanna see the concert?”,

                “Let me help you”,

                “There, there, and there”,

                “Thank you, man”,

                “Aren’t you going to the arena?”,

                “No, I have to go somewhere else”,

                “Anyway, I have to go, I have to take a boat”,

                “Sure. Thanks, bro. Have fun on another island”,

                “Thanks, have a nice concert, see you”,

Dalam perjalanan ke pelabuhan Dafy bertemu dengan rombongan muda-mudi turis asing. Mereka sempat kesulitan untuk mencari jalan menuju ke venue dimana sedang diadakan festival band.

              Jika sempat Dafy akan menontonnya ketika pulang. Dari iklan dan poster-poster yang dipasang di jalan pagelaran itu berlangsung selama lima hari.

               Dafy sungguh beruntung. Ketika sampai di dermaga masih ada satu kapal cepat yang bisa membawanya ke pulau seberang. Biasanya para jasa kapal itu tidak tersedia sampai larut malam.

              “Antar aku”,

              “Siap”,

              “Sendirian saja atau masih menunggu kawan yang lain?”,

              Tiba-tiba pemuda pengemudi kapal cepat ini bertanya demikian. Itu pasti karena hari ini sepi penumpang. Maklum lah bukan hari libur panjang.

              “Aku sendirian”,

              “Mari lekas berangkat keburu malam”, pinta Dafy.

              Bicara tentang liburan. Dafy jadi teringat dua bocah kecil di bandara siang tadi. Hari ini sejatinya mereka harus tetap masuk sekolah. Mereka bisa izin semaunya karena orang tua mereka yang luar biasa.

              Perahu pun mulai dipacu.

              Perjalanan di atas kapal di waktu malam di perairan ini selalu menyenangkan.

              “Masih suka ada kura-kura laut yang mengikuti perahu?”, tanya Dafy.

              “Sekarang sudah jarang, hanya di musim tertentu saja”, jawab pengemudi kapal.

              Sekitar empat puluh lima menit Dafy akan sampai di pulau itu. Pulau yang sama sekali tidak lah asing baginya.

              “Lihat”, kata si pengemudi kapal.

              Ada yang mengikuti perahu cepat mereka.

              Tapi sayangnya itu bukan penyu-penyu yang dulu sering dilihat Dafy.

              Di atas air laut yang tengah berwarna gelap. Binatang itu berenang dengan cukup cepat.

              Ada ular laut panjang yang sedang membuntuti mereka.

*

              Sampai lah Dafy di pulau itu.

              Pantainya saja berbeda. Pasirnya saja berbeda.

              Tempat ini menjadi pemenang di hatinya dibandingkan dengan pantai-pantai dan pulau-pulau lain yang pernah ia kunjungi.

              Pulau ini tampak jauh lebih indah dari sebelumnya.

              Apa jangan-jangan tempat lain yang sudah berubah?

              Itu lah alasan Dafy datang kemari lagi setelah sekian lama menutup diri. Ada sebab-sebab yang membuatnya rindu datang ke tempat ini.

              Malam belumlah terlalu larut. Tapi karena bukan di hari libur pantai menjadi sepi seperti seharusnya.

              Dafy kemudian berjalan ke tempat dimana ia akan tinggal untuk beberapa malam. Ia tahu betul kemana harus melangkahkan kakinya.

              Setelah sekian lama tidak bertemu. Tempat ini benar-benar banyak mengalami perubahan.

              Sekarang resort yang hendak didatangi Dafy sudah bertambah tinggi dan semakin luas. Terlihat dari kejauhan.

              “Selamat malam”,

              “Berikan aku kamar terbaik di sini”,

              Dafy memesan yang ternyaman.

*

              Tengah malam.

              Dafy keluar dari kamarnya. Turun ke bawah lalu berjalan ke pantai yang tidak jauh dari penginapan.

              Meski di malam hari suasana hijau yang natural memanglah menjadi yang terbaik. Membuat mood dan energi selalu positif.

              Dafy bertelanjang kaki memijak rumput-rumput itu.

              Sesaat kemudian kakinya terkubur oleh pasir-pasir putih.

              Tidak ada siapa-siapa di sana.

              Ia hanya seorang diri menghadap laut malam yang membentang luas dengan tenang di bawah langit gelap penuh cahaya kerlap kerlip.

              Mungkin bagi warga penghuni pulau, ini adalah pemandangan yang biasa saja karena setiap hari ini lah atap langit dan laut mereka.

              Tapi orang-orang yang memang berniat untuk datang, keindahan ini adalah teman yang sangat pantas apalagi untuk mata yang belum juga mau tertidur.

              Di atas bangku pantai.

              Dafy membaringkan tubuhnya, menaruh kedua telapak tangannya di belakang kepala sebagai alas.

              Kedua matanya melihat jauh ke atas.

              Apakah di ruang angkasa sana, di bintang-bintang yang berkilauan itu ada kehidupan?

              Apakah mereka juga sedang melihat ku sama seperti sekarang aku memperhatikan mereka?

              Tanpa disadari suasana sunyi yang syahdu ini menghanyutkan Dafy. Membuatnya lirih-lirih bernyanyi.

Sesuatu yang tidak mungkin akan ia lakukan di hadapan orang lain apalagi di situasi ramai orang.

              Karena menyanyi bukanlah gairah dalam jiwanya.

Tidak ada yang salah akan hal itu.

Tapi sekarang coba dengarkanlah,

 

“I'm still alive”,

“I still have a life to play on this earth”,

“I don’t have worries”,

“I don’t have dirty hands”,

“But if you ask me where is hurt?”,

“That's when I always miss you”,

“It’s inside”,

             

              Terima saja. Memang suaranya sumbang.

Tapi itu adalah lirik lagu kesukaannya, “When I Miss You” by Julia Kerie.

1
Shandra
🥰
Shandra
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!