Karena ditinggalkan oleh kekasihnya dalam keadaan hamil, Felinova terpaksa setuju menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya untuk menutupi aib keluarga.
Faisal Ramadhan, lelaki pekerja keras yang hidup sebatang kara dan pernah diasuh oleh keluarga Handoko pada akhirnya menikah dengan putri tunggal keluarga konglomerat itu sebagai bentuk balas budinya.
Kehidupan pernikahan yang dingin dan tanpa cinta membuat Feli tersiksa, terlebih setelah ia diasingkan di desa kecil bersama suaminya yang lebih tua 15 tahun darinya.
Sanggupkah Feli bertahan dan jatuh hati pada ketulusan Faisal? Atau pernikahan itu akan usai setelah si bayi lahir seperti kesepakatan di awal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Bucin
"Non Feli mau ke mana?"
Feli menoleh pada Bik Sum yang tengah berdiri memperhatikan Nonanya yang sibuk menata makan siang di lunchbox.
"Mau ke gudang!"
"Maksudnya ke kantor Tuan Faisal?"
Feli mengangguk cepat. Ia mencomot ayam kecap dan meletakkannya di sekat lauk, seporsi nasi yang sudah dicetak berbentuk hati membuat senyum Feli merekah malu-malu.
Bik Sum yang kepo akhirnya menghampiri Nona Mudanya dan terkejut melihat nasi berbentuk love buatan Feli. Ia melirik si Nona yang tengah berbunga-bunga dengan penasaran, apakah telah terjadi sesuatu yang selama ini dinanti-nantikan oleh Nyonya besar?
"Non mau naik apa?"
"Kan ada mobil Kak Ical!"
"Iya, sih!" Bik Sum menggaruk kepalanya dengan keki. "Mau ditemani Ajeng juga, nggak?"
Feli berpikir sejenak. "Hmm, boleh deh! Panggilin dia, gih!"
Bik Sum lekas berbalik dan tergopoh-gopoh berlari ke dapur. Ajeng sedang mengangkat jemuran di halaman belakang.
Setengah jam kemudian, Feli dan Ajeng telah sampai di gudang tempat Faisal bekerja. Puluhan buruh pekerja yang tengah menjemur daun teh sontak membungkuk sopan begitu melihat istri bosnya datang. Selama berbulan-bulan menikah, baru kali ini Feli mengunjungi tempat Faisal mencari nafkah.
Setelah berjalan melewati area penjemuran, dari kejauhan Feli melihat Faisal berlari keluar dari dalam gudang menuju ke arahnya.
Feli tersenyum dan melambaikan tangan dengan riang. "Kak Icaaaal!!" teriaknya berbinar.
Beberapa pekerja menghentikan kegiatan mereka dan menoleh pada sepasang suami istri yang tengah bucin itu. Merasa menjadi pusat perhatian, Faisal memperlambat larinya dan berjalan kikuk menuju ke tempat Feli.
Feli menengok ke belakang di mana Ajeng sedang kerepotan membawa beberapa minuman yang sengaja dibeli Feli untuk karyawan di kantor gudang.
"Kak Icaaal!" Feli berhambur memeluk suaminya itu begitu jarak mereka sudah sangat dekat.
Faisal melirik pekerjanya yang masih memperhatikan mereka berdua. Namun pelukan Feli yang erat dan hangat mau tak mau membuat Faisal akhirnya membalas pelukan itu untuk beberapa detik.
"Kita masuk ke dalam saja, ya?!" bisik Faisal sebelum kemudian mengurai peluknya dan menggenggam tangan Feli.
Melihat puluhan pasang mata tengah memperhatikan keduanya, Feli menelan salivanya gugup. Namun alih-alih kabur, Feli malah melambaikan tangan menyapa semua pekerja itu seolah ia sedang melakukan jumpa fans.
"Yang semangat ya kerjanya!" teriak Feli sembari mengacungkan jempolnya.
Pekerja itu membalas lambaian tangan Feli dengan semangat, beberapa terlihat saling berbisik penasaran. Faisal yang tak ingin semakin menjadi pusat perhatian karena tingkah kekanakan Feli, akhirnya menyeret istrinya itu agar segera pergi.
"Ajeng, cepetan!" Feli menolehi Ajeng yang masih berjalan membelakanginya sementara Faisal masih saja menyeretnya masuk.
Di meja ruang kerja Faisal yang penuh dengan tumpukan lembaran-lembaran kertas nota dan absensi pekerja, Feli meletakkan lunchbox yang ia siapkan khusus untuk Faisal.
"Untukku?" tanya Faisal surprise.
Feli mengangguk. "Karena aku tahu Kak Ical sering telat makan, jadi aku bawakan makan siang kemari."
"Siapa yang memberitahumu?"
Feli menunjuk Zul yang tengah bercanda dengan Ajeng di luar ruangan Faisal. "Dia!"
Dasar Zul comel! Faisal terkekeh sembari membuka kotak bekal itu.
"Baiklah, mari kita makan bersama."
"Aku sudah makan tadi di rumah!"
Tangan Faisal urung membuka kotak itu dan mengawasi Feli dengan kecewa.
"Yaaah, padahal aku inginnya makan bareng."
Mendengar Faisal mulai merajuk, Feli menarik kursi dan menyeretnya hingga ke depan Faisal.
"Besok saja ya aku bawakan bekal lagi ke mari!"
"Tidak. Tidak perlu! Biar aku pulang ke rumah setiap jam makan siang."
Faisal lekas membuka kotak bekal bergambar beruang itu dan terpana ketika melihat isinya. Seporsi nasi yang dibentuk menyerupai hati, sepotong ayam kecap dan cah sayur.
"Ini pasti bukan buatan Bik Sum," tebak Faisal sembari menunjuk nasi.
Feli tertawa. "Jelas bukan, lah! Itu bikinan istri tercantik yang sekarang duduk di depan Kak Ical!"
Faisal mendekat dan mengecup bibir Feli gemas. "Terima kasih, Istriku yang tercantik!"
"Sama-sama, Suamiku yang ganteng!"
"Apakah aku benar-benar ganteng?" tanya Faisal kepo sembari menoleh ke kaca jendela dan mengusap dagunya.
"Ganteng dong! Kalo nggak ganteng, aku nggak akan mau!"
"Begitu, kah?"
Feli mengangguk cepat. "Suamiku adalah lelaki paling ganteng, paling keren dan paling nyebelin! Tapi aku sayaaaaang banget sama dia!"
...****************...
Siapa yang sudah nunggu kebucinan Faisal dan Feli? 😆
pasti kalian semua akan senyum-senyum bahagia baca beberapa next chapter!
wahh sumpah y kak ical jd knytaan mlh lgsung nikah y jg ma kak ical bkn dgn yg mirip sma dia🤣🤣🤣
ku fkir jonas mw bicara klo dia ga akn bw feli k amerika degh krn dia jg ga tega misahin feli n love dr haikal