NovelToon NovelToon
Aku Anakmu

Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jordi Vandanu

tentang seorang anak yang lahir dari seorang ibu, yang ditinggalkan oleh sang suaminya sejak dari dalam kandungan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jordi Vandanu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong Dik.

Melati, Yucia, Yudistira dan Dika, duduk mengelilingi meja makan, suami Yucia belum pulang dari bekerja.

"Ya Allah Dik, apakah benar dia anak ayah? Semua data data ini menunjukan kalau emang benar, ada nama ayah di namanya, ada nama Diana juga, tolong lakukan sesuatu Dik. " kata Yudistira sambil mengusap wajah.

Melati dan Yucia merasa kasihan, betapa selama ini suami dan ayah mereka begitu merasa berdosa telah menyia nyiakan anak dan istrinya yang lain..

"kita akan coba selidiki pelan pelan ya yah, takutnya Dian akan kabur begitu kita memberitahu secara langsung. " kata Dika.

Flashback on

Yudistira menatap wajah cantik dengan hidung mungil itu.

"mas harus kembali ke kota Di, anak mas yang nomer dua masuk rumah sakit. " kata Yudistira pada Diana, istri keduanya, wanita itu mengangguk pasrah.

"apa mas akan kembali ke sini? "

"astaga Diana, kenapa kamu berbicara seperti itu? Jangan pernah berpikir mas tak akan kembali, mas pasti akan kembali. " jawab sang suami tegas. Diana mengangguk.

"salam buat mbak Melati, dan semoga anak anak mas selalu diberi kesehatan. " kata Diana.

Yudistira menatap Diana. Meski berat hati, tapi dia harus kembali, ada anak lelakinya yang sedang terbaring.

Yudistira menyematkan sebuah kalung emas dengan cincin mungil sebagai mainannya. Lalu menutup leher Diana kembali dengan jilbabnya.

"mas pergi, uang di atm itu cukup buat kamu sampai mas kembali. "

Diana mencium telapak tangan Yudistira bolak balik. Sang suami memasuki mobil dan berlalu dengan lambaian tangan.

Dan segala urusan di kota, membuat Yudistira langsung sibuk, belum lagi Melati harus bolak balik ke rumah sakit, ada kelainan pada paru parunya. Dan harus ditangani secara detail.

Nun di kota J

"sudah 2 bulan suamimu pergi nduk, sudah ada berkabar? " tanya ibunya Diana.

Untuk sementara beberapa proyek di kota itu, dipegang oleh orang baru.

Diana mengelus perutnya. Hanya seminggu komunikasi yang lancar, setelahnya tidak, bahkan ketika Diana merasakan ada yang berubah pada tubuhnya. Rasa mual yang menyerang setiap pagi, membawa Diana ke puskemas, hingga kertas ditangannya membuat semua berubah.

"kamu hamil Na, sudah jalan 2 bulan, sehat Alhamdulillah, kamu masih komunikasi sama Yudi? " tanya bidan Ros. Dia memanggil Yudistira dengan Yudi.

Diana menggeleng.

Bidan Ros menatap prihatin.

"coba hubungi teman atau saudara yang lain Na. Dia harus tahu. "

Diana mengiyakan, tak ada satu pun nomer kerabat Yudistira yang dia punya, bahkan ketika menikah, beliau hanya hadir dengan sang paman saja, karena papanya lagi sakit.

Mereka menikah resmi, karena Melati memberikan surat izin untuk menikah. Entah apa yang membuatnya merestui pernikahan kedua sang suami, Diana pun tak tahu, dan meskipun menikah resmi, Diana tetap dianggap pelakor. Termasuk oleh Diva, sepupu Diana, yang juga naksir Yudistira, tapi malah Diana yang dinikahi.

"kamu hamil ya Na? " tanya Diva. Setelah Diana pulang dari bidan Ros.

"iya Va, sudah masuk 2 bulan. " jawab Diana.

"anak mas Yudi? "

Diana menatap Diva.

"maksud kamu?? "

"ya kali aja, kan kamu ditinggal baru hamil, anak orang lain mungkin. " jawab Diva santai.

Diana menahan emosinya.

"saya bukan perempuan murahan Va, kamu juga tahu siapa saya. "

"manusia kan bisa berubah. " jawab Diva lagi. Wajahnya tak ada rasa bersalah sama sekali.

"Diana bukan perempuan gatal, dia diperawani oleh nak Yudi kok, jadi jelaslah anak dia. " jawab mak Ijah. Perempuan paruh baya, yang tinggal bersama Diana, sejak ibunya menyusul sang ayah, menghadap sang khalik. (yang kemudian dipanggil oleh Dian dengan sebutan nenek)

Diva mendelik sebal.

Sejak itulah beredar gosip miring di tengah tengah masyarakat. Kalau anak yang dikandung Diana adalah anak haram, anak 'bala' karena Diana hamil ketika sang suami tidak dirumah. Serta berbagai macam fitnah dan gosip lainnya berhembus. Hingga Diana menjadi tak betah tinggal dirumah peninggalan orangtuanya itu.

"kamu lebih baik menyingkir dulu deh Na, sampai suamimu datang menjemput, gak enak paman mendengar ocehan orang orang. " kata sang paman, ayahnya Diva. Mereka mengunjungi Diana suatu sore.

"iya lo Na, imbasnya ke Diva, seret jodoh dia, karena punya keluarga pezina. " sang bibi ikut nimbrung. Diva mengangguk mengiyakan.

Mak Ijah menatap ketiga orang itu dengan tatapan tajam.

"kalian bukannya membantu ponakan yang sedang kesusahan, ini malah ikut ikutan warga dzalim pada Diana. " sergah mak Ijah.

"bukan dzalim mak, tapi kan demi kebaikan mental Diana sendiri mak. " kata bibi lagi.

Diana menggeleng pusing.

"tapi aku mau tinggal dimana paman? Bibi? " tanya Diana.

Mak Ijah menatap iba.

"ya kami juga gak tahulah, yang penting kamu pergi saja dulu. " Diva menyela.

"baiklah kalau itu mau kalian, Na, ayo berkemas, kita kerumah mak ya. "

Diana mengangguk pasrah. Diana membawa atm dan semua pakaiannya, termasuk kemeja dan celana Yudistira yang tertinggal.

Tak ada kata lagi terucap, Diana dan mak Ijah pergi dalam diam.

Ternyata diluar, sudah ada tetangga yang menunggu.

"kami percaya padamu Na, kamu gadis yang baik kok. " kata Nia. (yang jadi ibunya Cica temannya Diandra)

"halah! Sudah salah juga masih dibela, menjadi pelakor saja sudah tidak benar, tambah hamil pula. jangan jangan sudah hamil duluan. " kata Seri, temannya Diva.

Mak Ijah dan Nia segera memapah Diana keluar pekarangan.

"nanti kami ke sana ya Na. " kata Rahma (ibunya Heni)

Diana mengangguk lemah.

Dan sampai melahirkan, Diana tinggal di rumah mak Ijah, rumah panggung di tepi sawah dan sungai kecil nan jernih. Mak Ijah segera mengupah orang untuk mengerjakan sawahnya, dan membersihkan sungai, membuat tempat mandi nan nyaman dan aman buat Diana. Nia dan Rahma rajin berkunjung. Membawakan makanan yang disukai Diana.

Dan Diana hanya bisa mengurus sang putri sampai usia 12 tahun, dan dia tidak bertahan dengan penyakit kanker otak yang dideritanya. Hingga Diana pergi dengan senyum setelah menunggu Dian pulang sekolah, mereka berpelukan, Diana pun pergi dalam pelukan Dian, diiringi pekik pilu sang anak. Tak ada paman atau bibi yang membantu, hanya Nia, Rahma dan bidan Ros yang mengurus pemakaman Diana, berhari hari Dian menangis di makam sang ibu, kadang ditengah hujan deras dia bersimpuh, berdoa.

Dan Dian pun bertekad mencari sang ayah, dengan caranya sendiri. Diana, sang ibu selalu bercerita sambil memperlihatkan foto sang ayah.

"ayahmu sedang merantau nak, jauh. kamu harus mencari ayahmu, ini foto dan kalung daei ayahmu buat ibu. " kata Diana, lalu memakaikan kalung berliontin cincin itu ke leher Dian.

Dan Dian masih memakai kalung itu sampai sekarang, tertutup oleh hijabnya.

Mak Ijah yang mengurus Dian sampai akhirnya beliau meninggal, tepat ketika Dian menyelesaikan kuliahnya. Luka mendalam sempat bergayut beberapa lama.

Flashback off

1
Rhu-dhiee
bagus
Jordi Vandanu: terimakasih sudah mamoir..
🙏🙏
total 1 replies
Mochika mochika
sebanyak apapun harta yang kau berikan,tidak akan mampu memutar kembali waktu ke puluhan taun yang lalu!!nyawa yg hilang pun tidak bisa kembali bangkit🙄🙄
sepusing2nya mereka mencari plngan pake orang suruhan😂
Mochika mochika
Luar biasa
Jordi Vandanu: terimakasih kaka.. 😘
total 1 replies
Dewi Georgeous
lanjut
Jordi Vandanu: iya kakak.
total 1 replies
yukio_gchs
Aku sudah berulang kali membaca dan ceritanya masih belum bosan untuk dinikmati. Terus bertahan thor! ❤️
Jordi Vandanu: terimakasih kakak.
total 1 replies
Setsuna F. Seiei
Terinspirasi banget sama karaktermu, thor! 👍
Jordi Vandanu: terimakasih yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!