Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 14
Di Kota A
“PRANGGG!!!”
“BRAAKKK!!!”
“PRANGGG!!!”
Suasana Mansion mewah yang berada di tengah pusat Kota A malam ini sedang sangat mencekam, bagaimana tidak? Mansion itu adalah milik Van Elrond, di sana puluhan pengawal bersimpuh dan satu demi satu mendapatkan hukuman demi hukuman.
“Bodoh semua!!!! Satu pun dari kalian tidak ada yang becus!!!”
Saat itu Van Elrond baru saja selesai memukuli para pengawalnya. Elrond benar-benar sedang meluapkan semua amarahnya yang sudah satu bulan lebih dia tahan. Semua itu karena seberapa besar pun dia mengerahkan pengawalnya, gadis yang dia cari tidak kunjung di temukan.
Madam Grace yang saat itu berdiri hanya bisa berdoa semoga Van Elrond tidak menghanguskan usahanya dan tentunya Rumah Sakit milik anaknya, Nathan.
Setelah puas memukuli semua barang hingga porak-poranda dan memukuli para pengawalnya, Van Elrond duduk menghempaskan dirinya di sofa besarnya nan empuk sembari melepaskan pemukul bisbolnya yang penuh darah.
“Klontang…!!!” Pemukul bisbol yang terbuat dari besi itu menggelinding tepat di depan kaki Madam Grace.
Van Elrond yang duduk dengan nafas memburu memberikan kode pada satu pengawalnya, untuk memberikannya rokok.
Kemudian sang pengawal dengan berlari sigap memberikan rokok di mulut Van Elrond dan memantikkan api.
Van Elrond menyesap dalam-dalam rokoknya sembari masih menyandarkan punggungnya di sofa besar miliknya.
“Aku membayar mahal gadis murahan dan dia pergi entah kemana. Lancang sekali. Beraninya dia membodohiku dan mempermainkanku. Dia mati atau hidup tidak ada yang tahu. Jadi siapa yang akan bertanggung jawab.” Kata Van Elrond dengan nada rendah dan menutup kedua matanya sembari memhembuskan asap rokoknya.
“Maaf Tuan Elrond, saya akan menggantinya dengan yang lainnya. Tentunya wanita yang sudah berpengalaman dan mahir menyenangkan anda. Jasmine bukanlah gadis murahan, dia gadis perawan Tuan. Sebenarnya belum ahli untuk menyenangkan anda, dia belum pernah sekalipun melayani pelanggan, saya juga sudah membelinya dengan harga tinggi, dan sekarang dia kabur.” Kata Madam Grace.
Mendengar ucapan Madam Grace, sudut bibir Elrond terangkat getir.
“Sial. Kau bilang apa? Perawan?” Kata Elrond datar sembari membuka matanya.
“Ya Tuan. Jasmine bukan gadis murahan, dia belum pernah sekalipun melayani pria.” Kata Madam Grace.
Elrond pun berdiri dan mendekati Madam Grace.
“Kau tahu wanita tua. Seharusnya kau simpan saja fakta itu sampai kau mati. Sekarang setelah aku tahu gadis itu masih perawan aku semakin ingin membunuhmu.” Kata Van Elrond.
Dengan cepat tangan besar berotot itu mencengkram leher keriput Madam Grace.
“Kecckk… Keeeccckkk…!!!!” Terdengar suara Madam Grace yang kesakitan karena lehernya di cekik oleh Elrond.
“Bagaimana kau merahasiakannya dari ku, bahwa dia masih perawan!!!! Dasar wanita tua bangka!!” Teriak Elrond dan melempar Madam Grace.
“BRAAKKKK…!! PYAARR…!!!” Madam Grace menubruk meja yang berisi beberapa botol alkohol milik Elrond.
“Seharusnya sampai mati kau simpan fakta itu dan menutup rapat mulutmu!!!” Teriak Elrond.
“Maaf Tuan, saya pikir anda tidak akan terlalu kesal jika anda tahu dia gadis perawan dan belum terampil. Anda selalu menginginkan wanita cantik yang terampil. Itulah yang biasanya anda maksud barang bagus. Saya ingin memberikan sensasi berbeda pada anda dengan memberikan gadis perawan.” Kata Madam Grace.
Elrond mengusap wajahnya pelan.
“Cari tahu apakah gadis itu pulang kembali ke rumah lamanya.” Kata Elrond menahan rasa amarahnya.
“Kami sudah memeriksanya berkali-kali tuan bahkan para pengawal masih berjaga di sana, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu pulang kembali ke rumah.” Kata salah satu pengawal.
“PYARRRR!!!” Elrond kembali menendang barang dan membuat guci mewah setinggi satu meter tersebut pecah berkeping-keping.
“Sialan. Dia masih perawan dan dia menghilang. Dia bukan gadis murahan dan kau menyembunyikan nya selama ini!!!” Teriak Elrond.
“Maafkan saya Tuan.” Kata Madam Grace.
Elrond menyesap rokok terakhirnya kemudian maju dan berjongkok di hadapan Madam Grace.
“Ceessss…” Elrond mematikan rokok itu di tangan Madam Grace.
“Argh…!!” Madam Grace berteriak. Suara paraunya yang ia tahan membuat semua para pengawal bergidik.
Van Elrond memang sangat kejam, dia monster dari segala monster yang tidak memiliki hati nurani sama sekali.
“Temukan dia, jika kau masih sayang dengan tangan ini.” Kata Elrond masih memutar putung rokoknya di atas tangan Madam Grace.
“Ba… Baik Tuan… Saya pasti akan menemukannya.”Kata Madam Grace.
Van Elrond kemudian berdiri dan pergi menaiki tangga besar menuju kamarnya.
Para pelayan yang sedari tadi berkumpul dengan rasa khawatir karena mereka takut akan menjadi bahan pelampiasan Elrond mulai bergerak membersihkan semua ruangan yang berantakan.
Para pengawal pun yang terluka di bantu oleh para pengawal lain, mereka saling memapah untuk mendapatkan pengobatan.
Madam Grace langsung berdiri dan mengambil tas nya dengan luka di tangannya, dan mencari-cari ponselnya.
“Aku harus segera menemukan Jasmine, jika tidak semua akan habis di tangan Tuan Elrond.” Kata Madam Grace.
Sedangkan di dalam kamarnya, Van Elrond duduk di sofanya sembari meminum segelas alkoholnya, dan menyesap rokok barunya.
“Jasmine. Ku kira kau wanita murahan yang jual mahal seperti yang lainnya. Ku pikir kau wanita murahan yang sok suci dan gila uang.” Kata Van Elrond.
Kemudian Elrond meminum alkoholnya dan memakan bongkahan es di dalam mulutnya. Terdengar suara es di kunyah seperti rasa kesal di dalam hatinya.
“Aku akan membakar seluruh kota jika aku tidak menemukanmu.” Lanjut Elrond lagi.
Tok Tok Tok!
Pintu di ketuk dan kemudian seseorang masuk, ternyata itu adalah pengawal Elrond.
“Tuan… Pesanan anda sudah tiba.” Kata pengawal tersebut.
Satu demi satu wanita pun masuk. Setidaknya ada sepuluh wanita seksi yang cantik dengan tubuh berbagai bentuk tubuh, langsing, atau pun berisi, dan semua dalam kategori Grade A, wanita paling menggoda.
Van Elrond memandangi mereka yang berbaris di hadapannya. Peia itu seperti kehilangan selera, karena setelah melihat Jasmine semua wanita tercantik menjadi biasa saja di matanya. Apalagi setelah tahu bahwa Jasmine masih perawan dan suci.
“Hari ini aku sedang kesal. Aku akan memberikan kalian pilihan. Pergi atau menetap. Jika kalian bisa membuatku senang, aku akan memberikan semua yang kalian minta tapi jika kalian tidak bisa menyembuhkan kekesalanku, aku akan memotong jari kalian.” Kata Elrond mematikan rokoknya di asbak dan menyeruput alkoholnya.
Elrond kemudian melihat satu dan dua wanita memilih pergi mereka tidak percaya diri bisa membuat Elrond puas, dan takut kehilangan jari mereka.
Siapa yang tak kenal dengan Elrond, semua yang di ucapkannya tidak pernah main-main. Jika dia ingin membunuh maka dia akan membunuh, jika dia ingin menyiksa maka dia akan menyiksa dengan kejam.
Dari sepuluh wanita, tersisalah lima wanita, mereka memliki tubuh yang lebih berisi dan sangat menggoda, biasanya Elrond akan tergoda namun entah mengapa di pikirannya hanya ada wajah Jasmine yang selalu menghantuinya.
“Mulai lah bekerja.” Perintah Elrond.
Pria itu pun merentangkan kedua tangannya di bahu sofa, dan para wanita di hadapan Elrond satu demi satu memiliki caranya masing-masing untuk menggoda Elrond.
Ada yang langsung melepaskan seluruh pakaiannya, ada juga yang berjongkok dan perlahan melepaskan resleting milik Elrond, lalu wanita lainnya pun meraba ini dan itu di tubuh Elrond.
Para wanita mencoba selembut mungkin akan Elrond tergoda dan menikmatinya.
Bersambung\~
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii