Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. interogasi
Rasya mengambil nampan dari tangan Sisil, Adel memegang tangan Sisil dengan kuat tatapannya seperti serigala yang ingin menerkam mangsanya.
"Katakan padaku, siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini, JAWAB!!!" Bentak Adel.
Aura yang Adel pancarkan membuat suasana terasa mencekam, Al melihat sosok lain dari diri Adel. Tidak ada yang mengeluarkan suara selain Adel, Indah, pak Ahmad, Satria dan Rasya pun tak berani mengatakan satu patah kata pun, Sisil mulai ketakutan namun dia tetap diam mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Adel.
"Lepaskan aku!!" Pekik Sisil.
"Jika kau tidak ingin mengatakan siapa yang menyuruhmu, maka jangan salahkan aku bila aku melakukan sesuatu yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya." Ancam Adel memperlihatkan senyum devilnya.
Kreeekk .. Krekk..
"Aaahhh.. Sakiitt..!!" Sisil mengerang kesakitan.
"Bagaimana? Masih mau menutup mulut?!" Tanya Adel lagi.
Adel memutar jari Sisil sampai berbunyi, dia geram karena Sisil tidak mau mengakui perbuatannya. Indah meringis melihatnya, inilah sisi lain Adel jika dia sudah hilang kesabaran.
"Hentikan! Percuma kau mendesaknya seperti itu, Satria bawa dia ke markas." Titah Al.
Satria membawa Sisil keluar, Adel sebenarnya ingin menghabisi Sisil saat itu juga, perbuatannya sudah keterlaluan meskipun dia belum tahu obat apa yang sudah Sisil taburkan ke dalam makanan dan minuman Al, tapi feelingnya mengatakan kalau itu adalah obat yang berbahaya.
"Apa kau benar-benar yakin kalau dia orangnya?" Tanya Al.
"Kalau tidak yakin, mana mungkin aku berani memutar tangannya." Jawab Adel dengan entengnya.
Flashback
Saat Adel mendengar suara seseorang berbicara, dia menajamkan pendengarannya, perlahan Adel mencari sumber suara lalu di mendekatinya. Di bawah lampu yang gelap Adel bertemu dengan Bu Endah, Adel menelisik gerak- gerik Bu Endah yang terlihat seperti ketakutan. Dia bertanya namun Bu Endah tidak menjawabnya.
"Ibu tidak menjawab pertanyaanku? Sedang apa Ibu disini?" tanya Adel.
"Aa-ku sedang me-meriksa lampu dapur, i-ya lampu dapur kalau malam biasanya lampu dapur sebagian di matikan." Jawab Bu Endah gelagapan.
Adel mendekat ke arah Bu Endah yang terus mundur ke belakang.
"Ibu kenapa?" Tanya Adel heran.
"Jangan sakiti saya nona, saya masih butuh pekerjaan disini." Ucap Bu Endah tiba-tiba memohon.
"Makanya jawab pertanyaanku, sedang apa ibu disini?" Desak Adel kembali.
Bu Endah mengeluarkan ponsel yang berjumlah tiga dari sakunya, Adel mengerutkan dahinya heran melihat banyak ponsel dan juga perhiasan di tangan Bu Endah.
"Aku terpaksa mengambilnya, aku mengambil barang berharga milik pelayan lain karena aku sudah tak tahu harus bagaimana lagi, anakku sakit butuh biaya banyak, aku juga sudah berhutang kesana kemari tapi itu tidak cukup." Lirih Bu Endah sendu.
'Berarti bukan Bu endah pelakunya, tapi siapa?' Batin Adel.
"Kembalikan barang-barang itu pada pemiliknya, meskipun dirimu sedang kesusahan ibu tidak berhak mengambil barang milik orang lain, sekarang kembali ke tempatmu nanti aku akan membicarakan masalah Ibu dengan Mommy." Ucap Adel dengan tegas.
Bagaimana bisa Bu Endah yang begitu di percaya beraninya mencuri, padahal kalau bicara pada Indah pastinya mertuanya itu akan membantunya. Indah itu orang baik, ketiga anaknya juga di didik dengan baik dan saling menghargai satu sama lain tanpa pandang bulu.
"Terimakasih nona, saya akan mengembalikan semuanya pada teman saya." Ucap Bu Endah membungkukkan badannya.
Adel melihat dari sudut matanya seseorang keluar dari sudut yang gelap, dari belakang tubuh orang tersebut dia sudah bisa menebak siapa orangnya.
'Ternyata tikus ini yang sedang bermain di rumah ini, tapi aku tidak boleh gegabah..! bisa saja siapa tersangka siapa juga yang kena' Batin Adel.
Di ruang Kerja saat berkumpul dengan yang lainnya, Adel mendiskusikan mengenai penyelidikan yang sedang ia lakukan bersama anggota keluarga lainnya. Satria membuka rekaman Cctv di setiap sudut mansion, akan tetapi orang yang di curigai Adel sangat lihat menyembunyikan kejahatannya, memang saat bertemu Adel ataupun penghuni lainnya dia terlihat menyembunyikan sesuatu dan selalu was-was.
Saat sedang berdiskusi Pak Ahmad menyembulkan kepalanya dari pintu, Indah menyuruh pak Ahmad Masuk.
"Sebenarnya aku sudah mencurigai salah satu pelayan, tapi aku belum memastikannya, salah satunya lagi adalah penjaga di luar sepertinya mereka bekerjasama." Ucap Pak Ahmad.
"Aku menduga kalau teror yang melempari kamar Al dengan batu itu adalah penjaga yang paman maksud, pasalnya aku memang melihat seseorang memanjat pagar tapi bersamaan dengan itu penjaga masuk dari arah luar." Tambah Adel mulai cocokologi dengan potongan-potongan yang ada dalam ingatannya.
"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Tanya Rasya.
"Kita harus menangkap mata-mata di rumah ini, aku rasa mereka ada hubungannya dengan wanita yang masuk ke rumah sakit atau dalang di balik kecelakaan Al." Tebak Adel.
"Saranku nona Adel pura-pura pergi suruh pelayan memasak untuk Tuan muda, aku akan mengawasi gerak-geriknya dari kejauhan. Untuk Satria kau pasang cctv di sekitar tangga dan juga di di balik tanaman, nanti saat pelayan itu masak nona masuk lewat jalur rahasia kamar Tuan muda." Saran Pak Ahmad.