Deskripsi
Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.
Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.
Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.
Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.
Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.
Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Korban dan hilangnya nya karyawan
Setelah bertemu dengan Asti, Aisha pun meminta kontak nomor Asti, agar dia bisa menghubungi nya setelah mendapatkan kabar tentang Seli dan teman-temannya yang lain.
Beberapa hari kemudian, polisi pun berhasil mengidentifikasi korban yang tewas dan empat diantaranya dinyatakan hilang, hal inilah yang menjadi pertanyaan besar Asti dan Aisha, kemana hilangnya ke empat karyawan pabrik.
"Rey, dimana Andi dan Adit?."
Tanya Aisha pada Rey.
"Mereka berdua jadi korban kebakaran itu Sha."
Jawab Rey yang langsung membuat Aisha jatuh pingsan.
"Sha!, bangun Sha!, gua udah berusaha untuk menolong mereka."
Teriak Rey yang memeluk tubuh Aisha.
"Kenapa harus mereka, kenapa Rey."
Jawab Aisha yang tidak henti-henti nya menangis.
"Sudah lah Sha, itu sudah terjadi, gua nggak bisa melawan takdir tuhan, gua nggak bisa!."
Ucap Rey yang kini terlihat sangat sedih.
"Lu nggak tahu rasanya jadi gua, lu nggak tahu gimana hancur berantakan hidup gua."
Ucap Rey yang terlihat sangat depresi setelah ditinggal pergi dua sahabat nya.
"Sha!, kalau lu lihat mereka, bilang Sha, gua minta maaf, dan bilang juga, yours the best friend forever."
Ucap Rey yang langsung memukuli tembok dinding rumah sakit.
"Rey, gua juga ngerasain yang lu rasain, bohong besar jika selama ini gua nggak anggap mereka teman."
Jawab Aisha yang langsung menahan tangan Rey yang terlihat sampai terluka.
"Aisha, Rey, kalian berdua disini."
Tiba-tiba Sean menemukan mereka berdua.
Melihat Sean, Rey pun dibuat semakin terluka.
"Woy, lu kenapa Rey, cengeng amat lu, cuma sakit begini doang."
Ujar Sean yang belum tahu jika terjadi sesuatu yang buruk.
"Si aduh, lu juga sama nya Sha, lu ngapain lihat gua sampai segitunya."
Jawab Sean yang masih bisa tersenyum.
"Oh iya, mana dua sejoli, tumben mereka nggak ada."
Tanya Sean yang membuat Rey semakin tersiksa batin nya.
"Sean, Andi dan Adit, mereka sudah tidak ada."
Jawab Aisha yang memberi tahu pada Sean.
"Iya, gua tahu mereka nggak ada, memang nya kemana mereka, apa diruangan lain?."
Tanya Sean kembali.
"Andi dan Adit jadi salah satu korban jiwa, dan empat karyawan masih dinyatakan hilang."
Jawab Aisha yang langsung menangis saat itu juga.
Mendengar ucapan dari mulut Aisha, Sean pun langsung terdiam, tawanya pun langsung terhenti saat itu juga.
"Gua nggak salah dengar, lu lagi nggak bercanda kan?."
Tanya Sean yang terlihat menahan air matanya.
Aisha dan Rey pun langsung menggeleng kan kepalanya dan langsung menunduk menutupi kesedihannya.
Ketiganya pun dibuat terdiam, hanya saling pandang dengan air mata yang sama-sama mereka tahan.
Keesokan harinya, Rey pun diperbolehkan untuk pulang, dan masih ditemani oleh Sean dan Aisha.
"Sha, mending lu balik deh, lihat mata lu, sampai bengkak gitu."
Ujar Sean yang menyuruh Aisha untuk pulang.
"Kalau lu nggak mau pulang, lu bisa istirahat dikamar sebelah, itu juga kalau lu mau."
Saran Rey yang belum bisa keluar dari rumah nya.
"Gua pulang aja, nggak nyaman udah beberapa hari ini gua nggak sempet mandi."
Jawab Aisha yang menberi alasan.
"Oke, gua anterin dulu Aisha, next gua balik bareng sama Aska."
Ujar Sean yang bermaksud untuk mengantarkan Aisha.
"Terima kasih Aisha, Sean, hati-hati dijalan."
Ucap Rey yang sedang ditemani pembantu rumah tangga nya.
Aisha dan Sean pun akhirnya bergegas menuju kontrakan Aisha, dan beberapa saat kemudian, Sean dan Aska pun pergi kembali ke rumah Rey.
Aisha yang kelelahan pun langsung masuk ke dalam kamar nya dan belum sempat untuk membersihkan tubuh nya.
Dalam tidurnya, Aisha pun bermimpi bertemu dengan Ara, terlihat jika Ara sedang di cekik oleh Liana, apa itu benar adanya, atau hanya sekedar mimpi saja.
"Ara!, kenapa dengan Liana, kenapa dia ingin menghabisi Ara."
Teriak Aisha yang langsung terbangun dari tidurnya.
"Aihhhh, mungkin hanya mimpi saja, tidak mungkin sesama hantu bisa saling menyerang."
Jawab Aisha yang terlihat mencoba untuk tidur kembali.
Baru saja terlelap, Aisha pun bermimpi bertemu dengan Jihan, terlihat Jihan yang sangat ketakutan di satu ruangan, dan dalam beberapa saat kemudian, Jihan di datangi oleh seseorang yang berbaju hitam dengan seluruh tubuhnya yang tertutup.
"Aisha!, tolong gua Sha."
Teriak Jihan yang sempat memangil nya, dan dalam hitungan detik, kepala Jihan sudah terpisah dari tubuh nya.
Aisha pun melihat darah segar yang keluar dari tubuh Jihan yang terpisah, dan beberapa saat kemudian, Aisha pun mendengar teriakkan Seli yang menolak untuk masuk ke ruangan itu.
"Agghhhh,,, tidak,,, Jihan!, Seli."
Teriakkan Aisha yang membuat nya langsung bangkit dari tempat tidurnya.
Aisha pun langsung mengambil ponsel milik nya dan langsung menghubungi Asti.
"Krek, krek, krek."
Terdengar suara pintu yang terbuka saat Aisha berusaha untuk menelpon Asti.
"Ara!, gua bisa jelasin, ini ada sangkut pautnya dengan nyawa, gua mohon mengertilah."
Ucap Aisha yang berpikir jika Ara marah pada nya.
Benar saja, tiba-tiba seisi kamar Aisha dibuat berantakan, jelas seperti orang yang kesetanan karena marah.
"Ara!, mengertilah, gua tetep temen lu."
Ucap Aisha yang terlihat sangat ketakutan.
"Aisha!, kenapa kamu tidak mendengar ucapan ku!."
Ujar hantu Ara yang datang saat itu.
"Aku minta maaf Ara."
Jawab Aisha yang terlihat menahan air matanya.
"Sekarang, nyawa mereka dalam bahaya, mereka akan dijadikan tumbal dewa, dan disusul dengan kamu Aisha."
Ujar Ara yang melarang Aisha untuk berteman dengan siapapun.
"Jadi ini alasan kamu Ara, aku tidak tahu sebelum nya."
Jawab Aisha yang akhirnya tahu maksud Ara.
Kenapa Ara melarang Aisha untuk berteman dengan siapapun, itu jelas karena maksud Ara sebenarnya baik, tidak ingin ada tumbal nyawa seperti dirinya, namun sayang, Aisha tidak tahu jika akan begini jadinya.
"Sekarang pergilah, semua nya sudah terlambat."
Ujar Ara yang menyuruh Aisha untuk pergi mencari Asti.
"Ara!, bagaimana cara agar aku bisa menghentikan semua ini!."
Tanya Aisha yang merasa bersalah pada teman-temannya.
"Garis keturunan terakhir, dia pemegang kalung Liontin, kamu bisa selamat jika liontin itu disatukan."
Jawab Ara yang menyuruh Aisha mencari liontin perak yang pernah di ambil nya dari pak Doni.
"Kemana liontin nya?, aku simpan disini, kenapa sekarang tidak ada."
Ujar Aisha yang mencoba mencari liontin perak yang pernah dia ambil.
Tiba-tiba, hantu Liana datang dan langsung menyeret hantu Ara, pemandangan yang tidak bisa dipahami oleh Aisha sendiri.
"Liana!, lepaskan Ara, dia korban sama seperti kamu!."
Teriak Aisha pada Liana.
"Maaf Aisha, aku tidak bisa menahan apa yang tidak ingin aku lakukan."
Jawab Liana yang seakan ada yang merasuki jiwa nya.
"Liana!, aku mohon lepaskan Ara."
Teriak Aisha kembali.
Liana pun menoleh pada Aisha, namun matanya berubah warna meras dengan taring di giginya.
Aisha pun terlihat kesakitan, saat itu tangan Liana memanjang dan langsung mencekik leher Aisha dan langsung membuat tubuh Aisha terpental ke luar kamar.
"Astaghfirullah, ada apa ini?."
Teriak penghuni kontrakan yang lainnya.
"Ya Allah, Aisha?, kamu kenapa?, periksa kamar nya!, siapa tahu pelakunya masih ada didalam!."
Teriak salah satu dari penghuni kontrakan.
"Tidak ada siapa-siapa, cuma kamar Aisha berantakan, sepertinya dia kerampokan."
Jawab salah satu penghuni kontrakan yang lainnya.
Sementara itu, Aisha pun masih melihat ke arah kamar nya, matanya melotot menatap tajam ke arah kamar nya.
"Astaghfirullah, panggil pak ustadz, siapa tahu Aisha kesurupan."
Teriak salah satu dari mereka kembali.
Beberapa saat kemudian, datang lah seorang ustadz yang dekat dengan Kontrakan, dan pak ustadz pun langsung memberikan pertolongan pertama pada Aisha dengan cara meniup ubun-ubun kepala Aisha.
"Astaghfirullah, ada kekuatan jahat yang ingin melukai jiwa nya."
Ujar pak ustadz yang langsung menyuruh membawa Aisha ke pondok pesantren yang tidak jauh dari kontrakan nya.
Benar saja, ternyata kekuatan jahat itu memang ada, tapi bukan menyerang tubuh manusia, melainkan jiwanya.
Akankah kedatangan pak ustadz akan membantu?, bagaimana juga dengan nasib ke empat teman nya yang disekap pak Doni?, Hem,, makin penasaran 😃
lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu