Aku Istri Ke Dua Bukan Pelakor

Agam sudah melajukan Mobilnya di jalanan yang sudah sangat ramai, sesekali dia akan menyelip beberapa motor dan kendaraan lainnya, dia akan menuju lokasi di mana sahabatnya Halim memberikan lokasi Clara dan Han, tapi apakah nanti saat dia datang ke sana mereka masih ada di sana? mereka kan hanya mampir untuk makan pagi? setelah beberapa waktu akhirnya Agam pun sampai ke sebuah warung tersebut.

Agam memarkirkan mobilnya, matanya pun jelalatan menatap mobil-mobil yang berderet di sana, dia berharap ada mobil Clara di sana, namun dia tidak menemukan satu mobil yang mirip dengan mobil istrinya tersebut, dia pun membuka hp-nya dan ada sebuah pesan masuk dari Halim.

"Agam, aku sudah mengirimkan mata-mata untuk mengikuti istrimu, kau tenang saja! mata-mata itu sengaja aku suruh mengikuti istrimu sampai mereka berhenti di satu tempat," ucap Halim di chat tersebut.

"Terima kasih, kau memang sahabat terbaikku," ucap Agam.

Kini Agam merasa tidak karuan.

Bagaimana mungkin istrinya menyuruhnya menikah? akan tetapi dia sendiri berselingkuh dengan orang lain? itu yang ada di dalam hati Agam. Agam tidak tahu harus ke mana mencari Clara.

Kemudian dia memilih untuk makan sedikit makanan yang ada di restoran tersebut, karena dia juga belum sarapan. Akhirnya Agam pun memutuskan untuk makan dan menunggu kabar mata-mata yang dikirim oleh temannya Halim.

Sudah 1 jam Agam menunggu kabar. kabar yang ditunggu pun datang.

"Hello, apakah ini Tuan Agam?" suara seseorang menelepon di seberang sana.

"Iya, ini siapa?" Tltanya Agam.

"Aku orang suruhan Tuan Halim, sekarang aku berada di sebuah perusahaan kecil, yang ada di pinggir kota," jawab lelaki itu.

"Baiklah, tolong kau share lock ya! Oh ya, apakah kau sudah mengikuti istriku?" tanya Agam.

"Ya Tuan, sekarang mereka sudah masuk ke perusahaan kecil tersebut," ucap seseorang tersebut.

"Baiklah, aku akan segera ke sana, tolong cepat kau kirim Sherlock ya," ucap Agam.

"Baik.Tuan," sahutnya.

"Ya terima kasih," ucap Agam.

Agam pun bergegas pergi meninggalkan restoran tersebut, menuju tempat Clara sekarang berada. Sepanjang jalan banyak pertanyaan yang ada di kepala Agam.

"Mengapa Clara melakukan ini semua?" lirihnya.

Padahal dialah yang menyuruhnya untuk menikah lagi. Namun ternyata istrinya malah berselingkuh dengan orang lain, itu yang ada dipikiran Agam

"Clara. Sebenarnya apa yang kau inginkan? apakah kau akan meninggalkanku dan sengaja menikahkan ku dengan wanita lain?" tanya Agam.

Agam tidak tahu yang sebenarnya, apa yang ada di pikiran Clara. Clara menginginkan Agam punya keturunan, agar harta warisannya Agam miliki, aman bersamanya dan juga ibunya kelak kalau Agam lebih dulu meninggal.

Agam tidak pernah menilai yang buruk tentang Clara, karena memang cintanya sangat tulus sejak dulu, sejak mereka masih pacaran. Akhirnya Agam pun sampai di sebuah perusahaan kecil di pinggiran kota.

Agam hanya berdiri menatap sebuah perusahaan kecil itu dengan hati tak karuan.

Tampak beberapa karyawan pun sudah pergi meninggalkan tempat tersebut. Jam menunjukkan jam 04.00 sore, mungkin mereka sudah siap-siap untuk pulang. Tiba-tiba Agam melihat istrinya dan juga seorang lelaki berjalan keluar dari pintu tersebut. Mereka tampak bercanda dan tertawa-tawa, walaupun mereka tidak bergandengan tangan, namun hati akan terbakar hebat.

Agam mengepalkan genggamannya sangat kuat, dia pun berjalan mendatangi Clara dan juga lelaki tersebut.

Bugh bugh bugh

Hantaman demi hantaman terus membabi buya ke tubuh lelaki yang ada di samping Clara. Clara panik.

"Hentikan! apa-apaan ini Mas!? Apa yang kau lakukan? hentikan!" teriak Clara.

Agam yang membabi buta memukuli pria tersebut terhenti sesaat saat Clara menahannya. Han yang tiba-tiba mendapat pukulan dari Agam pun kaget, dia tidak bisa mengelak dan dia pun terjatuh ke lantai, karena tidak siap dengan pukulan yang bertubi-tubi tersebut.

"Clara! Kau sungguh tidak bisa ku percaya! kamu melakukan semua ini di belakangnku?" teriak Agam sangat marah.

"Aku sudah minta izin padamu lewat HP kan? kenapa kamu memukulinya? Dia itu ada temanku Mas," ucap Clara membela diri.

"Teman? sampai segitunya kau dengan temanmu? kau keluar kota dengan laki-laki lain, hanya berdua saja! Apakah ada teman seperti itu? Sedang kan kau sudah menikah!" ketus Agam.

"Clara, jadi kau tidak mengatakan kalau kau oergi denganku?" ketus Han merasa di nojongi.

"Dia teman katamu? teman tapi mesra," ucap Agam merasa emosi.

"Mas, aku mohon, jangan terlalu berlebihan, dia memang temanku Mas, dia teman masa kecilku," ucapnya.

Sementara Burhan hanya terdiam berdiri dan menyapu darah yang mulai mengucur dari sudut bibirnya.

"Clara, ternyata kau tidak minta izin sama suamimu ya! Aku sungguh kecewa padamu," ucap Han.

Han pun pergi meninggalkan Clara begitu saja.

"Burhan, Maafkan aku!" teriak Clara.

Sementara Agam yang ingin kembali mendatangi Burhan, digenggam tangannya oleh Clara, sehingga Agam tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sekarang Ayo kita pulang!" ucap Agam.

Clara pun mengikuti suaminya dan masuk ke dalam mobil, kali ini Agam tidak membukakan pintu seperti biasanya, dia hanya langsung masuk ke ruang kemudi dan menghidupkan mesinnya, begitu juga Clara yang merasa bersalah, tau kalau Agam saat ini sangat marah padanya, tanpa berkata-kata, akhirnya Clara pun masuk ke dalam mobil itu.

Sebelum Clara selesai menutup pintu, mobil itu sudah berjalan dengan begitu cepatnya.

"Apa-apaan ini? Kau berpendidikan Mas. Kenapa kamu mukulnya di depan orang banyak?" protes Clara.

"Pendidikan? Kau lebih tau itu, kenapa kau selingkuh?" tanya Agam.

"Aku tidak selingkuh, dia itu teman masa kecilku Mas, dan aku baru saja bertemu dengannya, mama juga tahu kok, kalau Kami memang berteman," ucap Clara.

"Mama? maksudmu Mama tahu kalau kau sering bertemu dengan teman masa kecilmu itu?" desak Agam masih dengan nada tinggi.

"Bukan sering, aku baru bertemu dua kali ini Mas, kemarin aku bertemu di restoran, itu pun bersama mama, karena itu hanya kebetulan, dan sekarang aku mau tahu perusahaan yang ada di luar kota miliknya, jadi aku ikut Mas," ucap Clara lagi.

"Kau tidak minta izin kepadaku! Kau hanya mengatakan ingin keluar kota, tapi kau tidak mengatakan kalau kau pergi keluar kota bersama oleh laki-laki lain, aku tidak terima itu Clara! bahkan sahabatku lah yang telah memberitahuku, kalau kau dengan laki-laki lain."

"Mas..."

"Kalian berbicara di dalam mobil itu begitu mesra, aku malu," ucap Agam.

"Mas, itu hanya karena kau cemburu padaku, kau sangat mencintaiku, aku tahu itu," ucapnya.

Clara pun membelai lembut pundak Agam, menenangkan diri Agam tenang.

agar lelaki itu bisa menurunkan emosinya. akhirnya Agam memilih diam dan terus melajukan mobilnya di jalanan yang ramai tersebut.

Bersambung...