Sequel Belenggu Cinta Pria Bayaran.
Dikhianati sang kekasih dan melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita yang dia cintai tengah bercinta dengan pria yang tak lain sahabatnya sendiri membuat Mikhail Abercio merasa gagal menjadi laki-laki. Sakit, dendam dan kekacauan dalam batinnya membuat pribadi Mikhail Abercio berubah 180 derajat bahkan sang Mama sudah angkat tangan.
Hingga, semua berubah ketika takdir mempertemukannya dengan gadis belia yang merupakan mahasiswi magang di kantornya. Valenzia Arthaneda, gadis cantik yang baru merasakan sakitnya menjadi dewasa tak punya pilihan lain ketika Mikhail menuntutnya ganti rugi hanya karena hal sepele.
"1 Miliar atau tidur denganku? Kau punya waktu dua hari untuk berpikir." -Mikhail Abercio
----
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 09 - Berbeda
“Kamu milikku malam ini, Zia.”
Untuk melakukan hal semacam ini baginya tidak membutuhkan cinta, melainkan naf*su, itu saja. Setelah penantian 48 jam, wanita yang ia ingini benar-benar dia kuasai kini. Valenzia terperangkap dalam jeratnya, otak licik Mikhail bekerja kala dia melihat dengan sendirinya rekaman CCTV itu.
Sengaja menekan Valenzia dengan nominal yang membuat wanita itu gila, pria itu sadar mana mungkin gadis belia seperti Valenzia mampu membayarnya.
Menjadi pria dewasa dan sekss menjadi kebutuhannya, meski usia kian dewasa tak terbesit sedikitpun keinginan untuk menikah dalam dirinya. Mau bagaimana Ibra menasihati dan Kanaya memberinya pengertian tetap saja Mikhail tetap pada pendiriannya.
Memperlakukan Valenzia dengan begitu lembut, wanita itu mulai terbawa arus sentuhan Mikhail. Menelusuri bibir hingga lehernya lembut sembari memberikan gigitan kecil di leher wanitanya hingga meninggalkan tanda kemerahan di sana.
Aroma buah strawberry di tubuh Zia benar-benar memanjakan indera penciumannya. Jika biasanya parfum wanita yang ia temui selalu seksi, kini dia menemukan hal berbeda dari diri Zia.
Mikhail merebahkan Valenzia ke atas ranjang dengan sedikit kasar hingga wanita itu terperanjat kaget sejenak. Hal semacam itu biasa, Mikhail mampu membuat lawan mainnya kembali tenang hanya dengan satu kecupan.
SREK
Hanya dengan satu tarikan, dressnya robek dan kini sesuatu yang sejak tadi ingin dia lihat terpampang nyata di depan mata dan memacu adrenalin Mikhail. Jantung Mikhail berdebar dua kali lebih cepat dan gairrahnya kian membuncah, tidak sebesar jallang di luaran sana tapi dia menyukainya.
Mikhail menarik sudut bibir kala suara yang ingin ia dengar sejak tadi akhirnya keluar juga.
“Kenapa?” tanya Mikhail dengan senyum hangatnya, wajah Valenzia memerah kala Mikhail sejenak menghentikan aksinya kala Zia hampir melayang di awang-awang.
Valenzia tertegun sesaat, pertama kali melihat sempurna tubuh seorang pria di depan matanya. Dia akui, tubuh Mikhail memang idaman, otot perut yang terbentuk begitu indah membuatnya bungkam. Mikhail melempar kaosnya sembarang arah, pria itu meraih tangan Valenzia dan dia arahkan untuk menyentuh perutnya.
“Akkh!! Pelan-pelan kan bisa!" sentak Zia dengan kening berkerutnya, tampaknya ada sesuatu yang kurang dalam diri Mikhail.
Lagi dan lagi Valenzia dibuat terkejut dengan pergerakan Mikhail yang sesukanya. Berusaha menutupi bagian intinya setelah beberapa saat Mikhail membuatnya benar-benar polos tanpa sehelai benang.
Dia masih malu rupanya, Mikhail menepis pelan tangan Zia. Pria itu menatap kagum bagian sensitifnya. Zia memalingkan wajahnya, semalu itu untuk menatap wajah Mikhail.
Kian lama Zia tidak bisa mengendalikan dirinya. Suara itu terdengar amat merdu di telinga Mikhail, rasa malu itu sudah hilang entah kemana, pada akhirnya Valenzia benar-benar jatuh dalam jurang kenikmatan yang Mikhail ciptakan.
Miliknya sudah sesak dan juga butuh pelepasan secepatnya. Dia yang membayar mahal namun dia juga yang bekerja, untuk pertama kalinya dia bercinta namun berusaha sebaik mungkin agar lawan mainnya merasakan surga dunia.
-
.
.
.
Napas Valenzia belum teratur, wanita itu masih terengah-engah namun Mikhail sudah tidak bisa membendung naf*sunya lebih lama.Sempit dan sedikit sulit, Mikhail berusaha bahkan dengan bantuan tangannya.
Pria itu menggigit bibirnya hingga kepalanya menengadah ke atas kala semua bagian miliknya terbenam sempurna dan menciptakan sakit di bagian bawah perut Valenzia hingga wanita itu mengeluarkan air mata.
“Oh sh-it!! Virgin!”
Mikhail tersenyum puas, kali ini dia tidak dibohongi. Yang dia dapatkan benar-benar masih suci, sempat ragu karena baginya wanita adalah makhluk yang paling pandai bersandiwara. Valenzia meringis, habislah sudah dia. Apa yang kini bisa dia banggakan, ibunya mungkin akan biasa, tapi Zidan jelas kecewa lahir batin nantinya.
Valenzia menatap kosong dengan mata berkaca-kaca, penyesalan di matanya dapat Mikhail tangkap dan dia tak ingin hanya dirinya yang menikmati permainan hingga usai. Dia baru memulai, akan tidak adil jika Valenzia hanya diam bagai patung ketika dia gagahi.
“Jangan menyesal, Zia … bukankah kamu yang yakin tidak akan ada yang menyesal,” tutur Mikhail meraih dagunya, pria itu kemudian mengecup pelan bibir ranumnya.
Ini sedikit menyiksa untuk seorang Valenzia yang belum pernah sama sekali melakukannya. Ini tidak seperti biasanya, Mikhail melakukannya sangat hati-hati bahkan sedikit takut jika nanti yang terjadi Zia menangis lagi.
Malam panjang dengan penyatuan terlarang pertama yang Valenzia rasakan. Pria itu mencapai puncak pada akhirnya setelah beberapa kali membuatnya berhasil mengecap surga dunia.
Pria itu menyembunyikan wajah di ceruk leher Valenzia, dengan napas terengah-engah dia terpejam karena lelahnya. Zia menatap langit-langit kamar dengan mata sendunya.
"Thanks, Zia," ucap Mikhail dengan suara beratnya, beberapa saat lalu dia hampir membuat Valenzia kehilangan kesadaran, dan kini pria itu justru tak berdaya dan mulai mengengkur halus usai pindah ke sisi Valenzia.
"Kalau sampai benar-benar terjadi bagaimana?" Valenzia menatap punggung polos Mikhail yang tidur membelakanginya.
Bagian inti di bawah perutnya bahkan sempat merasakan bagaimana hangatnya kala cairan itu Mikhail muntahkan di dalamnya. Tanpa pengaman sama sekali, dan jelas saja pikiran Zia sudah melayang entah kemana.
Hendak bergerak dan segera membersihkan diri rasanya sulit sekali. Tubuhnya terasa remuk bahkan untuk bergerak saja sulit. Pergulatan yang didominasi oleh Mikhail tetap saja membuat tenaga Valenzia terkuras.
Wanita itu menarik selimutnya hingga leher, matanya lelah luar biasa tapi untuk tidur kenapa rasanya tak bisa. Dia yang memilih sendiri untuk meruntuhkan dunianya, harusnya dia tenang karena setelah ini semua yang menjadi bebannya akan segera terlepas dan selesai dengan uang.
Tentang dosa, dia sangat menyadari hal ini. Valenzia tersenyum getir tentang fakta ini. Lamunannya kemudian buyar kala Mikhail memeluknya begitu erat dari belakang.
"Kenapa belum tidur?"
"Ini mau tidur ... sebentar lagi." Entah mengapa Mikhail bisa sadar jika dirinya belum tidur. Padahal, sejak tadi Zia tidak mengeluarkan suara apapun.
"Jangan bergerak, Zia ... nanti adikku bangun lagi," racau Mikhail terdengar berat di telinga Valenzia, dia mengurungkan niat untuk melepaskan pelukan Mikhail yang membuatnya sesak itu.
"Longgarkan sedikit, saya tidak bernapas," pinta Zia lembut, bukan karena menyayangi Mikhail tapi dia sedang lelah saja.
"Begini?" tanya pria itu melonggarkan pelukannya sedikit, sangat-sangat sedikit.
"Ehm, begitu." Valenzia gugup, deru napas Mikhail terdengar damai dan dia tak memiliki perasaan ingin menolak saat ini.
Tbc
Semoga ga ditolak😌❣️
Part ini aku revisi, mohon maaf kalau kurang hot-hot-hot😂 Karena sebelumnya ini sudah detail dan aku hapus ya, kalian bayangin aja sendiri dah.
Happy Reading, Bestie.
Rekomendasi Novel buat temen makan bakwan✨