Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Hamil
"Bagaimana?apa yang terjadi padanya?"tanya Abra masih dengan raut wajah yang cemas.
"Dia hanya kelelahan dan dehidrasi.Lebih baik sarankan untuk dia berhenti bekerja.Pekerjaannya terlalu beresiko bagi wanita yang tengah hamil muda seperti dia,ini resep vitamin dan anti mual untuk mengurangi mual dan muntah saat pagi hari,"jelas dokter yang baru saja dipanggilkan oleh Marsel kedalam perusahaan itu.
Deg...
Jantung Abra berdebar debar saat mendapatkan kabar jika Namira saat ini hamil anaknya.Akhirnya penantian selama beberapa bulan ini terbayar sudah.
Rasa haru dan rasa lega begitu dirasakan oleh seorang Abraham Adhijaya.Bagaimana tidak,keinginan nya untuk memiliki seorang anak akhirnya terwujud meski bukan dari istri yang dia cintai selama ini.
Meski begitu,hal itu tidak mengurangi rasa bahagia Abra karena sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ayah.
Setelah selesai memeriksa dan memberikan resep obat,dokter itu pun kembali kerumah sakit tempatnya berkerja dengan di antar oleh Marsel.
Sementara Namira sendiri kini dibawa pulang ke apartemen dengan menggunakan lift khusus agar tidak kelihatan oleh karyawan lainnya.
Setiba nya diapartemen,Abra langsung membantu Namira berganti pakaian lalu memesankan makanan sehat dengan menggunakan jasa restoran ternama.
Namira sendiri masih tertidur pulas di atas ranjang besar yang ada dikamar unit apartemen itu.Harus bekerja,merawat sang ibu dan harus juga melayani suaminya sudah menjadi bagian kehidupan Namira selama tiga bulan terakhir ini.
Dan tentu saja,hal itu menguras lebih banyak tenaganya.Belum lagi beban pikiran akan takut ketahuan oleh sang ibu prihal pernikahan rahasianya menjadi stamina tubuh Namira kian hari kian menurun.
Dan kini ditambah lagi dengan kehamilannya yang semakin melengkapi kerumitan kisah perjalanan hidup Namira saat ini.
Namira mengerjapkan matanya setelah merasa cukup dengan tidurnya saat ini.Namira mengernyitkan dahinya saat mengedarkan pandangan nya kesekeliling ruangan dimana dirinya terbaring saat ini.
Namira merasa cukup lega saat tersadar jika dirinya tengah berada di unit apartemen milik Abra.
Ceklek...
Namira menolah ke arah pintu yang dibuka dari luar.Lalu setelah pintu itu terbuka,mincullah sosok pria bertubuh kekar yang sudah menikahinya secara siri 3 bulan lamanya.
Saat Abra masuk, tampak pria itu membawa sebuah nampan dengan satu porsi makan siang dan juga susu ditangan tangan nya.
Abra berjalan mendekati ranjang dan melihat jika Namira sudah terbangun dari tidurnya dan kini tengah menatapnya penuh tanya masih dengan posisi terbaring.
"Sudah bangun?ayo makan dulu,lalu minum obatnya,"ucap Abra duduk dibibir ranjang lalu menyimpan nampan itu diatas nakas disamping ranjangnya.
"Kenapa saya bisa disini tuan?apa yang terjadi?"
"Kami tadi pingsan,namun tenang saja.Kamu baik baik saja kok,hanya butuh istirahat yang cukup dan juga makanan yang bergizi.
"Begitu,maaf saya jadi merepotkan tuan,"
"Tidak masalah,semua akan aku lakukan demi memastikan calon anakku tumbuh dengan baik dirahimmu,"
Deg...
Tubuh Namira membeku saat mendengar 'calon anak' dari mulut Abra sendiri.Namira pun langsung menatap penuh tanya pada Abra.
Tahu akan respon Namira Abra pun segera menjelaskan apa yang tadi dokter katakan padanya dan hal itu semakin membuat Namira terdiam membeku.
"Sa_saya hamil tuan?"
"Iya,kamu sedang hamil Namira.Jadi mulai sekarang kamu berhenti bekerja dan juga mulailah tinggal disini.Untuk masalah ibu,aku sudah menemukan ide agar kamu bisa keluar dari rumah ibu tanpa membuat beliau curiga,"
"Ide?ide apa tuan?"
"Diperusahaan sebentar lagi akan ada pertukaran pegawai untuk ditempatkan diluar kota.Kamu bisa menggunakan alasan ini untuk tinggal disini dan tidak membuat ibumu curiga dengan apa yang terjadi saat ini.Bagaimana?kamu setujukan?lagi pula,kamu juga tidak mungkin kan tinggal disana dengan kondisi hamil tanpa suami?"
"Baik tuan,akan saya pertimbangkan,"
Setelah merasa tubuhnya sudah baik baik saja,Namira pun ijin pamit undur diri untuk pulang lebih dulu dan meminta ijin kepada ibunya untuk bekerja diluar kota untuk sementara waktu.
Meski berat,namun Namira harus melakukannya karena sudah terikat kontrak dengan Abra untuk hamil lalu melahirkan anak untuknya.
Dan kini,janin itu telah hadir dan sebisa mungkin Namira harus membuat alasan yang meyakinkan agar ibunya tidak mencurigai apa yang dia lakukan saat ini.
Dan menjelang sore,Namira pulang dengan mengunakan ojol.Namira selalu menolak setiap kali Abra ingin mengantarkan nya pulang.
Namira menjaga agar tidak terjadi hal yang mencurigakan dan akan menjadi bahan gunjingan para tetangga disekitar rumahnya.
Itulah kenapa Namira selalu saja menolak untuk di antarkan oleh Abra ataupun Marsel.Namira akan tetap menggunakan jasa ojol demi menjaga semua situasi aman dan kondusif.