Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBELI LAHAN
Pei Yuwen baru saja bangun, dia berniat untuk memasak, namun pada saat pintu kamar terbuka, matanya terbelalak, ada 2 orang asing di rumahnya. "Siapa kalian?"
"Ibu...!" Chu Haitang muncul, dia baru saja selesai merebus air untuk membuat teh. Zhao Zhan dan Liu Jinhong juga datang, tubuh mereka di penuhi keringat.
"Ibu, kami sudah mengambil air, anda bisa mandi dengan air hangat," ucap Liu Jinhong.
Pei Yuwen tertegun, namun akhirnya menjawab. "Ya!"
Sarapan pagi ini di siapkan oleh Chu Haitang, Liu Jinhong membantu untuk membuat api, sedangkan Zhao Zhan terlihat sangat sibuk memotong kayu bakar. Mereka bekerja sama dengan baik, sehingga terlihat seperti saudara betulan.
Setelah selesai sarapan, Chu Haitang mulai memperkenalkan Bao Yuncheng dan Rui pada keluarganya, dia juga tidak menyembunyikan identitas kedua orang itu. Awalnya para penatua keluarga terlihat kaget, namun pada akhirnya mereka mengangguk setuju.
Mereka tidak keberatan jika Bao Yuncheng dan Rui tinggal di rumah itu, namun masalahnya, mereka akan tidur di mana? Tidak mungkin jika seorang pangeran tidur berdesak-desakan dengan orang lain.
"Ibu, biarkan yang mulia tidur di kamarku, aku bisa tidur di ruang tamu bersama Jinhong dan Zhao Zhan," ucap Chu Wentian, dia bertindak seperti kakak yang bijaksana.
Namun Liu Jinhong dan Zhao Zhan tidak setuju, mereka memilih untuk membeli tempat tidur baru dan tinggal di kamar yang sama. Beruntung kamar tersebut cukup luas, sehingga bisa menampung dua tempat tidur sekaligus.
Pei Yuwen hanya bisa mengangguk, dia belum terbiasa bergaul dengan orang-orang yang memiliki status tinggi. Untung saja Bao Yuncheng cukup supel, sehingga mereka bisa mengobrol sesekali.
Setelah 3 bulan, akhirnya rumah besar selesai di bangun, para pengrajin terlihat sangat puas dengan hasil kerjanya, berbagai macam furniture baru juga telah dipasang, Chu Haitang sengaja mendesain berbagai macam perabotan menggunakan gaya modern klasik, sehingga terlihat mewah dan megah.
Rumah itu memiliki 10 kamar yang sama besar, semuanya dibangun menggunakan batu bata biru yang berkualitas. Satu rumah menghabiskan hampir 5000 tael perak yang setara dengan pembangunan rumah 1 prefektur.
Ada 5 kamar tamu di sayap kiri dan 5 kamar tamu di sayap kanan, setiap kamar memiliki kamar mandi sendiri, sehingga memudahkan pemilik rumah ketika ingin membersihkan diri.
Dinding rumah di bangun 3 meter, untuk melindungi pemiliknya, jika sewaktu-waktu ada pencuri masuk. Di depan rumah terlihat hamparan bunga berwarna-warni, sehingga terlihat semakin indah dan indah.
Chu Haitang sengaja membuat gerbang yang terbuat dari kayu, dia mempekerjakan lebih dari 10 pengrajin untuk membuat ukiran yang mewah. Di bagian depan, terpasang plakat "Kediaman Keluarga Chu" menggunakan tinta emas, membuat nuansa rumah itu semakin menarik dan menakjubkan.
Ada rumah kayu tepat di pojok bagian depan, tidak terlalu luas, tapi cukup untuk menampung keempat ekor serigala.
Setelah rumah selesai di bangun, Chu Haitang dan keluarga segera pindah, mereka mulai memilih kamarnya sendiri-sendiri dan tinggal di rumah besar itu.
Saat upacara pindah rumah, seluruh warga desa mendapatkan undangan, mereka berkumpul bersama, menikmati berbagai macam hidangan yang sangat lezat dan mahal. Beberapa orang bibi bahkan tanpa ragu membungkus sisa hidangan untuk di bawa pulang.
Sejak keluarga Chu membangun rumah, banyak sekali keluarga yang merasa senang. Suami mereka mendapatkan pekerjaan sekaligus upah yang jauh lebih besar di bandingkan pekerjaan di kota.
Setelah rumah di huni, warga terlihat semakin bersemangat, mereka memiliki keyakinan besar bahwa keluarga itu pasti akan membuka lapangan pekerjaan baru.
"Nona Chu!" seorang pria paruh baya memanggil, begitu melihat Chu Haitang keluar dari rumah besarnya.
"Kakek kepala desa, anda di sini? Aku baru saja akan mengunjungimu," ucap Chu Haitang sambil tersenyum tipis, dia mengajak pria tua itu untuk mampir ke rumahnya. Tak lama kemudian Pei Yuwen datang, dengan nampan yang berisi teh dan juga camilan.
"Silahkan di cicipi, kepala desa." ucapnya dengan ramah.
"Terima kasih banyak nyonya Chu," jawab kepala desa tanpa sungkan, sejak keluarga itu mengundangnya, dia tahu bahwa mereka memiliki makanan yang jauh lebih lezat dibandingkan dengan tempat lain.
"Kakek kepala desa, kenapa anda mencariku?" tanya Chu Haitang, Li Meng buru-buru mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Surat pendaftaran rumah tangga, kakak laki-laki anda beberapa hari yang lalu datang untuk memintaku melaporkannya ke Yamen dan hari ini suratnya telah keluar dan disegel, jadi aku berniat untuk mengantarkannya secara langsung." jawab Li Meng.
"Nona Chu, pria tua ini sedikit penasaran dengan beberapa orang anggota keluarga anda, ada beberapa nama yang sedikit asing. Pada saat pindah rumah kemarin, aku merasa ada anggota keluarga yang tidak berada di rumah." ucapnya sambil meneguk teh dari samping.
Chu Haitang melengkungkan senyuman tipis, dia tahu bahwa Li Meng merasa penasaran dengan sosok Rong Siyue, karena namanya juga telah di cantumkan dalam daftar.
"Saudara perempuanku tinggal di kota lain, dia sedikit lebih jarang berkumpul dengan keluarga." jawab Chu Haitang, untuk sementara waktu, dia harus mencari alasan yang tepat, agar tidak ada kecurigaan.
Li Meng mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lalu, apakah nona Chu memiliki urusan lain untuk bertemu denganku?"
"Ya, kakek kepala desa. Bisakah anda mencarikan lahan untuk keluarga kami?" tanya Chu Haitang.
"Apakah anda berniat untuk membeli lebih banyak ladang lagi?" dahi kepala desa berkerut, keluarga Chu telah menghabiskan banyak sekali uang untuk membeli tanah dan membangun rumah sebelumnya, seberapa besar kekayaan mereka?
"Itu benar kakek kepala desa, aku ingin memiliki ladang yang sangat luas, 100 mu atau 1000 mu tidak menjadi masalah." jawab Chu Haitang, dia mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas 100 tael perak dari sakunya.
"Nona Chu, apakah anda membutuhkan ladang yang subur atau ladang yang kering?" tanya kepala desa, dia harus memastikan apa yang diinginkan oleh Chu Haitang.
"Dua-duanya tidak masalah, aku ingin mengembangkan lahan pertanian dan membangun beberapa pabrik besar di desa." jawab Chu Haitang, kepala desa tersenyum tipis, dia akan segera mendiskusikan masalah ini dengan warga desa yang lain.
Desa mereka memiliki lahan yang sangat luas, dia harus meyakinkan para warga untuk menjualnya, agar di masa depan pabrik tersebut dibangun di desa mereka. Dengan cara itu, kemakmuran dan kesejahteraan warganya akan jauh lebih terjamin, dibandingkan dengan dia harus membeli dari desa lain.
Setelah mengucapkan beberapa patah kata lagi, akhirnya kepala desa segera berpamitan, dia bergegas menuju aula leluhur, kemudian memukul gong untuk mengumpulkan seluruh warga desa.
"Ada apa kepala desa?" tanya beberapa orang warga, mereka berbondong-bondong datang setelah mendengar suara panggilan tersebut.
"Mari tunggu sebentar lagi sampai seluruh warga berkumpul," ucap kepala desa, dia mengajak beberapa orang yang sudah datang untuk duduk di aula.
Sepuluh menit kemudian seluruh warga berkumpul, wajah mereka terlihat sangat cemas menunggu pengumuman yang akan di beritahukan.
"Semuanya, aku baru saja mengunjungi kediaman baru nona Chu, dia memintaku untuk mencarikan lahan dan untuk masalah harga, semuanya bisa dibicarakan dengan adil, tidak akan ada yang merasa dirugikan dengan penjualan ini. Keluarga Chu berniat untuk mengembangkan pertanian sekaligus membangun beberapa pabrik besar, dia membutuhkan lahan yang sangat luas, 100 mu atau 1000 mu tidak menjadi masalah," ucap kepala desa.
Wajah warga desa seketika menjadi sangat cerah, mereka memiliki banyak lahan pertanian, bahkan beberapa yang terbengkalai karena tanahnya tidak subur. Jika bisa mendapatkan harga yang jauh lebih baik, tentu saja mereka juga tidak akan menahannya.
"Benarkah itu kepala desa? Aku memiliki 22 hektar tanah, jika mereka memberikan harga yang bagus, aku bersedia menjualnya." ucap salah seorang wanita berusia 30 tahun, dia bereaksi lebih cepat, bahkan sebelum mertuanya membuka suara.
"Apaaa? Bagaimana kau bisa mengambil keputusan dengan cepat sebelum mendiskusikannya dengan keluarga besar? Ini bukan masalah kecil, kau hanyalah seorang menantu," ucap salah seorang warga yang lain, dia terlihat sangat tidak puas dengan wanita yang sebelumnya berbicara.
Fang Yin tersipu malu mendengar teguran tersebut, namun dia tidak akan mundur, meskipun harus berhadapan dengan mertuanya nanti. "Nyonya Li, anda tidak mengerti. Sebelumnya, suamiku bersama adik ipar ketiga dan adik ipar keempat ikut bekerja untuk membangun rumah, masing-masing mendapatkan 40 tael tembaga, jika di kumpulkan jumlahnya menjadi 120 tael tembaga. Ayah mertua dan adik ipar kedua juga di rekrut untuk membuat ukiran, mereka mendapatkan 60 tael tembaga setiap harinya, jika di jumlahkan akan menjadi 240 tael tembaga pendapatan dalam 1 hari,"
"Jika keluarga Chu berniat membangun pabrik, dia pasti akan mempekerjakan suamiku dan kedua orang adik ipar kembali, keluarga kami jadi memiliki penghasilan jangka panjang. Mereka juga akan membeli lahan pertanian, keluarga Chu tidak memiliki terlalu banyak anggota keluarga, otomatis mereka akan merekrut warga desa. Aku dan adik ipar perempuan akan mengajukan diri untuk mengurus ladang, seluruh anggota keluarga bisa bekerja, dalam 1 tahun, keluarga kami juga bisa hidup nyaman, membangun rumah mewah, membeli pakaian dan banyak daging." ucap Fang Yin.
Kedua mertuanya yang duduk di sisi lain langsung tergugah, mereka seketika berdiri. "Menantu pertama benar, kami akan menjualnya,"
"Ya, kami juga!"
"Jual!"
siapa yg mau di rayu silakan🤭