NovelToon NovelToon
"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: wheena the pooh

Ketika seorang perempuan tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan yang baru seumur jagung, Humairah rela berbagi suami demi mempertahankan seorang pria yang ia cintai agar tetap berada dalam mahligai yang sama.

Aisyah Humairah menerima perjodohan demi balas budi pada orangtua angkatnya, namun siapa sangka pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dalam waktu singkat itu ternyata tidaklah seperti dalam bayangannya.

Alif Zayyan Pratama, menerima Humairah sebagai istri pertamanya demi orangtua meski tidak cinta, obsesi terhadap kekasihnya tidak bisa dihilangkan begitu saja hingga ia memberanikan diri mengambil keputusan untuk menikahi Siti Aisyah sebagai istri keduanya.

Akankah Alif adil pada dua
Aisyahnya? atau mungkin diantara dua Aisyah, siapa yang tidak bisa bertahan dalam hubungan segitiga itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Sebuah Jeep Wrangler Rubicon melintas membelah jalanan dengan kecepatan sedang, terdapat sepasang insan yang tengah berada dalam perjalanan pulang dari sebuah pesta.

Pakaian Humairah menjadi kotor karena insiden di acara ulang tahun yang beberapa saat lalu ia hadiri, perempuan ini tidak berhenti tertawa saat Daffa memainkan dan mengenang cerita sekolahnya waktu kecil bersama dengan Alif suami Humairah yang tidak biasa.

"Berhenti bercanda mas Daffa, pipiku sudah kram tertawa sejak tadi. Kalian benar-benar lucu," sanggah Humairah sambil memegang pipinya yang terus merasa geli ingin tertawa lagi.

Daffa tersenyum melirik Humairah dalam diam, ia senang bahwa mampu merubah suasana tegang kejadian memalukan yang menimpa Humairah ketika di pesta tadi menjadi sebuah senyum bahkan tawa yang terbit selama perjalanan mereka pulang.

Humairah tampak membaca pesan dari ponselnya, lalu menoleh pada Daffa yang ketahuan menatapnya.

"Mas Daffa?"

"Oh iya? Kenapa Humairah?"

"Hmmmm apa mas Daffa tidak keberatan jika mengantarku pulang ke rumah orangtuaku saja? Ibu mengirim pesan agar menginap di sana saja malam ini," Humairah berkata meski sungkan karena arah mereka sudah melewati jalan arah ke rumah ibu Aini.

"Jika tidak bisa juga tak apa, aku bisa turun di depan. Aku akan naik taksi online saja."

"Siapa bilang aku tidak bisa, akan ku antar kau kemana pun kau mau Humairah, jangan sungkan meski jarak jauh sekalipun," jawab Daffa dengan nada yakin.

"Wah.... Mas Daffa ini bukan hanya baik tapi juga humoris, mungkin pacar mas Daffa tidak akan berhenti tertawa jika seperti ini."

Daffa hanya tersenyum canggung, ia mengusap lehernya yang tidak gatal, dalam hati ia merasa malu karena belum punya pacar seperti yang Humairah katakan tadi. Daffa seorang lelaki pemilih dalam hal perempuan.

Selama perjalanan mereka hiasi dengan bertukar pikiran tentang aliran musik, tentang alat musik yang sedang mereka dalami, sampai cerita tentang film-film animasi kesukaan Humairah, keduanya bertukar cerita masa kecil masing-masing.

Tanpa Humairah sadari ia bahkan telah lupa bahwa ia sedang tidak baik-baik saja perihal urusan rumah tangga, Daffa cukup berperan malam ini. Tidak terasa pula mereka telah sampai mereka di halaman rumah sederhana milik ayah Ihsan dan ibu Aini.

"Kali ini tidak ingin mampir?" tawar Humairah berbasa basi.

"Ini sudah malam, aku tidak enak bertamu lagi pula semua tetangga di sini sudah tahu kau menikah dengan Alif, nanti orang akan menggunjingmu jika ada lelaki lain bertamu."

Humairah terdiam, ia barulah menyadari akan posisinya saat ini, ia mengangguk setuju.

"Oh aku bahkan sudah lupa bahwa sudah menikah dengan mas Alif, mas Daffa pandai dalam hal mengalihkan perhatian."

Daffa memerah wajahnya.

"Benar juga, apa kata tetangga jika aku datang bukan dengan suamiku, hmmmm ok baiklah terimakasih atas tumpangannya, berhati-hatilah mengemudi! Terimakasih banyak atas malam ini mas Daffa"

Mereka berpisah, Humairah masuk rumah setelah mobil Daffa sudah pergi. Tidak ada percakapan yang berarti dengan orangtuanya malam ini, hanya seputar pertanyaan kenapa pakaian Humairah bisa kotor penuh bekas krim kue yang lengket.

Keesokan harinya, Humairah merayakan ulang tahunnya yang ke 21 bersama ayah ibunya, mereka selalu merayakannya bertiga dengan acara makan besar di rumah seperti tahun-tahun sebelumnya, jika tahun lalu mereka juga menghadirkan Lola dan Aji yang tidak akan tertinggal jika urusan makan, namun kali ini tidak, Humairah sengaja tidak mengajak dua sahabatnya itu karena urusan magang yang telah banyak menyita waktu mereka.

"Humairah," panggil ibu Aini pada putrinya yang sedang berbaring di kamar masa gadisnya.

"Iya bu," jawab Humairah yang semula berbaring, ia mendudukkan diri di tepi ranjang single miliknya.

"Ini sebagai kado yang kau minta sejak dulu, kau sudah dewasa nak.... Maafkan ibu yang menyimpan ini terlalu lama, ibu hanya tidak ingin kau sedih mengingat benda ini."

Ibu Aini menyerahkan sebuah kotak, Humairah mengembangkan senyum, Humairah sangat menantikan hari ini dimana ia akan membuka kotak kenangan masa kecilnya yang dijanjikan sang ibu sebagai kado ulang tahunnya tahun ini.

"Aku bahkan ingin sekali kembali pada masa itu bu, masa bermain tanpa beban, tidak memikirkan apapun, tidak memikirkan masalah orang dewasa yang tidak ada habisnya."

Ibu Aini terkekeh, "Bukalah, jangan paksa untuk mengingat apapun nak.... Nanti kau bisa sakit lagi, bukankah kita sudah berjanji untuk ini?"

Humairah mengangguk saja, mulai membuka kotak itu Humairah menutup mulutnya lalu memeluk ibu Aini dengan erat.

"Terimakasih bu, sudak menyimpan ini dengan baik hingga aku dewasa."

Ibu Aini tersenyum mengusap punggung putrinya, ada rasa nyeri dalam dadanya jika mengingat sekilas apa yang telah terjadi di masa lalu mereka.

"Boleh ibu keluar? Ibu rasa kau ingin menikmati nostalgia kotak kenangan ini sendiri."

Humairah mengangguk lagi, ia sungguh bahagia saat melihat isi kotak itu. Setelah ibu Aini keluar segera Humairah membongkar segala isinya, senyumnya mengembang saat melihat pakaian kecilnya dulu yang merupakan pakaian terakhirnya ketika berpisah dari orangtua kandungnya, meski tidak mengingat namun Humairah dapat merasakan kenangan itu hingga sekarang.

Sampai pada Humairah mendapati sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati sebesar lebih kurang tiga senti ukurannya, ia meraihnya lalu membukanya perlahan matanya menangkap sebuah gambar di sana, ada dua gambar yang masing-masing menempati bilik liontin tersebut.

Humairah mengernyitkan dahi, wajah muda seorang lelaki itu tampak tidak asing baginya. Humairah berpikir keras mengingat dimana ia pernah bertemu pria dalam gambar itu, namun ia sekali belum bisa menerkanya.

Lalu gambar wanita yang mirip dengannya saat ini, wajah bulat yang sama. Mata hitam dengan bentuk hidung pun cukup serupa. Membuat Humairah bangkit dari ranjang, ia berjalan cepat menemui ayah dan ibunya yang tengah mengobrol santai.

"Ibu, maaf aku mengganggu kalian. Ibu aku tidak sengaja mendapati kalung ini dalam kotak kenangan itu. Apa ini juga milikku?" tunjuk Humairah pada kalung di tangannya.

Ayah dan ibunya saling memandang, dalam hati ibu Aini merutuki kecerobohannya yang menyimpan kalung itu di sana.

"Sayang?"

"Ibu aku mohon, jelaskan padaku. Aku tahu ini tidak mungkin tanpa alasan berada dalam kotak kenangan milikku, lihat wajah wanita ini apa dia ibu kandungku? Kami mirip bu, bahkan sangat mirip."

Humairah mendesak orangtuanya agar bicara, mereka tampak berubah wajahnya saat ditanyakan Humairah membuat istri dari Alif itu bertambah curiga.

"Baiklah sayang, ayo duduk dulu. Ibu akan jujur padamu. Iya mereka adalah orangtua mu, orangtua kandungmu."

Humairah menjatuhkan airmatanya, "Ibu mengenal mereka? Kalian tidak bilang jika mengenal orangtua kandungku selama ini," selidik Humairah yang mempu membaca raut ayah ibu angkatnya itu.

Ayah Ihsan meraih tangan putrinya itu untuk duduk di sampingnya, pria itu mulai mengatakan sesuatu yang menjadi alasan mereka diam selama ini, salah satunya karena trauma yang dialami Humairah kecil hingga sebagian memori masa lalunya tidak bisa ia ingat sedikitpun.

"Ibu tidak ingin kau sakit lagi Humairah, mengertilah, sekarang kau sudah lihat kalung itu. Mereka orangtuamu, jangan tanyakan yang lain lagi."

Ibu Aini tampak sedih, Humairah tidak tega melihatnya. Menarik napas dalam Humairah akhirnya mengalah untuk tidak memaksa ayah ibunya menjelaskan sesuatu yang tampak mencurigakan.

Ia kembali ke kamar, lalu membaringkan dirinya di ranjang lagi. Menatap lama seakan mengingat-ingat pria yang dalam gambar itu, pria yang ia rasa pernah bertemu namun Humairah belum bisa ingat mereka bertemu dimana, itu adalah gambar ayahnya. Ayah kandungnya.

1
Linda Ida
Luar biasa
Silvi Vicka Carolina
pepsodent ..odol sejuta umat
Nimas Bin Udin
uup
Nimas Bin Udin
aliif heboh bangeet
Nimas Bin Udin
sangat berkesan sekali y momen yg membahagiakan
Nimas Bin Udin
y lanjuut
Nimas Bin Udin
emang y nama aissah itu istimewa sekali
Nimas Bin Udin
lanjuut
Nimas Bin Udin
mau ath d gendong
Nimas Bin Udin
apakah akan kembali bersatu semoga y
Nimas Bin Udin
y kepercayaan itu mahal ..d gantung lah alif
Nimas Bin Udin
rusak semuanya
Nimas Bin Udin
Uda g jelas arahnya ini bisa bisa Alif yg jdi jahat
Nimas Bin Udin
makanya jangan bersikap seenak jidatmu. g semua perempuan busa d perlakukan sesuka hatimu ..alif
Nimas Bin Udin
ada kemajuan tu Alif...tp tetep aja merasa deg deggan gimna nanti klo Humaira inget beneran
Nimas Bin Udin
Alif terlalu lebay aah
Nimas Bin Udin
pacaran LG Doong
Nimas Bin Udin
itu suamimu Humairah
Nimas Bin Udin
namanya Daffa kenapa JD Alif .Daffa bikin masalah aja
Nimas Bin Udin
bang Alif taksi onlen..pintar jg Alif 😁😁😁😁👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!