PEMBALASAN SANG MONSTER

Di Rumah Utama Mikey.

Leta terus tergantung berjam-jam. Pria jahat itu entah pergi kemana. Pergelangan tangannya mulai pegal bahkan tidak terhitung berapa kali dirinya pingsan. Leta sudah mulai putus asa. Tiba-tiba pintu terbuka dan Kharis tersenyum kepadanya.

"Bagaimana hukumannya??" Ucap Kharis.

"Apa kau masih membangkang??" Teriak Kharis. Leta hanya terdiam. Kharis pun marah. Dia mengambil tali karet yang berasal dari sisa ban mobil/motor.

Cetaarr..

Cetaarr..

Cetaarr..

Ya, Kharis mencambuk punggung Leta berulang- ulang.

"Memohon ampunlah padaku.. Hahaha.." Ucap Kharis sambil tertawa terbahak-bahak.

Rasa sakit Leta semakin menjadi rasanya dirinya seperti akan mati.

"Hentikan.. Aaakkkhhh.. Hentikan.. Maafkan aku tuan.." Ucap Leta lirih.

"Aku tidak mendengarnya ucapkan dengan keras.." Teriak Kharis.

"Aku budakmu tuan.. Ampuni aku.." Iba Leta.

"Hahaha.. Dasar wanita hina.. Makanya kau harus tau hormat pada tuan mu ini.." Jelas Kharis sambil menarik rambut Leta.

"Aaakkkhhh.. Aaakkkhhh.. Aku menyerah.." Ucap Leta.

Kharis pun menghentikan cambukan itu. Dia juga melepaskan jepitan di kedua dada Leta.

Akhirnya Leta dapat bernafas lega saat Kharis melepas ikatan di kedua kakinya dan rantai yang menggantung tubuhnya.

"Aku akan menyiksamu lebih dari ini jika kau tidak menuruti ku..." Ucap Kharis. Leta hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Jilat kakiku budak.." Perintah Kharis pada Leta.

Leta pun bergerak mulai menjilat kedua kaki Kharis. Meskipun jujur dirinya sangat jijik karena kakinya hitam tidak terurus.

"Wanita pintar.." Ucap Kharis sambil mengelus rambut Leta.

Leta harus tetap menahan hinaan yang keluar dari mulut Kharis karena takut dia akan kembali menyiksanya.

Leta melihat jam dinding yang menunjukan pukul 4 sore. Dalam hati Leta merasakan sedikit lega. Sebentar lagi Mikey akan kembali dari kantornya. Leta tetap terus menjilat lidah kaki Kharis. Sepertinya Kharis menyukai keadaan hina Leta.

Tiba-Tiba Telepon Kharis Berbunyi.

"Halo bos." Jawab Kharis. Sambil memberikan isyarat kepada Leta untuk menghentikan perbuatannya.

"Aku akan pulang telat hari ini.. Bupati mengajak ku pergi ke suatu tempat.. Mungkin agak malam aku akan pulang.." Ucap Mikey di ujung telepon.

"Apa keadaan kantor aman bos??" Balas Kharis.

"Aman.. Jangan lupa data ASN.. Aku sudah memesankan makanan untuk mu dan Leta.. Kau bisa mengambilnya ke anak buahku di POM bensin.. Sedang apa Leta??" Tanya Mikey.

"Data akan ku kerjakan.. Oke terima kasih bos.. Perutku memang lapar.. Oh Leta ada bersamaku.." Jawab Kharis.

"Jadi kau bersama Leta.. Apa kalian sedang melakukan itu?? Jangan kasar padanya.." Lanjut Mikey.

"Aku akan menjaga mainan kita bos." Jawab Kharis.

"Oke.." Singkat Mikey. Dan telepon pun berakhir. Kharis melihat ke arah Leta sambil tersenyum.

"Kau dengar.. Bos ku pulang telat.." Ujar Kharis.

"Jadi masih banyak waktu untuk kita bersama.." Lanjutnya.

Tubuh Leta seketika langsung merinding. Entah apa yang akan Kharis lakukan padanya setelah ini. Tidak lama kemudian Kharis menarik rantai yang terhubung pada borgol ditangan Leta dan memaksanya berjalan merangkak keluar dari kamar.

Lalu Kharis mengikat rantai ke tiang tengah rumah seperti sedang mengikat hewan ternak di padang rumput.

"Tuan aku haus.." Lirih Leta.

Kharis tidak menghiraukan keinginan Leta lalu pergi meninggalkannya dengan keadaan terikat di tiang.

Kharis pun pergi menuju pom bensin untuk mengambil titipan makanan yang dipesan oleh Mikey untuk dirinya dan Leta.

"Bang Kharis ya.." ujar salah satu karyawan pom bensin.

"Iya.. Ada titipan??" Ucap Kharis.

"Ada bang.. Ini dari bos.." karyawan lain bertubuh langsing dengan lesung pipit saat tersenyum memberikan beberapa kotak pada Kharis.

"Tyas.." Kharis bergumam melihat nama di tanda pengenal wanita itu.

"Terima kasih.." Ucap Kharis

"Lumayan juga wanita tadi.." Batin Kharis sambil terus melangkah menuju rumah Mikey.

Setelah sampai di rumah Kharis melihat Leta merangkul kakinya dengan posisi tertidur dengan tatapan kosongnya.

"Bangun.. Kau mau makan kan.." Ucap Kharis.

Leta pun bangun dan menganggukkan kepalanya. Kharis meletakan makanan tersebut, disitu terdapat ikan bakar, ayam, cumi crispy, beberapa jenis sayuran dan satu kotak penuh donat.

Kharis memberikan nasi putih dan kepala ikan bakar kepada Leta dan seteko air putih juga sepotong donat.

"Cepat makan..." Perintah Kharis dan melihat Leta meminum beberapa gelas air. Pasti dia sangat haus sekali.

"Tuan aku minta sedikit sayurmu??" Pinta Leta.

"Kau tidak berterima kasih apa yang telah ku berikan.." Teriak Kharis.

"Maafkan aku tuan.." Jawab Leta dengan ketakutannya.

Leta mulai memakan nasi putihnya mungkin karena lapar Leta pun menghabiskan seluruh nasinya. Hanya menyisakan kepala ikan yang memang tidak bisa dia makan.

"Budak kipasi aku.." Perintah Kharis pada Leta.

Leta pun mengambil beberapa koran yang terdapat di bawah meja dan mulai mengipas Kharis. Padahal ruangan ini memiliki AC cuma Kharis sengaja menyuruh Leta.

Tidak lama Kharis melihat HP ada WhatsApp masuk. Kelengahan itu dimanfaatkan Leta mengambil gunting yang ada di meja dan menusukkan gunting itu ke punggung Kharis.

"Aaakkkhhh..." Jerit Kharis.

Leta pun berlari menuju keluar rumah. Kharis mencabut gunting yang menancap di punggungnya terus berlari mengejar Leta yang berhasil meraih gagang pintu untuk keluar.

Braaakkk..

"Aaaahhh.." Jerit Leta saat Kharis melemparnya dengan kursi plastik dan membuatnya tersungkur dan membentur pintu. Leta meringis kesakitan memegang kaki kirinya.

"Dasar wanita sialan.." Teriak Kharis sambil menjambak rambut Leta dan menariknya menjauh dari pintu.

"'Aaakkkhhh.. Aaakkkhhh..." Teriak Leta menggeliat sambil membalikkan badannya menendang junior Kharis dan membuat jambakan rambutnya terlepas. Leta berusaha berdiri untuk kabur tapi kembali terjatuh karena sakit di kakinya.

"Tolonggg.. Tolonggg.." Teriak Leta sambil menyeret tubuhnya.

"Kau benar-benar akan mati.." Teriak Kharis sambil mengarahkan gagang sapu ke arah Leta yang sedang mengesot.

Braaakkk..

Mikey datang dan menahan pukulan penuh amarah dari Kharis dengan punggungnya. Hingga membuat sapu itu patah.

"B-bos.." Ucap Kharis gugup.

"Kau sudah pulang.." Ucap Kharis kembali.

"Apa yang kau lakukan dengan mainanku??" Tanya Mikey pada Kharis.

"Aku hanya memberikan pelatihan agar dia semakin patuh pada kita.." Jawab Kharis cemas.

"Lalu kau ingin membunuhnya??" Tanya Mikey.

"Dia yang hampir membunuhku.. Kau lihat apa yang dilakukan budak ini!!" Ucap Kharis sambil memperlihatkan tubuhnya yang terkoyak dengan darah segar yang mengalir membasahi pakaiannya.

"Siapa yang bilang dia budak??" Tanya Mikey menatap mati Kharis. Kharis hanya terdiam.

"Maafkan aku bos.." Ucap Kharis.

"Hahaha.. Kau terluka karena wanita ini.. Kau benar-benar bodoh.." Jawab Mikey dengan santai.

"Kau memang wanita yang menarik Leta.." Bisik Mikey padanya.

"Terima kasih tuan.." Ucap Leta dengan parau.

Lalu Mikey mengangkat Leta dan membawanya ke kamar. Mikey melihat Kharis tetap berdiri di tempatnya.

"Sebaiknya kau obati lukamu.." Ucap Mikey pada Kharis yang tetap tertunduk dan pergi meninggalkannya.

"Wanita sialan itu membuatku hampir terbunuh.." Pikir Kharis.

Luka kecil ini tidak akan membunuh Kharis tapi kemarahan Mikey lah yang paling dia takuti.

Saat kejadian tadi telah membuat seluruh tubuh Kharis menolak untuk bergerak. Hawa yang mengerikan membuat bulu kuduknya berdiri. Mata yang mengisyaratkan dendam dan pembunuh membuat nyalinya menciut.

Mikey bukan manusia biasa saat dalam posisi marah. Seluruh sifat baik, lemah lembutnya dan bahkan sopan santunnya akan berbalik 360 derajat.