Kelicikan Mertua

Sore hari dirumah Asih banyak anak kecil yang datang bersama ibunya untuk merayakan ulang tahun anak nya Asih. Asih hanya mengundang anak yang orang tua nya mampu,.

Mirna datang bersama Harun, Mirna membawa kue ultah buat Tata seperti janjinya selin membawa kue rencananya Mirna akan memberikan kado spesial buat Tata, karna Mirna bukan orang yang pelit seperti Asih.

Saat akan masuk Mirna miris hatinya melihat banyak anak-anak dari keluarga orang tidak punya seperti Andi hanya bisa melihat keramaian di dalam rumah Asih dari depan halaman rumah karna mereka tidak di undang,.

"Mba coba liat kue nya bagus engga, pasti Mb beli yang harganya murah kan"kata Asih tidak mengucapkan terima kasih Mirna malah dihina oleh Asih.

"Asih kalo bicara yang sopan sama kakak ipar mu, walau bagai manapun Mb Mirna mau memberi ke Tata engga kaya kamu waktu Doni ulang tahun kamu ga kasih apa-apa tapi minta banyak oleh-oleh dan kue ultah yang besar"cerocos Tuti memarahi adik nya yang memang pelit tapi sukanya barang gratis yang banyak lagi ga mau sedikit.

Asih cemberut mendengar perkataan Tuti yang memang benar tapi ha usah dijabrkan didepan banyak orang dalam hati Asih meradang pada Tuti.

"Sudah Tuti kamu jangan belain dia(Mirna) nanti tambah besar kepala kamu bela, ngasih kya gitu saja sudah sombong"bela nu Ratmi untuk Asih.

"Sombong yang gimana si bu dari tadi mb Mirna diam lo ga berkata apa-apa bahkan saat Asih menghina mb Mirna, Mb Mirna diam. "

"Kamu dikasih apa si Tut belain Mirna sampai segitunya"balas bu Ratmi.

"Bukan saya bela Mb Mirna bu memang si asih yang tidak berterima kasih sudah syukur Mb Mirna bantu membelikan Kue coba kalo Asih beli sendiri mana mau dia"Tuti tetap membalas perkataan bu Ratmi.

"Sudah-sudah acaranya dimulai Asih kasian banya anak kecil ga pantas berdepat didepan anak-anak"Harun mencoba menenengaih perdebatan Tuti dan ibunya yang tidak penting.

Bu Ratmi langsung pergi mendekati Tata yang berdiri didepan kue ulang tahun, acara langsung berjalan dengan lancar, setelah acara selesai anak-anak ada yang sudah pulang dan ada yang masih main. tiba-tiba saja ada mobil bak membawa mainan mobil-mobilan yang bisa di kendarai dan diturunkan didepan rumah Asih. supir pun menurunkan mainan itu dan mendekati orang yang masih pada berkumpul dirumah Asih.

"Maaf bu ini ada pesanan mainan dari bapak Harun untuk ibu Asih"supir mainan menjelaskan kepada orang-orang yang hadir. Asih langsung maju kedepan.

"Terima kasih pak saya yang bernama Asih"sambut Asih dengan senyum bahagia anak nya mendapat mainan yang bagus dan mengucapkan terima kasih kepada Harun.

"Terima kasih mas untuk hadiah buat keponakan mu Tata yang bagus ini, engga seperti istrimu yang pelit ga mau menyumbang untuk acara anak ku"kata Asih karna masih dongkol dengan penolakan Mirna atas sumbangan yang diingin kan.

Haru Hanya diam karna hadiah itu sebenarnya yang membelikan Mirna tetapi untuk menjaga martabat suaminya Mirna membelikan mainan mobilan untuk Tata atas nama suaminya, Harun sebenarnya malu dan menolak tapi Mirna memaksa karna ga pantas karna bagaimana pun Tata ponakan kandung Harun masa dia tidak memberi kado. Harun akan menjelaskan tapi dicegah oleh Mirna dengan menggelengkan kepala akhirnya Harun diam.

"Run kamu banyak uang kan buktinya bisa membelikan mainan yang mahal buat Tata. Sini ibu juga mau jatah uang buat beli gelang, punya ibu sudah kuno"kata bu Ratmi sambil menengadahkan tangan ke Harun, Mirna hanya bisa geleng kepala melihat sikap ibu mertuanya yang tidak mau kalah sama cucunya.

"Maaf bu Harun ga ada uang. untuk beli mainan itupun uang dari Mirna, ibu kan tahu berapa upah saya satu minggu uang sudah dibagi oleh ibu .jawab Harun ke pada ibunya. Bu Tasya hanya diam saja karna yang dikatakan Harun benar kalo setiap mendapat upah uangnya diminta semua oleh bu Ratmi dan Harun hanya diberi sepuluh ribu, jadi selama ini yang menghidupi Harun adalah Mirna. sebenarnya Harun malu namun Harun tidak bisa menentang keinginan ibunya.