Aku Istri Ke Dua Bukan Pelakor
Bruk...
Seseorang mendobrak pintu rumahnya kasar. Hingga pintu rumah kayu itu pun jebol. Kiara yang sedang masak di dapur pun kaget dan segera keluar.
"Kiara! Mana Ayahmu!?" bentak seseorang bertubuh tinggi besar dan terlihat sangar.
"Pak Bagas? Sebentar, mungkin masih tidur," ucapnya.
Kiara pun masuk ke kamar ayah dan ibunya. Namun, Dia tidak menemukan ayahnya. Sang ibu yang hanya bisa terbaring lemah pun menunjuk ke atas meja di pojokan kamar tersebut.
Kiara berjalan mendekati meja, dan menemukan secarik kertas. Kiara mulai membaca pesan tersebut.
"Kiara... kau bayar semua utang-utangku pada mereka, setelah ini, aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Selamat tinggal."
Pesan singkat itu pun seakan mampu merobohkan langit ke tujuh dan menimpa dirinya. Sebutir air bening pun menetes di ujung matanya.
"Kiara! Mana Ayahmu?" teriak Bagas lagi
Dia berdiri di depan pintu kamar. Menunggu jawaban Kiara.
Kiara pun menjulurkan tangannya, dan menyerahkan secarik kertas tersebut.
Bagas sang Bodyguard itu pun membacanya.
Krek krek krek
Bagas merobek kertas itu kasar.
"Heh, lelaki pengecut! kau sudah membacanya 'kan? Kau harus melunasi hutang Ayahmu! dalam satu bulan ke depan, hanya satu bulan!" ucap Bagas geram.
"Emang ..., berapa hutang ayahku?" tanyanya gugup.
"30 juta beserta bunganya!" ucap Bagas.
"30 juta? Dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu?" pekiknya kaget.
"Terserah, itu urusanmu, ingat! Satu bulan dari sekarang!" ketusnya lagi sambil menepuk pintu kamar keras.
Bagas pun meninggalkan rumah Kiara dengan hati dongkol. Sementara Kiara mendekati ibunya yang terbaring di atas ranjang lapuk. Kiara pun memegangi tangan ibunya dan menciuminya. Air matanya pun menetes tanpa henti.
"Ma... af..kan... I...bu," lirih mama Kiara sambil membelai kepala Kiara yang bertumpu di sisi ranjangnya.
"Ibu, Ibu tidak salah, ini takdir kita Bu," ucap Kiara sambil terisak.
"Kiara... Maafkan Ibu," ucap Ibunya lagi terbata-bata.
"Hua...." Kiara menangis nyaring. Dia tidak bisa membendung kesedihannya.
Kiara larut dalam kesedihannya. Hingga tak terasa Dia pun terlambat untuk masuk kerja di sebuah warung makan ternama.
"Bu... Ini makanlah, aku harus bekerja, maaf, aku nggak bisa nyuapin ibu pagi ini, aku sudah sangat terlambat," ucapnya.
"Iya, Nak, nanti Ibu bisa makan sendiri," sahut Ibunya.
Ibu Kiara sudah lama sakit, tubuhnya lemes dan hanya bisa berjalan ngesot. Sang Ayah yang slalu main judi, kadang membawa uang segepok, namun kadang membawa catatan hutang pada rantenir. Dia sangat malas bekerja. Untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan gajih Kiara yang bekerja di sebuah warung makan ternama di kota itu.
***
"Maaf, aku terlambat," ucap Kiara saat datang ke tempat kerjanya.
Brak
"Emangnya warung makan ini punya Bapak Loe! Kau sangat sering terlambat, dan kau pun sering nge-Bon tiap bulan, mau mu apa sih? Kau sudah di izinkan bekerja di sini, namun Kau malah santai-santai saja," ucap Manager warung makan tersebut.
"Maaf Pak," ucap Kiara sambil menunduk dalam.
"Besok kalau kau terlambat, maka tidak ada maaf bagimu," ucapnya lagi ketus.
"Baik Pak," sahut Kiara. Supervisor itu pun pergi meninggalkan Kiara.
Dari jarak yang lumayan dekat, ada sepasang mata, yang sedang memperhatikan Kiara, dan mendengar semua pembicaraan mereka.
"Bu..., Bagaimana kalau gadis itu?" ucap wanita terlihat berkelas dan glowing.
"Menurutku bagus juga, Dia tampak sopan, dan patuh, dan aku mendengar, Dia juga sering ngutang, bukankah itu cocok?" ucap wanita yang terlihat lebih tua.
"Kita akan menanyakan alamat rumahnya dan mendatanginya langsung nanti, sebelumnya, aku harus mendiskusikannya dengan Mas Agam," ucap sang wanita.
"Iya, Dia harus tau rencana kita, tapi? Apakah ini tidak jadi masalah di kemudian hari?" ucap sang wanita yang lebih tua.
"Tidak mungkin lah Bu, kita harus punya perjanjian. Ayo Bu, kita makan dulu! setelah ini kita ke kantor Mas Agam," ajak sang anak.
"Baik Clara," ucapnya.
Mereka menikmati hidangan yang ada di hadapan mereka dengan khusus. Hidangan yang sangat banyak dan mereka hanya makan separonya saja. Selesai makan, mereka pun membayar ke kasir.
***
Clara dan Ibunya sudah sampai di kantor Agam suaminya. Dia pun masuk dan langsung menuju meja suaminya yang sedang dudu. Agam pun tersenyum ketika melihat istri yang dicintainya itu datang menemuinya.
"Sayang... ada apa kok mendadak kemari?" tanya Agam.
"Nggak papa kok Mas, tadi habis shopping sama mama, aku mau mampir di sini dulu. Bagaimana pekerjaanmu?" tanyanya basa-basi.
"Oh udah selesai kok, apa kau mau pulang bareng aku? atau kita makan siang dulu?" tanya Agam.
"Maaf Mas, aku sudah makan siang sama mama, sehabis shopping laper soalnya," ucapnya.
"Oh baiklah, kalau begitu, bagaimana kalau kita pulang bareng, biar mobil kamu ditinggal di sini, nanti sopir yang ambil," ajak Agam
"Apa Mas Agam sudah selesai kerjanya?" tanyanya.
"Iya, aku sudah selesai," jawabnya.
"Besok kita makan siang bareng yuk! aku ada sebuah restoran yang recommended banget soalnya," ucap Clara.
"Boleh, kita janjian di mana besok? apa kamu ikut ke kantor?" tanya Agam.
"Kita janjian di sana aja, nanti biar aku kasih Sherlock," ucapnya.
"Baiklah, sekarang Ayo kita pulang! aku udah pusing nih, mau dipijitin sama kamu," goda Agam.
Goda agam, tidak perduli kalau di depannya ada Mama mertua. Karena memang Agam ini sangat romantis dengan istrinya. Dia sangat mencintai istrinya, walau selama ini mereka belum diberi omongan oleh Yang Maha Kuasa.
"Ayo!" ajak Agam.
Agam pun menggandeng tangan istrinya, membukakan pintu dan keluar bersama. mereka melewati semua karyawan yang terlihat menunduk hormat kepada mereka.
Agam sangat romantis dan baik hati. Namun terlihat dingin kepada karyawan. Padahal dia bukan orang yang pemarah dan kasar. Mungkin dia hanya menjaga wibawanya saja sebagai atasan perusahaan tersebut.
"Sayang... besok kita pakai baju yang sama yuk!" ucap Clara.
"Boleh... kamu pilihkan saja untukku," ucap suaminya.
Agam dan Clara sudah sampai di parkiran mereka berdua memasuki mobil mewah. Tiba-tiba Clara melihat wanita yang ada di restoran tadi sedang mengendarai motornya dan parkir di samping mobilnya.
"Bukankah ini wanita yang tadi ada di restoran di warung makan tadi? untuk apa dia kemari?" lirih hati Clara.
"Oh sebentar," ucap Agam.
Agam pun turun.
"Ada apa mas?" tanya Clara.
"Aku lupa, tadi aku sudah memesan nasi untuk makan siang, dan mungkin itu orangnya," ucap Agam.
Agam pun turun dan menemui pengantar paket.
"Dia mengantarkan paket Mas Agam? Lihat Ma, bukankah ini sangat kebetulan?" ucap Clara pada Mamanya. Clara sambil tersenyum.
"Berapa Mbak?" tanya Agam pada Kiara.
"Semuanya 73.000 Pak," ucap Kiara.
"Oh ini... kembaliannya ambil saja untukmu," ucap Agam.
"Terima kasih banyak Pak," ucap Kiara.
Kiara pun menunduk, sementara Agam berjalan mendekati mobilnya.
Sampai di mobil, Agam kembali menatap Kiara yang menatap ke arahnya. Mereka sama-sama salah tingkah dengan tatapan ke dua mereka.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Sadriyanti Lahari
lanjut
2023-08-24
0
Isti Karoh
v jbjnnnjnbgyguhhb
2023-02-27
0
naumiiii🎈✨
Saya mampir kak😁
2023-02-20
0