Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjadi kecelakaan
Paul kembali melajukan mobilnya sampai membawanya ke jalan berkelok di perbukitan, jalan itu tampak sangat sepi setelah di guyur hujan, tidak ada satupun kendaraan lain, selain mereka yang melintas di sana. Semakin dalam mereka masuk ke dalam hutan untuk menuju bukit pelangi,yang berada di penghujung jalan. benar-benar tidak ada satupun orang melintas di sana.
Tapi keindahan alamnya tampak sangat asri karena benar-benar masih sangat terjaga dengan baik. membuat pemandangan hijau yang segar terhampar luas sepanjang mata memandang
Kini hujan kembali turun tak ada satupun yang bersuara dari dalam mobil hanya suara mesin yang terdengar samar, bercampur rintikan hujan yang turun.
Tiba-tiba saja Paul terkejut saat jalan mulai menurun dan rem kemudinya tak dapat berfungsi dengan baik. Padahal jelas-jelas ia sudah memeriksanya dengan teliti sebelum mengemukakan nya.Saat di bandara siang tadi ia sangat amat yakin jika mobilnya dalam kondisi yang baik.
"Anu itu Nyonya.
Paul yang merasa panik dan bingung, bagimana ia harus menyampaikan pada majikannya itu. Terkait kondisi kendaraan yang di kemudikan nya.
" Kenapa Paul? wajahmu tampak pucat? Apa kau sakit? tanya Maudy khawatir melihat Paul yang kebingungan dan cemas,sampai membuat wajah Paul pucat.
"Nyonya Ini bagimana, rem mobilnya tidak berfungsi. ucapnya dengan ragu-ragu karena merasa takut, akan keselamatan dirinya dan penumpang lain. Di tengah rasa takutnya Paul tatap berusaha fokus pada kemudi nya.
" Apa maksudmu Paul? Kenapa kau tidak memeriksa nya lebih dulu di tempat tadi? Bentak Maudy.
Maudy sudah tampak panik begitu juga dengan Rakan"Siall harusnya aku benar-benar memastikannya tadi" Dia yang sejak awal sudah menaruh curiga terhadap mobil lain yang parkir di dekatnya tadi lantaran plat mobil yang tertempel bukanlah plat aslinya, itu terlihat dari kwalitas besi yang di buatnya dengan tidak rapih.
"Apa maksud mu Rakan? Apa kau mengetahui sesuatu?
" Ya tadi saat..
Brakkkk
Duakkkk
Mobil mereka terdorong oleh mobil di belakangnya yang mengalami hal serupa, sampai membuat kedua mobil itu terjun bebas ke dalam jurang.
Sementara di sebuah rumah mewah terlihat kakek dan cucu itu tengah menikmati hidangan makan malamnya dengan tenang.
"Apa Maudy sudah menghubungi mu?
Tanya Darma pada cucunya yang merasa khawatir karena anaknya itu belum juga menghubunginya. Rania hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan sang kake.
kring
kring
kring
Suara dering telpon yang nyaring mengalihkan pandangan keduanya. Darma lebih dulu bergegas untuk bangkit menuju ke arah telpon itu berada. Sementara Rania hanya menyaksikan langkah sang kakek.
"Hallo. Suara laki-laki di penghujung telpon yang sudah pasti buka telpon dari anaknya Maudy.
"Hallo Apa ini benar dengan keluarga Nyonya Maudy Darma Hadi? Suara di ujung telpon kembali memastikan.
" Iya benar,
"Dengan siapa saya saat ini berbicara?
tanya seseorang di ujung sana.
" Saya Darma Hadi, Ayah dari Maudy.
"Saya dari kepolisian hutan bukit pelangi ingin menginformasikan, bahwa telah terjadi kecelakaan,pada mobil yang di tumpangi korban, Atas nama Nyonya Maudy dan para rombongan. Mohon segera keluarga datang ke rumah sakit Harapan .
" Apa?
"Bagaimana keadaannya?
" Tolong segeralah ke rumah sakit.
jawaban itu sudah cukup jelas untuk Darma
Laki-laki tua itu tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, sampai tanpa ia sadari gagang telpon yang di pegangnya telah jatuh menghantam lantai.
Darma memalingkan wajahnya,ke arah meja makan yang baru saja ia tinggalkan, terlihat gadis muda yang sejak tadi menatap, lekat ke arahnya menunggu informasi yang baru saja ia terima. Hatinya benar-benar hancur melihat sorot mata cucunya.
Bibi Mey segera berjalan mendekat ke arah Darma yang diam mematung dengan mata yang tampak mulai berkaca-kaca. Ia memungut gagang telpon tersebut dan menempelkan di salah satu sisi telinganya, namun ternyata panggilan itu sudah berakhir, dengan segera ia meletakkan kembali telpon tersebut pada tempatnya.
"Tuan apa Anda baik-baik saja? tanya Mey memastikan.melihat tauannya yang tak bergeming meski ia sudah bertanya beberapa kali. Mey dengan perlahan menuntunnya mendekat ke salah satu kursi yang memang berada tak jauh dari mereka berdiri.
Mey pergi untuk mengambil gelas berisi air untuk di berikan pada Tuannya."Di minum dulu tuan" ucapnya seraya menyodorkan gelas bening itu pada Darma.
"Maudy,
Darma hanya mampu menyebutkan nama anaknya tanpa bisa berbicara banyak.
Terlihat beberapa pelayanan mulai sibuk dan panik, melihat keadaan Tuannya saat ini,yang terlihat pucat dan sedih. Sarah yang tak lain adalah salah satu orang kepercayaan Darma sepertinya sudah mengetahui informasi tersebut. ia bergegas untuk menghubungi seseorang yang di kenalnya,untuk mengecek bagaimana keadaan Maudy dan yang lainnya saat ini.
Sementara Rania yang sejak tadi hanya menatap lekat ke arah sang kakek kini memberanikan diri untuk mendekat setelah mendengar kakeknya, menyebutkan nama ibunya. "Ada apa dengan ibu ku? ia berdiri tepat di hadapan sang kakek yang tengah duduk.
"Kakek, tolong jawab, siapa yang menelpon? kenapa kalian menyebut nama ibuku? Ada apa sebenarnya ini?
Mendengar pertanyaan dari cucunya tanpa terasa air matanya mulai berjatuhan.
Ia bangkit untuk mencoba memberitahu cucunya, Bagaimanapun ia tidak mungkin menyembunyikan nya dari Rania. " Mereka kecelakaan" ucap Darma lirih.
Seketika matanya terbelalak seakan Ia tak percaya dengan apa yang di katakan sang kakek padanya.
"Engga mungkin. Kakek bohong.
" Ya kan kake bohong kan! Padahal aku udah bersikap dewasa dan patuh seperti yang kakek minta, kenapa kakek berbohong seperti ini?
Rania masih menyangkal apa yang kakeknya katakan dengan menyalahkan sang kakek
"Ini gak benar ini semua pasti kebohongan kakek. Rania berteriak ke arah sang kakek. yang hanya bisa terdiam karena ia sendiri juga amat terluka dengan berita tersebut.
Tapi air mata sang kakek benar-benar membuat gelisah sekaligus resah hatinya saat ini. Kakek adalah orang yang selalu bersikap cuek tapi ia adalah orang yang tidak pernah bicara kebohongan.
Di sisi lain Seorang pelayan paruh baya itu jatuh tersungkur,dan tak sadarkan diri.begitu mendengar kabar rombongan suaminya mengalami kecelakaan. Pandangannya gelap ia tidak lagi merasakan apa-apa hanya mendengar beberapa orang yang mencoba membangunkan nya.
"Bibi Mey bangun.
Seorang sesama pelayan mengusap wajahnya untuk membangunkannya
" Mey bangun Mey. timpal pelayan lainnya
Mereka berusaha memberikan wewangian aroma terapi untuk membangunkannya.
Rania hanya bisa terisak dengan tangisannya ia tidak bisa berdiri dengan baik, tubuhnya lemas. sampai membuatnya terduduk di lantai yang dingin.Darma mencoba untuk menenangkan cucunya ia peluk cucu perempuan nya yang selama ini tidak pernah mendekat padanya. Tubuh kurus gadis itu bergetar, isakan tangis nya seakan menjadi pisau tajam yang merobek-robek hatinya. Ia memeluknya dengan erat, hanya Rania yang ia miliki saat ini, dan ia tidak ingin kehilangan itu.
"kakek bagaimana ini? Aku berharap ibu dan kakak akan baik-baik saja sekarang" Darma yang sudah memperkirakan kondisi mereka hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menenangkan Rania
"Ya mari kita berdoa semoga mereka semua selamat.
Ia belai lembut rambut panjang cucunya.di usap nya dengan penuh kasih sayang.
'Kenapa Tuhan begitu tidak adil padanya, di usianya yang masih kecil ia harus kehilangan ayahnya, dan sekarang engkau juga mengambil ibu serta kakaknya. bagaimana dia harus melanjutkan hidupnya sekarang, kenapa tidak aku saja yang kau ambil, setidaknya dia tidak akan kehilangan kedua orang tuanya sekarang. Yaaahh ini benar-benar salahku, ini semua terjadi karna aku yang memintanya untuk melihat tempat itu. Akulah orang yang paling pantas untuk di salahkan atas kecelakaan ini sekarang.Maafkan kakek yang tidak bisa menjaga keluargamu dengan baik, maaf karena kakek kau tidak bisa memiliki keluarga yang utuh lagi Raina, kakek benar-benar meminta maaf padamu' Darma terus merutuki dirinya sendiri dengan musibah yang tengah terjadi.
Menurutnya itu semua adalah kesalahannya, kalo saja ia tidak mengirim putri dan cucunya. mungkin mereka bertiga saat ini tengah berkumpul bahagia.
kalo saja ia tidak meminta Paul untuk ikut serta mungkin bibi Mey tidak akan pernah kehilangan suaminya dengan cara yang tragis seperti ini
Semua salahku, Aku yang harusnya mati menggantikan mereka, Aku yang sudah tidak punya apa-apa yang harusnya lebih dulu mati bukan mereka.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak