NovelToon NovelToon
That'S My Girl

That'S My Girl

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Teen School/College
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Dealova, gadis cantik dengan segala kesedihannya. Dipaksa menjadi orang sempurna membuat Lova tumbuh menjadi gadis yang kuat. Dia tetap berdiri saat masalah datang bertubi-tubi menghantamnya. Namun, sayangnya penyakit mematikan yang menyerang tubuhnya membuat Lova nyaris menyerah detik itu juga. Fakta itulah yang sulit Lova terima karena selama ini dia sudah menyusun masa depannya, tapi hancur dalam hitungan detik.

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

3 hari kemudian, tepatnya sekitar jam 5 sore, Kai tiba-tiba datang menjenguk Lova. Dia tidak memperdulikan tatapan Aksa yang setajam silet. Kai bisa masuk karena Lova yang memperbolehkannya.

Mati-matian Aksa menahan amukannya. Terbukti dia memilih duduk di sofa dan terus memperhatikan pergerakan Kai yang sedang bicara dengan Lova.

"Abang benar-benar minta maaf, Dea. Kamu mau maafin Abang, kan?" Kai menatap sendu ke arah adiknya.

Lova terdiam sebentar sebelum menjawab, "Iya, Dea maafin. Tapi, Abang jangan jahat-jahat lagi sama Dea, ya?"

Aksara semakin geram saat mendengar jawaban dari istrinya. Semudah itu? Bahkan dirinya saja tak sudi memaafkan Kaivan.

"Iya, Abang janji!" Kaivan tersenyum lega mendengar jawaban Lova.

"Abang benar-benar khilaf waktu itu. Abang gak sadar, karena lagi mabuk..."

Lova mengangguk paham. Dia juga tau kalau waktu itu Kai sedang mabuk.

Kaivan tersenyum tulus, "Abang harus pulang. Kamu cepat sembuh ya? Nanti kapan-kapan Abang jenguk kamu lagi." Dia tidak bisa berlama-lama karena sadar akan tatapan Aksara.

Lova mengangguk, "Iya.."

Kai berdiri masih terus menatap Lova dengan senyumannya. Dia tidak bisa menyentuh Lova karena mendapat peringatan dari Aksara.

"Hati-hati, Abang..."

Kaivan mengangguk. Dia pun segera pergi dari sana, namun, sebelum benar-benar keluar, Kai melirik Aksara sekilas dan dibalas tatapan setajam silet oleh pria itu.

Setelah Kai benar-benar pergi, Aksara masih tetap diam di tempatnya. Dia sama sekali tidak beranjak menghampiri Lova.

"Kak, mau minum..." Lova sengaja memancing agar Aksa mau membantunya untuk minum.

Aksa menghela nafas, ia bangkit dan mengambil segelas air untuk istrinya.

"Bantuin..." Lova merengek dan mengulurkan tangannya pada Aksara agar membantunya untuk duduk.

Tanpa protes, Aksa membantu Lova. Dia juga memegang punggung Lova supaya Lova bisa duduk dengan tenang.

"Sudah," kata Lova. Aksara meletakkan kembali gelasnya ke atas nakas.

"Mau ke mana?" Ketika Aksa hendak melangkah pergi, Lova buru-buru mencekal lengan kekarnya.

"Cari angin." Aksa menjawab singkat.

"Kamu mau tinggalin aku sendirian?" Bibir Lova melengkung ke bawah.

"Di sini aja, Kak... Mau peluk...," lanjutnya.

Dengan pelan, Lova menarik Aksara agar naik ke atas ranjangnya.

Aksa selalu lemah kalau Lova mode manja seperti ini. Padahal dia sedang kesal dengan istrinya itu.

Lova tersenyum puas, dia menjadikan lengan Aksa sebagai bantalan. Lengan mungil yang tertancap jarum infus itu segera memeluk perut Aksa dengan erat.

Lova menghirup wangi parfum Aksa dengan rakus.

"Umm? Kamu pakai parfum aku?" tanyanya ketika merasa tidak asing dengan wangi parfum yang Aksa pakai.

Aksara mengangguk singkat tanpa bersuara.

"Tumben?"

Aksa diam.

"Kak, ih! Ngomong dong!" desak Lova, bahkan dia berani mencubit perut Aksa meskipun tidak berhasil karena perutnya terlalu keras.

"Iya."

Kening Lova mengerut tak suka mendengar ucapan singkat itu. "Iya apaan? Ngomong yang jelas. Gak usah sok cool!" desisnya.

"Iya, sayang..."

Pipi Lova bersemu, namun dia tetap memasang wajah kesalnya. "Kenapa pakai parfum aku? Nanti kalau habis gimana?!"

"Saya sudah beli 5 dus."

"Hah? 5 dus apa? Parfum?!" Mata Lova terbelalak.

Aksara mengangguk sebagai jawaban.

"Sumpah?! Kenapa banyak banget?!"

"Supaya gak cepat habis."

Lova berdecak, "Tapi itu kebanyakan, siapa yang mau pake emangnya?"

"Kita berdua."

Lova memutar bola matanya malas. Pria di sampingnya ini terlalu berlebihan dan suka menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang tidak penting.

****

"Kami sudah dapat donor ginjalnya, Pak. Dan operasi bisa dilakukan secepatnya sesuai jadwal."

Penjelasan dari dokter membuat Aksara diam-diam menghela nafas lega. Dia memang mendesak pihak rumah sakit agar mencarikan donor ginjal untuk Lova, tentunya biayanya tidak murah. Tapi, demi Lova, Aksa rela melakukan semuanya.

"Apa biayanya masih kurang?" tanya Aksa.

"Tidak. Biaya yang Bapak serahkan pada kami sudah lebih dari cukup."

Aksara mengangguk, dia pun berdiri hendak keluar dari ruangan dokter tersebut. "Saya permisi. Tetap lakukan yang terbaik untuk istri saya."

Sang dokter mengangguk, "Pasti, Pak."

Sekarang Aksara bisa bernafas dengan lega. Beberapa hari ini hatinya tak tenang memikirkan kondisi Lova.

Pria tampan itu segera menuju ruang rawat istrinya yang sudah dijaga ketat oleh bawahannya. Aksa sengaja melakukan hal itu demi keamanan Lova.

"Maaf, lama," ucap Aksa. Dia mengecup kening Lova berkali-kali.

"Nggak papa..."

Gadis itu sedang duduk sambil memakan buah ditemani televisi yang menyala pula. Semakin hari tubuh Lova semakin kurus karena kurang gizi, selain itu, porsi makannya juga tidak banyak karena dia sering mual.

"Mau buah lagi?" tawar Aksa.

"Udah. Ini belum habis." Lova menunjuk mangkuk yang dia pangku.

"Kak Aksa dari mana?" Lova bertanya seraya mengunyah buah.

Aksa memang tidak mengatakan jika ingin bertemu dokter tadi.

"Ada urusan sama asisten saya." Aksa sengaja tidak memberi tahu Lova lebih dulu. Dia takut Lova kepikiran. Masalahnya, Lova itu selalu berpikir negatif, jadi Aksa khawatir kalau kondisi Lova memburuk nantinya.

"Gak bohong kan?" tuding Lova. Matanya menatap curiga ke arah sang suami.

"Buat apa saya bohong?"

Lova mengangguk berkali-kali. "Kalau bohong, awas aja!"

Aksa mengelus rambut Lova dengan lembut. "Habisin buahnya."

Lova kembali fokus menonton TV, sedangkan Aksa terus memperhatikan istrinya yang semakin hari semakin cantik.

****

1
Ditha Maherani
Emang top nih karyanya kak 😍
Hany Prasetyowanti
terhanyut di dalamnya
Evi Marena
bagus
aca
pantes jahat bukan anak nya toh
Yhunie Andrianie
bisa setres sih jdi lova klo dituntut harus sempurna knak bpk ny, udh mendekati depresi, sukur" lova mampu mengendalikn diri ny!!!
Susanti Susanti
Luar biasa
Muji Lestari
bagus kok ceritanya tp kok GK ada boncap nya ya harusnya kan punya anak biar lbih bahagia keduanya
Widya: iya, nantu aku usahakan ada extra chapter nya ya🥰
total 1 replies
strawberry milk
aku bacanya maraton. ceritanya bagus, penulisannya jg rapi❣️
strawberry milk
jadi kami baik itu karena ada perasaan . bukan syg sebagai adik tp sebagai perempuan
Anonymous
Yaampoonn aku ga tahan kalo cuma baca 1 bab per hariii
Jasmine
cerita nya bagus menarik
Anonymous
Habisss dah luuu, pastii bakal nangezz darah dah tuuu bisabisanya dia kasar sama loba😌
neyla Hasyim
good
Jasmine
hoalahhhh kasihan lova/Sob//Sob//Sob//Sob/
🧸fre_love❦
visualnya seorang cha eunwoo/Hey/
up up up! CRAZY UP!
Duwi Aminah
mungkinkah ada masa lalu yg dilupan lova tentang dirinya dan pak aksa
🧸fre_love❦
up ya up! pen liat plot lagi
🧸fre_love❦
bisa aja!
🧸fre_love❦
mirisnya dealovaa/Sob//Sob/

oiya janlup up ya kak
Jasmine
next Thor seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!